Bantu saya memberantas typo, boleh?
Happy Reading
Nafas Baekhyun tercekat saat melihat rumah dalam keadaan kosong, Ara benar-benar tidak ada di rumah. Laki-laki itu melempar tasnya kesembarang arah dan kembali berlari menuju jalan, lebih tepatnya area toko buku yang berada dekat dengan perumahannya. Ara tidak mungkin berkeliaran lebih jauh dari sana.
Jam menunjukan pukul 19.45, matahari sudah turun beberapa menit yang lalu dan menyisahkan kegelapan. Baekhyun masih tidak berhenti menelusuri jalan, pikiran nya kacau. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan gadis itu? Sudah di pastikan bahwa kepalanya akan di penggal saat itu juga.
Saat melewati taman, tatapannya terhenti pada satu objek. Seorang wanita yang tengah terduduk sendirian dan terlihat ketakutan, tidak perlu menebak itu pasti Ara. Baekhyun mendekati gadis tersebut, tarlihat kacau sama seperti dirinya yang berlari kesana-kemari.
Ara menangis dalam diam, bahkan Baekhyun sempat iba melihat nya. Dia sempat menyesal karena sudah membentak gadis itu tadi pagi.
"Kau baik-baik saja?" tanya Baekhyun sembari duduk di samping Ara.
Ara mendongak dan menatap Baekhyun di sampingnya, tanpa menjawab dia langsung memeluk orang itu. Ya, dia sangat ketakutan. Membayangkan betapa banyak orang jahat yang berkeliaran di jalan, itu sangat mengacau pikirannya saat ini.
Baekhyun terdiam, sempat ingin melepaskan pelukan gadis itu namun dia tahan karena saat ini situasinya berbeda.
"Aku... Aku takut... " ucap gadis itu lirih namun dapat terdengar oleh Baekhyun.
"Sudah ku bilang kau harus menelpon ku jika memerlukan sesuatu, kenapa kau malah keluar dari rumah?"
"Aku... Aku.." gadis itu tanpak tidak dapat berbicara lagi.
Mau tidak mau, Baekhyun menghela nafas dan mengusap kepala gadis yang tengah ketakutan itu. "Sudahlah, ayok kita pulang."
***
"Jadi... Dia lupa jalan pulang?"
"Ya, aku hampir gila karena mencarinya."
Seperti biasa, Baekhyun akan menghabiskan waktu dengan Lay di kantin untuk menceritakan Ara, si gadis yang tidak berguna itu. Karena hanya Lay yang mengetahui kehadiran Ara sebagai anggota keluarga barunya.
"Setidaknya dia tak bertemu dengan orang jahat, kau sudah bersyukur." Lay kembali menyeruput minumannya, kemudian mulai memakan sarapan mereka.
Baekhyun menghela nafas, makanan di depannya tidak di sentuhnya sama sekali. Rasanya untuk makan saat ini sangat tak bergairah, mengingat kemarin dia hampir gila jika tidak menemui Ara.
"Sudahlah, sekarang dia akan baik-baik saja" ucap Lay berusaha menenangkan, ketika dia melihat Baekhyun seperti boneka hidup.
"Baik? Dia bahkan hampir membanjiri rumah karena membiarkan keran air menyala semalaman. Kau bilang akan baik?!"
Lay tertawa kecil, sahabat nya ini sangat-sangat menghiburnya jika menceritakan kecerobohan saudari tirinya itu.
"Aku yakin dia akan baik dalam beberapa waktu."
"Ya, semoga."
***
Seorang gadis tengah bersatu dengan meja belajarnya, menghabiskan waktunya untuk menulis apapun yang dia pikirkan dan menjadikannya sebuah cerita.
Tidak ada yang bisa dia lakukan selain mengurung diri di dalam kamar sebelum saudara tirinya itu pulang, dia tidak ingin memancing kemarahan laki-laki itu lagi jika dia bertindak ceroboh dan pelupa. Seperti kemarin.
"Mengapa aku selalu lupa?" gumamnya sembari menghentikan kegiatannya.
Setelah membereskan seluruh peralatan tulisnya tadi, Ara langsung merebahkan dirinya di ranjang. Rumah sebesar ini hanya dihuni olehnya dan Baekhyun? Sangat hampa.
Orang tua angkatnya akan pulang dari dinas besok, setidaknya Ara akan bernafas lega saat melihat ayah dan ibu angkatnya berada disini.
Sekarang tepat pukul 16.45 menandakan bahwa Baekhyun akan sampai dirumah 15 menit lagi.
Seperti perkiraan nya, tepat pukul 5 suara pintu depan terbuka. Itu menandakan Baekhyun telah pulang, entah mengapa bahagia rasanya saat mendengar laki-laki itu kembali dari sekolah setelah seharian meninggalkan dirinya sendirian di rumah.
Ara meloncat dari kasur dan berjalan menuju lantai bawah untuk menyambut kedatangan Baekhyun. Jika dilihat, Ara sebenarnya adalah perempuan cantik yang tidak memiliki kekurangan satupun. Namun nyatanya, dia hanyalah gadis pelupa dan selalu salah dalam melakukan apapun selain mengomentari masakan Baekhyun dan menulis apa yang dia pikirkan.
Baekhyun terlihat berada di dapur tengah menuangkan air mineral ke dalam gelas. Ara hanya memandanginya dari sekat yang menghubungkan dapur dengan ruang keluarga.
"Ada apa?" tanya Baekhyun tiba-tiba.
Ara sempat terkejut saat Baekhyun menanyainya dengan tiba-tiba. Sepertinya laki-laki itu sudah mengetahui keberadaan Ara disana.
Karena sudah terlihat, Ara memutuskan untuk mendekati Baekhyun. "Tidak, aku ingin minum tadi" alasan, ini hanya alasan Ara.
"Ku pikir kau lupa caranya minum."
Terkadang Ara kesal dengan apa yang dikatakan Baekhyun untuk mengejeknya. Tapi bagaimana lagi, itu memang kenyataan dia orang yang pelupa. Tapi bukan berarti dia lupa cara untuk bertahan hidup.
"Kau mau makan apa malam ini?" tanya laki-laki itu kemudian.
Ara terdiam sesaat untuk meneguk minuman hingga tandas. "Terserah kau saja."
"Aku sedang malas untuk masak, kau mau makan diluar?"
Ara tertegun, merasa shok ya bisa jadi. Apa barusan Baekhyun mengajak nya keluar? Ini adalah pertama kalinya.
Tentu saja Ara mau...
To be continue . . .
Q : Favorit kamu di EXO?
Me : Always Baekhyun.
Regrads,
Yanara.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET PEA » Byun Baekhyun
Fiksi Penggemar[COMPLETED - TAHAP REVISI] (FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Namaku Byun Baekhyun. Semua kehidupanku berubah saat gadis itu datang di keluargaku, saudara tiriku Park Ara. Tidak pernah benar dalam melakukan apapun, semua pertanyaan masih menumpuk di pikiran k...