Park Hyo Jin POV
Lafrein cafe. Desain luar kafe ini sangat minimalis. Jika saja mobil-mobil sport itu tidak berjejer di depannya, mungkin aku akan langsung menelepon Jill dan menyuruhnya menemaniku masuk. Ya, di parkiran kafe mungil bertuliskan 'Lafrein' itu beberapa mobil mewah terparkir, seakan meyakinkanku bahwa putra bungsu pendiri J'S itu memang biasa menyesap kopi di sini.
Begitu aku masuk, tiba-tiba saja lagu 'wolf' milik Exo terputar. Seketika itu juga aku mendengus, entah bagaimana aku merasa seperti sedang disindir oleh kafe ini. Wolf artinya serigala. Dan serigala itu berasal dari keluarga canidae, yang berarti satu keluarga dengan rubah. Mungkin karena terlalu sering diomeli dengan sebutan 'rubah betina' oleh Yu Jin, aku jadi sangat sensitif tiap mendengar seseorang menyebutkan spesies apa pun dari keluarga canidae itu. Ditambah lagi tujuan utama kedatanganku ke sini adalah menjerat playboy kelas atas demi 300.000 won.
Tunggu dulu. 300.00 won? Kenapa aku menyetujui bayaran sekecil itu? Kalau dihitung-hitung, harganya sangat tidak sesuai. Aku pasti akan membutuhkan beberapa hari untuk menjalankan misi ini. Jadi aku harus memikirkan biaya akomodasi tiap ingin bertemu dengan L.Joe. Lalu agar tetap terlihat cantik di hadapannya, aku jelas tak bisa menaiki bus umum apalagi berjakan kaki, dengan kata lain aku harus menaiki taksi setiap hari sementara bayaranku yang 300.000 won itu hanya cukup untuk membeli satu buah tas saja. Apa sebaiknya aku meminta tambahan bayaran pada Jill dan mengancam mogok kerja saja?
Aku melangkah santai memasuki kafe. Selain lagu wolf itu, suara tawa sekumpulan pria muda yang menyabotase sekitar tiga deret meja di sisi kanan terdengar menggelegar. Salah satu dari mereka berdiri memperagakan sesuatu, lalu tiba-tiba semuanya tertawa lagi—kali ini lebih keras. Melihat dari pakaian bermerek dan wajah mereka yang bersih mulus, sudah bisa dipastikan mereka ini adalah sekumpulan anak pengusaha yang membentuk geng. Dan aku yakin sekali anak bungsu J'S itu tersempil di antara mereka.
Aku berjalan lurus tanpa menghiraukan sisi kanan yang berisik, lantas duduk di meja yang terletak persis di tengah ruangan. Lampu kafe yang terpasang tepat di atas mejaku membuat meja yang kutempati ini menjadi lebih bercahaya ketimbang meja yang lain. Tempat yang sempurna untuk menjadi pusat perhatian. Kata Jill, aku hanya perlu duduk dengan gelisah tanpa perlu melakukan apa-apa dan 100% L.Joe akan datang menghampiriku. Benar-benar playboy sejati.
Setelah beberapa saat melihat menu, aku memesan kopi dan tiramisu yang enggan kulihat harganya. Pelayan itu pun berlalu dari mejaku sambil membawa buku menunya. Detik itu juga aku merasa benar-benar mati gaya. Kalau ada buku menu kan aku bisa pura-pura sibuk melihat menu, kalau begini apa yang harus kulakukan? Ini sudah dua puluh menit, dan aku benar-benar tak bisa menunggu lebih lama lagi. Apa aku saja yang menghampiri manusia-manusia itu dan menanyakan 'mana yang namanya L.Joe?'
Saat sedang berpikir begitu, pesananku tiba. Ini benar-benar kelewatan. Sepertinya L.Joe baru akan menghampiriku saat tiramisu ini habis. Atau malah tak menghampiriku sama sekali. Sial! Lalu siapa yang akan membayar ini semua? Demi Tuhan, rasanya aku harus berlari ke rumah Jill dan menjambaknya. Dia harus membayar waktu dan pesananku jika sampai benar L.Joe tidak menghampiriku. Aku menghela napas dan menyendok tiramisuku tanpa selera saat...
"Kau sendirian?" Aku mengangkat wajahku dari piring dan menatapnya penuh penilaian. Dia manis, saking manisnya aku sampai mual dengan rasa cream tiramisu di mulutku. Dia juga terlihat sangat muda dan dari wajahnya yang polos aku jadi ragu kalau pria ini pernah mencium perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Love Lead
FanfictionPerjalanan tiga kakak beradik (Park Yu Jin - Park Jin Ah - Park Hyo Jin) untuk menemukan cinta sejatinya. Author : Salsa