#23 (Tertekan)

7 1 0
                                    

Park Hyo Jin POV


Selamat malam


Sudah bangun? Jangan lewatkan sarapan! Mau jalan-jalan hari ini?


Kau sesibuk apa sih sampai tidak membalas pesanku?


Hei, keluar sekarang. Aku di luar.


Sepertinya kau tidak ada di rumah, aku pulang.


Bisakah sekali saja kau jawab teleponku? Ada apa, Hyo? Ada chaos lagi di rumahmu? Atau jangan-jangan kau marah padaku?


Hei, selamat malam lagi..... dan tolong beri tahu aku apa salahku.


Besok peresmian restoran, kau bisa datang? Aku tidak bisa menjemputmu, ada beberapa hal yang harus kupersiapkan sendiri. Beri tahu aku jika kau bisa datang.


Please, jawab. Kau harus datang. Beri tahu aku kau akan datang. Ada sesuatu yang ingin kukatakan langsung.


Hyo, jawab teleponku.


Itu adalah sederetan pesan dari L.Joe sejak kemarin lusa. Dan semuanya kuabaikan. Dia benar-benar manis dan sejujurnya berkali-kali membuatku nyaris luluh—aku bahkan sempat mengetik pesan balasan dan hampir mengirimnya.


Aku membaca deretan pesan itu sekali lagi, satu per satu, dengan penuh penghayatan, lalu tersenyum sedih. Aku tak bisa membayangkan apa yang pria itu rasakan sekarang. Dia menungguku hampir dua jam kemarin, sambil melongok-longok di depan pagar. Sementara aku cuma mengintip di balik gorden.


Saat sedang membayangkan itu, tiba-tiba saja ponselku berbunyi. L.Joe menelepon untuk yang kedua puluh satu kalinya. Aku tak menjawab, cuma menggerakkan ibu jariku dua inci di atas kursor hijau. Aku benar-benar merindukan suaranya.


Nada deringnya berhenti.


Aku menghela napas. Ini yang terbaik, Hyo. Percayalah ini yang terbaik. Dia sendiri yang bilang kalau semua pria menginginkan gadis baik. Carilah gadis yang baik, dasar payah! Lihat siapa yang mengemis padaku sekarang!


Ponselku berbunyi lagi.


Lihat betapa gigihnya anak in—itu bukan L.Joe, tapi Jill. Yang meneleponku kali ini adalah Jill. Siapa Jill? Tunggu! Jill! Aku mengingatnya. Dia yang sudah mempertemukanku dengan L.Joe. Dia menyuruhku balas dendam karena dicampakkan L.Joe. Dia... hei, bagaimana bisa aku melupakan anak ini?


Aku segera mengangkatnya.


[Hyo Jin!!!] sapanya ceria.

"Kenapa?"

[Dingin sekali sih.]

"Aku tak punya waktu. Apa maumu?"

Let Love LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang