CHAPTER 15

1.3K 144 2
                                    

jangan lupa vote, dan spam komen.

aku suka bacain komen dari kalian hehe.

oOo happy reading oOo

suara deruan nafas terdengar dari lelaki yang tengah terbaring di atas ranjang dengan menutup wajah menggunakan bantal, jam menunjukan pukul 4 pagi dan dia tak dapat menutup matanya saat sedari tadi tiba di rumah.

"Haish, mana mungkin jadi begini!" ia melempar bantal ke sembarang arah dan mengubah posisi menjadi duduk, tangannya terangkat mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

"Jadi mereka tidak berpacaran?" gumamnya sendiri, kepalanya menoleh ke arah balkon. Lelaki itu beranjak berdiri dan melangkahkan tungkainya keluar menuju balkon. Ia menengadah, matanya menangkap langit yang samar masih menampilkan bintang-bintang.

Lelaki itu menutup matanya disaat sekelebat ingatan menghantam kepalanya, ia menghela nafas berat. Kedua tangannya bertumpu pada pembatas balkon, kali ini ia menatap lurus ke depan.

"Jad sekarang... apa yang harus aku lakukan?" ia mulai bergumam pada dirinya sendiri.

"Rasanya aneh melihat dia dekat dengan Baekhyun dan Lay."

Ia kembali menghela nafas dan kembali menatap langit. Mencoba menerka-nerka perasaan yang saat ini muncul di hatinya.

"Apa aku me—" lelaki itu menggeleng cepat, mengusir pikiran gila itu dari otaknya. "Aku tidak mungkin menyukainya."

Kepalanya terangkat, "Tapi... rasanya dia mirip seseorang"

Alis lelaki itu menyatu memperlihatkan bahwa ia tengah berpikir keras sekarang, tak lama ia kembali mengacak rambutnya frustasi dan masuk ke dalam kamar.

"Heish kenapa susah sekali untuk mengingat itu?!" Ia membantingkan tubuhnya ke ranjang dan memaksa matanya untuk tertutup.

"Jika benar aku menyukai nya... aku tak mungkin bersaing dengan Lay..."

".....dan Baekhyun."

oOo

Baekhyun menuruni tangga perlahan, ia tak sengaja melewati kamar Ara dan tak melihat gadis itu disana dan mungkin gadis itu ada di bawah.

Baekhyun menatap ruang keluarga, kosong. Disana tidak ada gadis itu, ia berjalan menuju dapur. Belum sampai dapur, langkah Baekhyun terhenti. Ia langsung bersembunyi di balik pembatas dapur, melihat apa yang sedang Ara lakukan.

Kenapa kau selalu menyembunyikan sakit mu?

Ara sedang duduk di meja makan dengan sebuah air segelas dan obat yang berceceran di atas meja, Ara menatapnya dengan tatapan kosong, gadis itu melamun namun entah melamunkan apa.

Apa dengan ini semua aku akan sembuh? Nyatanya tidak kan?

Jika meminum ini tidak menyembuhkan, untuk apa aku meminumnya lagi?

Ara berperang di dalam pikirannya, menimang antara meminum atau tidak. Jika bisa Ara lebih memilih untuk tidak meminum obat tersebut, karena nyatanya dia tak akan bisa bebas. Namun bayangan kedua orang tua angkatnya kembali menghantui pikirannya, ia tak ingin membuat mereka bersedih, mungkin...sedikit optimis tidak masalah.

Ara menghela nafas sebelum meneguk satu persatu obat yang diberikan Junmyeon padanya tempo hari, matanya menutup merasakan sensasi pahit khas obat yang menyerang tenggorokannya.

Setelah meminum obat, Ara membereskan bekasnya sehingga tidak ada yang mengetahuinya. Apalagi Baekhyun, Ara tidak mau lelaki itu tahu tentang ini. jangan sampai.

SWEET PEA » Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang