CHAPTER 20

1.1K 131 10
                                    

Lupakan target, aku Cuma bercanda hehe :)

Tapi spam komen dong, lagi pengen baca komenan kalian nih :v

Tenangin diri dulu sebelum baca :(

oOo happy reading oOo

Baekhyun berdiri mematung, di depannya terlihat seorang gadis terbaring lemas dengan wajah damai nan pucatnya, hati Baekhyun mencelos dikala ia melihat peralatan medis yang menempel di tubuh gadis itu.

dengan mengabaikan lebam di wajah dan sakit di sekujur tubuhnya, Baekhyun melangkahkan tungkainya mendekati ranjang Ara. Ruangan itu sangat sunyi, Baekhyun hanya di temani dengan suara dari alat pendeteksi detak jantung saja, mendengar suara alat itu memberikan informasi bagamana kuatnya detak jantung Ara saja membuat Baekhyun kehabisan kata-kata.

Sedangakn Chanyeol, Sehun, Jongin dan Lay sudah berpamitan kembali ke sekolah untuk mengambil tas dan membawa keperluan Baekhyun dan Ara disini. Mereka memutuskan tidak memberitahukan ini kepada kedua orang tua Baekhyun, karena terlalu beresiko. Sedangkan Suho, setelah memberikan pelajaran kepada Baekhyun dengan brutal sampai-sampai mungkin Baekhyun akan meregang nyawa jika ke-empat sahabatnya tidak menghentikan amukan tersebut. Suho sekarang tengah mengurus pasien lainnya, dn mengurus semua dokumen Ara.

Rasa menyesal kini telah menggerogoti hati Baekhyun, memori berputar di kepalanya saat kejadian-kejadian dimana ia selalu membentak dan memarahi Ara bermunculan. Saat itulah ia merasa menjadi gagal sebagai saudara, Baekhyun sudah keterlaluan. Andai saja ia tidak mementingkan ke-egoisannya dan rasa irinya kepada Ara mungkin gadis itu tidak tertekan saat bersama Baekhyun.

Baekhyun mendaratkan bokongnya untuk duduk di kursi yang telah di sediakan di samping ranjang, matanya terus menatap ke arah Ara. Dalam hati Baekhyun tak berhenti memanjatkan doa agar gadis di depannya ini segera membuka mata dan berhasil keluar dalam masa kritisnya.

"Maaf..." lirih Baekhyun, ia merasa matanya memanas. Persetan dengan ejekan 'cengeng' jika ia menangis. Baekhyun tidak peduli.

Lelaki juga bisa menangis, Baekhyun sangat menyesal. Semua perlakuan buruknya kepada Ara sangat ia sesali. Ia tidak tahu lagi apa yang akan ia beritahukan kepada orang tuanya jika Ara tidak membaik dalam 24 jam ini. kini Baekhyun hanya bisa mengharapkan keajaiban dari Tuhan.

"Maafkan aku..." Baekhyun menunduk, mengontrol nafasnya yang terasa sesak di dada. Sakit, Baekhyun merasa sakit saat melihat Ara terbaring lemah seperti ini.

"Seharusnya aku menolongmu."

"Seharusnya aku yang membela mu."

"Seharusnya aku tidak meninggalkan mu."

"Seharusnya aku sadar..."

"Ara...tolong jangan tinggalkan aku."

"Ku mohon..."

Runtuh, tembok yang Baekhyun bangun dengan kokoh nya kini telah runtuh. Baekhyun menangis, tangannya perlahan mengenggam tangan Ara yang bebas. Dingin, itu yang Baekhyun rasakan saat menyentuh tangan pucat itu. Baekhyun menggenggamnya dengan kuat, berharap dapat berbagi kehangatan dengan Ara.

"Ku mohon Ara, bangun lah.." Baekhyun mengangkat tangan Ara dan mengecupnya, membiarkan bibirnya bertahan di punggung tangan itu, tidak lupa dengan mata yang sudah berair.

Baehyun menarik nafasnya perlahan, ia menghapus air matanya dan menatap Ara dengan tatapan sendu. Tangan kirinya terangkat mengelus pipi Ara yang pucat pasi, Baekhyun berusaha mengangkat ujung bibirnya untuk tersenyum.

"Dimana Ara yang cerewet huh?"

"Buka mata mu, aku berjanji tidak akan memarahi mu lagi.. aku berjanji.."

SWEET PEA » Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang