#27 (Confession)

6 1 0
                                    

Park Hyo Jin POV

Acara peresmiannya sudah selesai. Satu per satu tamu undangan meninggalkan ruangan, namun ada juga yang tetap bertahan untuk mengobrol atau menikmati hidangan. L.Joe naik ke lantai dua dan langsung disambut dengan teriakan-teriakan meriah oleh teman-temannya. Baekhyun menghampirinya dan berusaha mengangkat anak itu ke udara, "Heh, ayo bantu aku!" teriak Baekhyun kepada yang lain.


Semuanya maju dan berbondong-bondong mengangkat L.Joe, sembari memberikan selamat dalam bentuk hinaan konyol super heboh nan bersahabat. Chanhee mengacak rambut L.Joe, Myungsoo mengguncang badan mungilnya, Jin menyiramnya dengan pepsi, dan lain-lain. Mereka semua tertawa, dan L.Joe tersenyum paling cerah di antara mereka. Jujur saja, pemandangan ini membuatku benar-benar iri, aku tak pernah punya teman sebanyak yang dia punya. Well, nyatanya aku bahkan tak punya satu pun teman yang benar-benar dekat.


"Mana Jonghwan?" L.Joe memutar kepalanya dan mengecek temannya satu per satu.

"Dia tidak bisa dihubungi," kata Tao, mengangkat bahu.

"Myungsoo Hyung bilang dia juga tidak ada di rumah," tambah Jungkook. L.Joe menoleh pada Myungsoo yang langsung mengangguk membenarkan. L.Joe mengernyitkan dahi. "Aneh. Apa dia tak cerita apa-apa pada kalian?" Mereka semua saling berpandangan dan menggeleng pada L.Joe.


Pria itu terlihat benar-benar khawatir, dan saat itu matanya tak sengaja bertemu dengan milikku.


"Aku senang kau masih di sini," katanya sembari berjalan mendekat.

"Mereka semua menahanku, jadi, yeah..." Aku mengangkat bahu tak acuh. "...terpaksa."


L.Joe tersenyum mencibir, "Haruskah aku memulainya sekarang?" Ia bertanya entah kepada siapa, matanya melirik teman-temannya. Lalu setelah itu, mereka semua dengan kompak mengeluarkan cengiran penuh arti. Ini mulai membuatku penasaran, apa yang akan dia lakukan? Oke, aku tahu dia akan menyatakan cintanya, memintaku jadi pacarnya atau apalah... tapi kenapa sampai mempersiapkan 'banyak hal'? Apa yang akan dia lakukan?


Saat itu, tiba-tiba saja semua lampu mati dan jendela tertutup, ruangan restoran menjadi benar-benar gelap dalam sekejap. Beberapa pengunjung di lantai bawah menjerit karena terkejut.


"L-L.Joe!" Aku mengulurkan tangan dan mencoba menggapai pria yang tadi berdiri di depanku itu. Ini mulai menyeramkan. Tak bisa melihat apa-apa itu menyeramkan. Aku berjalan selangkah dan langsung membentur kursi.


"L.JOE, INI TIDAK LUCU!" teriakku panik. Tak ada suara apa pun dari lantai dua, entah semua pria itu sengaja menahan napas atau malah meninggalkanku sendirian. Benar-benar!


Tuk tuk tuk


Terdengar suara mikrofon yang diketuk, L.Joe mengatakan 'tes' beberapa kali sebelum bicara dengan nada terhibur. "Tentu saja ini tidak lucu. Siapa bilang aku sedang melucu?"


"Maaf semuanya, aku harus mematikan lampunya dulu, tapi tenang saja.. aku akan memberikan tontonan yang menarik sebagai gantinya."


"Oke, mari kita mulai..."


Sesaat setelah itu, lampu sorot di atas L.Joe menyala—entah bagaimana dia sudah berada di bawah lagi, di atas panggung. Pria itu mengarahkan tatapan matanya padaku dan tersenyum lembut.

Let Love LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang