Wawawa, udah chapter 40 aja :')
Adayang nungguin ga? Absen dulu absen!
Oke, silahkan di baca gaisss. Maafkeun kalau ada typo yash. [kalau ada typo kasih tau ya, biar langsung aku benerin :)]
oOo happy reading oOo
mendengar bel istirahat berbunyi, secepatnya Ara memasukan buku kedalam tas. Jujur, perutnya sudah lapar walaupun tadi pagi sudah sarapan. Setelah memastikan buku dan pertalatan menulis sudah ia amankan, gadis itu berbalik ke arah kanan dimana masih ada Baekhyun yang sibuk membersihkan mejanya dengan santai.
"Baek, a—"
"Baek, ayo ikut kami!"
Belum sempat Ara meneruskan kata-katanya. Tiba-tiba saja Sehun dan Jongin datang dengan menarik tangan Baekhyun, membuat Ara mengurungkan niat untuk mengajak lelaki byun itu menuju kantin dan malah berdiam menatap Baekhyun yang di seret paksa karena tak mau mengikuti keduanya.
Gadis itu berbalik ke arah kiri berniat mengajak Hanseul, namun sayang Ara lupa jika gadis Do itu sudah keluar kelas duluan menuju toilet. Ara menunduk, memegang perutnya dengan bibir mengerucut. "Kau lapar tidak?" gumamnya pada perutnya sendiri.
"Ara, kau tidak istirahat?"
Ara mendongak dan mendapati Chanyeol berada di depan mejanya dengan mengangkat alis, Ara mengerjab beberapa saat lalu tersenyum. "Aku baru saja ingin ke kantin." Jawabnya dengan beranjak dari duduknya.
Chanyeol mengangguk lalu ikut tersenyum, "Kalau begitu ay—"
"Ara, ayo kek kantin!"
Ucapan Chanyeol terpotong karena seseorang yang tiba-tiba saja datang dan duduk di kursi Baekhyun dengan senyum, tak menyadari ada Chanyeol disana.
Ara menatap orang itu dengan mengerjab beberapa kali, "Luhan kenapa datang ke sini?" tanya Ara bingung.
Luhan bangkit dan merangkul Ara, "Memangnya tidak boleh?" tanyanya.
Gadir itu menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, bingung karena telah mengeluarkan pertanyaan yang salah. "Ah, bukan itu maksud ku."
Chanyeol yang merasa sudah tak pantas berada disana hanya bisa tersenyum kecut, memandangi wajah Ara yang bersemu merah dikala Luhan mencubit pipi gadis itu dan mereka berdua tertawa bersama. Ah sungguh, apakah keberadaan Chanyeol benar-benar tak di sadari?
Lelaki bertelinga besar itu menatap Luhan lalu beralih kearah Ara dengan sendu, "Kalau begitu aku duluan." Pamitnya tanpa mendengar jawaban kedua orang tadi bahkan tak melihat ekspresi terkejut dari Ara dan Luhan.
"Jadi tadi ada Chanyeol?" tanya Luhan terkejut.
Ara mengangguk dengan meringis kecil, merasa bersalah pada Chanyeol. Ara tau lelaki bertelinga besar itu pasti sedang marah, mendengar nada saat ia pamit tadi.
"Kalau begitu ayo kita ke kantin, kau pasti laparkan?"
Ara mengangguk dan tersenyum, "Ayo."
Keduanya keluar dari kelas Ara, semua pasang mata menatap mereka dengan tatapan bertanya-tanya, bagaimana tidak seluruh sekolah tahu bahwa Ara itu adalah kekasih Baekhyun. Lalu sekarang? Mengapa malah bersama Luhan, dirangkul pula.
Ara yang merasahsedikit risih karena selalu ditatap perlahan menjauhkan diri dari Luhan agar rangkulan lelaki china itu terlepas. "Jangan merangkul ku." Ucapnya.
Luhan menoleh kearah Ara dengan alis terangkat, "Kenapa? Kau tidak senang ku rangkul?" tanyanya kembali menarik Ara agar mendekat kearahya dan merangkul gadis itu lebih erat. Dan tersenyum tanpa dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET PEA » Byun Baekhyun
Fiksi Penggemar[COMPLETED - TAHAP REVISI] (FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Namaku Byun Baekhyun. Semua kehidupanku berubah saat gadis itu datang di keluargaku, saudara tiriku Park Ara. Tidak pernah benar dalam melakukan apapun, semua pertanyaan masih menumpuk di pikiran k...