Sekarang Athaya sudah berada dirumahnya dengan selamat. Ia pergi dengan Gilang ke supermarket sebelum ke rumahnya. Kini kulkasnya sudah terisi penuh dengan berbagai macam makanan.
Kini Athaya tengah menonton kartun kembar dari Malaysia itu untuk menghilangkan rasa bosannya.
Saat kartun itu iklan, Athaya membawa ponselnya lalu membuka aplikasi Whatsapp untuk mengirim pesan ke Athalla.
Athaya
PAthaya
Dimana?Athaya
Sama siapa?Athaya
Ngapain aja?Tidak ada balasan dari Athalla. Athaya menutup kembali ponselnya. Ia kesal. Ia memakan Ciki yang ada di tangannya dengan cepat.
"Gue kesel!" Athaya mengunyak semua makanan yang ada dimulutnya dengan tergesa gesa.
Sekilas ia melirik jam, jam 16.18. Sudah enam jam dirinya tak melihat Athalla. Rasanya ia sangat rindu.
Ting
Ponsel Athaya berbunyi. Ia cepat cepat membuka ponselnya. Senyumnya melebar ia buru buru ke kamarnya dan berganti baju.
Ting
Notifikasi masuk lagi ke ponsel Athaya.
Athalla
Gue diluarAthaya buru buru keluar dengan baju berwarna merah muda. Rambutnya digelung.
"Tha. Kamu kemana aja sih?" tanya Athaya gemas. Pasalnya ia tak mengabari dirinya itu membuat dirinya merasa khawatir.
"Ke hati kamu."
"Yuk jalan." ajak Athalla menggenggam tangan Athaya dengan erat.
Athaya senang, mungkin hanya Athalla yang bisa membuatnya bahagia seperti saat ini.
Mereka berdua berjalan beriringan. Sesekali mereka tertawa lepas karena lelucon lelucon yang mereka buat sendiri.
Tak lama mereka berdua berhenti di sesuatu tempat.
Taman.
Ya mereka berdua sekarang berada di taman, Athalla sengaja membawa Athaya kesini. Ia ingin meminta maaf karena meninggalkannya sendiri di resto tadi pagi.
Athalla dan Athaya kini sedang terduduk di kursi taman. Mereka melihat anak anak kecil yang sedang bermain. Athaya melihatnya. Ia merasa ingin ke kehidupannya dulu. Tertawa lepas bersama keluarganya.
Tes.
Satu tetes air mata Athaya lolos begitu saja. Lalu ia buru buru menghapus air matanya agar Athalla tidak melihatnya. Tetapi, Athalla melihatnya. Athalla bangkit dari posisi duduknya lalu ia meninggalkan Athaya sendirian duduk di kursi taman.
Tak lama Athalla kembali dengan satu buah ice cream berwarna orange. Itu adalah rasa jeruk. Ia menyodorkan ice cream tersebut pada Athaya.
Athaya pun tersenyum lalu mengambil ice cream tersebut.
"Jadi inget pas pertama gue sama lo kesini." ucap Athalla pada Athaya yang sedang memakan ice creamnya.
"Inget apanya?"
"Kita saling suka tapi nggak mau saling mengungkapkan."
Athaya tersenyum. "Sok lo!"
"Ehh gue bener."
"Gue jadi inget gombalan lo." lanjut Athalla
"Yang mana?"
"Yang manurios."
Teringat itu Athaya langsung tertawa. Tadinya waktu itu Athaya ingin memuji balik Athalla tetapi Athalla tidak mengenal manu rios.
"Emang kenapa sama manurios?"
"Sebenernya gue tau manurios, tapi gue sengaja aja biar lo kesel. Terus nggak jadi muji balik gue." tawa Athalla pecah membuat Athaya menjadi ingin tertawa. Akhirnya mereka pun tertawa dengan candaan receh.
"Ish tau ahh kesel."
"Jangan kesel dong. Mau dibawa lagi ice creamnya."
"Nggak."
"Yaudah jangan ngambek."
"Idih emang dasarnya kalo pedit mah gitu."
Athalla memandang Athaya dengan tatapan tajam. Sedangkan Athaya suka melihat wajah Athalla yang emosi itu membuatnya ingin tertawa. Sudah muka jelek tambah jelek.
Satu detik kemudian, tawa Athaya pun pecah.
Athaya tertawa sambil peace agar Athalla tidak marah benar dengan perkataanya tadi.
Athalla tidak marah, justru ia senang melihat Athaya tertawa lepas seperti ini.
Tak terasa sudah satu jam mereka berdua di taman, Athalla mengajak Athaya pulang setelah Athaya menghabiskan ice creamnya.
Mereka berdua sedang berjalan. Diam diam Athaya tadi memetik bunga di taman untuk Athalla.
Saat diperjalanan, Athaya ingin memberikan bunga yang dipetiknya pada Athalla.
"Tha." panggil Athaya lembut. Athaya berbalik lalu ia berjalan mundur untuk melihatkan bunga pada Athalla.
"Ini buat kamu." Athalla menerima bunga milik Athaya.
Athalla tersenyum simpul. "Nyolong dari mana mbak?"
Sungguh Athalla tidak mengerti dengan suasana. Athaya ingin Athalla mengerti dengan suasana. Athaya sudah susah susah untuk memberikan bunga pada Athalla eh Athalla malah ngira nyolong. Eh emang bener nyolong sih:v
"Metik dari taman." jawab Athaya dengan tampang watadosnya.
"Thaya. Kan ada tulisan ditaman. Dilarang memetik bunga."
"Abisnya aku gregetan sih. Yaudah aku petik aja."
"Gimana kalo ada cctv?"
"Alam terbuka mana ada cctv."
Athalla tak mau memperpanjang. Ia menyelipkan bunga itu ke telinga Athaya.
"Wihh lucu yaa bunga segede gini diselipin ke telinga." ucap Athaya ketika Athalla menyelipkan bunga ke telinga Athaya.
"Nyaman nggak sama bunganya?" tanya Athalla ketika bunganya menutupi mata gadisnya.
"Ya nggak lah! Mata gue ketutup gini." ucapnya jujur.
***
Setelah bermain main di taman tadi, Athalla kini akan berbagi kasih sayangnya pada Gadis, dirinya dan Gadis sudah ada janji kemarin.
Didalam kamarnya, Athalla sedang merapikan bajunya, Athalla ingin terlihat perfect didepan Gadis.
Setelah semua selesai dan terlihat rapi, Athalla langsung pergi ke mobilnya, lalu menancap gas ke rumah Gadis.
Tanpa Athalla sadari, Athaya melihat dirinya dari kaca rumahnya, Athaya pergi menaiki motornya lalu mengikuti Athalla.
Mobil Athalla berhenti disuatu rumah, rumahnya sederhana tetapi terlihat indah, Athaya memarkirkan motornya agak jauh dari mobil Athalla, supaya tidak ketahuan.
Tiba-tiba keluarlah Gadis dengan pakaian rapi menuju mobil Athalla, Athaya tak menyangka bahwa Athalla sikapnya begini.
"Aku bener bener ga nyangka,"
Tak ingin lama lama, Athaya pergi dari tempat itu, karena rasa sakit yang menjalar didadanya ketika Athalla menjemput Gadis sambil menggandeng tangannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHA ✔
أدب المراهقينMenceritakan tentang kehidupan persahabatan Athalla dan Athaya, dimana keduanya seorang remaja SMA yang bertetanggaan. Dari kecil mereka tidak bisa akur, mereka sering bertengkar karena hal sepele. Meskipun sering bertengkar, tetapi Athalla dan Atha...