Spesial chapter lagi nih, aku belum siap buat ngeluarin suho, chanyeol ama jongin nya :v jadi baca ini dulu :)
Moga ga bosan, soalnya 2k lebih nih.
Oke, jangan lupa voment. Ku tunggu notif kalian~
oOo happy reading oOo
"Eomma! Appa!" sebuah teriakan melengking menggelegar memasuki gendang telinga sepasang remaja yang sedang tertawa bermain ayunan bersama.
Tawa mereka berhenti ketika melihat seorang anak kecil berlari ke arah mereka dengan memeluk boneka beruang kesayangannya. Kedua remaja itu tersenyum lebar kearahnya, dan menyambut kedatangannya.
"Woaah uri Woomi, sudah selesai makan hm?" tanya remaja laki-laki yang menyambutnya dengan menggendong anak kecil tersebut dan mendudukinya di ayunan sebelah remaja yang satunya.
Anak kecil itu mengangguk antusias menatap kedua orang di depannya dengan senyum lucunya. "Woomi makan banyak loh, sesuai perintah eomma!" jawab Woomi lantang membuat kedua remaja disana terkekeh mendengarnya.
"Benarkah? Wah, Woomi pintar. Sering-seringlah menuruti eomma dari pada appa mu itu ya?" ucap seorang gadis yang mengelus kepala Woomi rembut dan sembari melirik lelaki yang sudah menatap tajam kearahnya dengan gaya berkacak pinggang.
"Apa maksudnya Woomi tidak boleh menuruti ku?" sahut lelaki itu tidak terima.
Gadis itu tersenyum memandangi lelaki yang mash menatapnya tajam, lalu memalingkan wajahnya kearah Woomi yang sedang menatap mereka berdua bergantian.
"Kau selalu mengajarkan Woomi untuk menjaili ku, bagaimana ia bisa besar dengan baik kalau kecil saja sudah di ajarkan nakal seperti mu" jawab gadis itu enteng, membuat lelaki yang mendengarnya melotot hendak memprotes.
"Yak! Ka--"
"Eomma, appa! Ayo duduk di tengah-tengah sana!"
Perkataan lelaki tadi terpotong oleh Woomi yang sedang menunjuk hamparan taman luas yang sering di gunakan anak-anak untuk sekedar piknik bersama. Kedua orang itu mengangguk, mengabaikan pertengkaran kecil mereka tadi, dan menggandeng tangan Woomi bersebelahan menuju tempat yang anak kecil itu inginkan.
"Aku akan mengambil alas untuk kita. Ara, kau dan Woomi tunggulah disini sebentar." Ara mengangguk dan setelah itu lelaki tadi berlari menuju kedalam rumah untuk meminta sebuah tikar pada bibi Hani –pemilik panti asuhan.
"Itu lulu appa!" seru Woomi ketika melihat Luhan keluar dari panti dengan membawa tikar, senyum merekah dikala ia melihat kedua orang itu menunggu dirinya.
"Maaf, aku lama. Bibi kesusahan mencari ini tadi." Ucap Luhan ketika ia tiba disana, dagunya menunjuk tikar yang berada di tangannya.
"Hm tak apa, cepat rentangkan. Aku pegal berdiri dari tadi." Keluh Ara, membuat Woomi yang berada di sampingnya tertawa kecil melihat wajah lucu eommanya yang sedang mengeluh.
Luhan menatap Ara sekilas lalu fokus membentangkan tikar untuk mereka, "Woomi yang masih kecil saja kuat. Masa kau yang sebesar itu tidak? Cih!"
Ara memutar bola matanya malas, tiada hari tanpa lelaki itu mengatainya. "Aku malas berdebat dengan mu!"
"Siapa juga yang ingin berdebat, percaya diri sekali!"
"Lulu!"
"Apa?"
"Ck" Ara berdecak kesal, menghentakan kakinya sebelum menuju tikar dan membawa Woomi untuk duduk. "Duduklah sayang, sini di samping eomma."
Woomi tersenyum bahagia dengan senang hati ia langsung menjatuhkan bokongnya di samping kiri Ara, sedangkan Luhan berada di samping kiri Woomi. Woomi memandangi langit, penuh dengan bintang, indah, itulah yang berada di pikiran anak kecil itu sehingga mampu membuat senyum merekah di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET PEA » Byun Baekhyun
Fanfic[COMPLETED - TAHAP REVISI] (FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Namaku Byun Baekhyun. Semua kehidupanku berubah saat gadis itu datang di keluargaku, saudara tiriku Park Ara. Tidak pernah benar dalam melakukan apapun, semua pertanyaan masih menumpuk di pikiran k...