S A T U

17.4K 506 14
                                    

Ruang BK

Brak

Meja ruang BK sengaja digebrak oleh seorang wanita paruh baya. Gebrakan meja tersebut berhasil membuat kedua orang murid itu kaget sekaligus terdiam menatap bu Heni dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.

Bu Heni adalah Guru BK di SMA Pelita yang terkenal ketegasannya membuat siswa SMA pelita tidak ingin membuat onar kecuali Athalla dan Athaya.

Bu Heni menatap kedua murid tersebut dengan tatapan tajam. Lalu bu Heni membenarkan kacamatanya yang agak melorot. “Apa kalian tidak capek ribut terus setiap hari?”

Athalla Radithya Alfariz adalah cowok badboy memiliki wajah yang tampan, jangkung, otaknya lumayan ngisi, dan terkadang orangnya cool kadang juga suka bikin ribut dengan Athaya. Anak pemilik sekolah SMA Pelita yang membuat dirinya menjadi salah satu most wanted boy di SMA Pelita.

Athaya Jelita Kusuma, bisa dibilang cewek biasa tetapi rada nakal, tomboy, cantik, sedikit tinggi, dan periang.

“Bukannya gimana gimana ya, Bu. Saya juga gak mau terus terusan ribut. Tapi anak ini ngajak ribut terus, Bu.” tunjuk Athalla pada Athaya.

Bu Heni yang sudah lelah pun hanya bisa pasrah mengelus dada.“Ceritakan kenapa kalian bisa terus menerus ribut seperti ini?”

Athaya tersenyum smirk, melirik pada Athalla. “Athalla duluan bu.” tunjuk Athaya pada Athalla.

“Heh Jelita jerawat lima juta lo duluan yang cari masalah sama gue.”

Jerawat lima juta atau juga jelita adalah panggilan musuh dari Athalla untuk Athaya, sedangkan panggilan musuh Athalla adalah Radit si rakus pedit.

“Seenak jidat aja lo kalo ngomong nyih, gue gak jerawatan! Dasar rakus pedit!” kata Athaya tak terima.

Athalla melotot balik. “Heh gue kagak medit! Kagak rakus juga situ ka–”

“Kalian berdua! Ibu tuh butuh penjelasan bukan seperti ini! KALIAN DENGAR TIDAK!” tegas bu Heni. Bu Heni merasa kupingnya sangat panas akibat perdebatan ini. Rasanya bu Heni ingin mengarungi kedua murid tersebut lalu membuangnya ke kali.

“Cepat kasih ibu alasan, sebelum sebelumnya alasan gara gara sambal bakso, kemarin soal tas milik Athaya di tiang bendera, sekarang apa?” kata Bu Heni pada kedua murid tersebut.

Flashback on

Athalla melihat ke arah meja Athaya. Dia melihat Athaya yang sedang menunggu makanannya datang. ide jahilnya terlintas.

Athalla menghampiri bakso mang Udin. Athalla tahu, Athaya setiap istirahatnya pasti memesan bakso mang Udin, karena makanan tersebut adalah makanan favorit Athaya.“Eh mang Udin. Mang itu tadi kata Athaya, baksonya pake sambal yang banyak, katanya sih dia pengen belajar makan pedes.” bohong Athalla.

Mang Udin mencari cari raut kebohongan di wajah Athalla. Akan tetapi, mang Udin tidak menemukannya. “Bener? Neng Athaya 'kan nggak suka makan pedes.” tanyanya.

Aduhh mang 'kan tadi saya bilang, Athaya mau belajar makan pedas.” Ucap Athalla menyakinkan.

Mang Udin mencampurkan baksonya dengan sambal dan kecap, karena Athaya biasanya jika membeli bakso pasti selalu pakai kecap.

Athalla tidak sabar ingin melihat ekspresi Athaya yang meledak ledak. Menurut Athalla, ekspresi Athaya yang sedang meledak ledak itu gemas. “Cepet mang! Kasian dia udah lapar.” suruh Athalla.

Pak Udin mengantarkan baksonya ke Athaya. Sedangkan Athalla kembali ke tempat semula yang ia duduki.

Athaya mengambil alih baksonya. Athaya tak sabar ingin memakannya, apalagi sekarang dirinya sedang lapar. “Mang seperti biasakan?” tanya Athaya lalu melahap baksonya.

ATHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang