Park Jin Ah POV
Aku meringis sambil membasuh goresan di punggung tanganku. Mino bilang 'aku kenal Hani. Dia tak mungkin melakukan kekerasan fisik'. Aku menggeleng kesal, jadi ini namanya bukan kekerasan fisik ya, Song Mino-ssi? Kau belum mengenalnya. Tetangga dari kecil bukan jaminan kau bisa mengenal si siluman ular kejam jahat terkutuk itu dengan baik. Aku memutar keran air di wastafel sampai berhenti, lalu menatap pantulan diriku sendiri di cermin. Menyedihkan, aku sedih melihat diriku sendiri. Aku tidak menangis, tapi mataku memerah, dadaku sesak, napasku tersendat. Jujur saja, aku benar-benar memikirkan untuk resign sekarang. Lagi pula Yu Jin sudah bekerja di J'S. Gajinya sudah cu—Tidak! Tidak! Aku langsung menggeleng kuat-kuat. Aku tidak boleh menyerahkan semua tanggung jawab keuangan padanya. Dan ingat, Hyo Jin butuh uang untuk semester pendek.
BUM!
Aku kontan menoleh ke arah pintu kamar mandi yang menjeblak tiba-tiba.
"Kunci! Kalian jaga di luar!" titah seorang gadis berambut pendek—yang amat kukenal. Seo Hani.
Hani tersenyum samar begitu pintunya berhasil terkunci, lantas berbalik menghadapku.
"Eh, Jin Ah-ssi! kebetulan sekali," ucapnya dengan ekspresi yang dibuat-buat. Gadis itu berjalan mendekat dan langsung membuatku panik. Tentu saja, memangnya siapa yang bisa tenang di situasi seperti ini? Di ruang kerja yang penuh dengan karyawan saja ia berani membullyku, apalagi kalau hanya berdua, di toilet yang terkunci pula.
Aku berjalan mundur ke wastafel paling ujung, Hani memerhatikan tingkahku itu sambil tertawa. Ia meletakkan tasnya di wastafel yang kutempati tadi dan mengeluarkan lipstik.
"Kenapa sih menatapku begitu? Memangnya aku hantu?" tanyanya sambil memoleskan lipstik di bibirnya yang masih merah sempurna.
Bukan. Kau ular berbisa. Hantu tidak ada apa-apanya dibanding dirimu.
Ia melirik pergelangan tanganku dari kaca. "Jadi," mulainya, sembari berbalik menghadapku dengan tatapan geram. "Kau masih belum melepasnya juga?"
Aku refleks memegangi gelang itu.
"Ini dari Mino. Mino menyuruhku melawanmu, Mino percaya aku bisa melawanmu," ucapku, langsung menyesal sudah mengatakan kalimat sepolos itu dengan nada seketakutan itu. Demi Tuhan, aku sudah berupaya untuk terdengar berani.
"Tentu saja, kau hanya perlu sedikit bubuk keberanian." Ia meniru suara berat Mino, lengkap dengan gerakan tangannya juga. Gadis itu tersenyum. "Begitu, kan?" Ya. Pesis! Bagaimana bisa gadis ini tahu?
Hani yang sedang tersenyum tiba-tiba saja mengubah wajahnya menjadi bringas, tangannya bergerak cepat menangkap daguku dan menghelanya kasar. Aku meringis, mati-matian menahan tangis. Aku benar-benar ketakutan sekarang, dan kesakitan juga, bagaimana jika gadis psycho ini membunuhku?
"Aku tahu. Mino pasti sudah menceritakan soal warisan itu padamu." Hani mengangkat lipstiknya dan menekannya sekuat tenaga di bibirku, membentuk garis lurus dari sudut bibir yang satu ke sudut yang lain. Rasa ngilu luar biasa langsung terasa. Ia terlihat seperti anak TK yang sedang mewarnai dengan krayon, sengaja ditekan supaya pekat. Aku mengerang dan berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Love Lead
FanfictionPerjalanan tiga kakak beradik (Park Yu Jin - Park Jin Ah - Park Hyo Jin) untuk menemukan cinta sejatinya. Author : Salsa