T I G A P U L U H

5.3K 222 10
                                    

Athalla bingung sekarang, dia dilema, dirinya harus memilih salah satu wanita diantara kedua cewek yang menaklukan hatinya. Dirinya sayang Gadis, dan sayang Athaya pula.

Athalla menggeleng gelengkan kepalanya. Dia tak boleh memilih Gadis, dirinya harus setia pada Athaya.

Athalla ingat akan janjinya malam ini pada Gadis, dirinya juga ingat pada janji Athaya. Athalla putuskan saja untuk pergi bersama Gadis dahulu.

***

Athaya sibuk sendiri dengan pakaian pakaian sekarang. Ia bingung harus memakai apa untuk dinner malam ini.

Athaya dengan asal mengambil pakaian lalu memakainnya. Ia menggerai rambutnya lalu mengcurly rambutnya. Ini agak susah sih tapi buat Athalla apa sih yang nggak. Gumamnya

Ia hanya memoleskan sedikit bedak serta lipbalm saja.

Setelah merasa dirinya terlihat sudah cukup cantik. Ia memesan taksi online untuk kali ini agar lebih terlihat menawan. Masa udah cantik begini naik ojek

Ia turun kebawah untuk menunggu taksi online tiba. Dan tak lama taksi itupun datang.

***

Athalla bingung sekarang, dirinya terjebak bersama Gadis di kafe yang bersebrangan dengan kafe yang akan didatangnya sekarang.

"Thal,"

"Hm?"

"Apa aku udah masuk ke hati kamu sepenuhnya?"

"Hampir,"

"Kamu mau gak kalo kita backstreet?"

"Backstreet gimana?"

"Jadi, kamu pengen milikin aku tapi pengen milikin Athaya juga kan?"

"Hmm,"

"Kamu bisa milikin keduanya,"

"Dengan cara?"

"Kita ada main dibelakang Athaya. Lo setuju?"

Athalla ragu, tanpa Athalla sadari, dirinya menganggukan kepala.

"I love you Gadis,"

"I love you too,"

***

Athaya sudah menunggu Athalla selama satu jam, tetapi ia tak datang datang.

"Mana sih." kesal Athaya saat Athalla tak kunjung datang.

Sudah lelah ia menunggu. Athaya putuskan untuk pulang ke rumahnya saja.

Saat ia berada diluar, Athaya melihat Athalla sedang mengecup punggung tangan Gadis didekat taman kafe tersebut.

"I love you Gadis."

"I love you too."

"Ini yang dinamakan suprise?" gumam Athaya.

Buru buru Athaya berlari tak tahu tujuan. Dia berlari tanpa melihat kanan kiri. Athalla melihat itu lalu ia berlari mengejar Athaya. Athaya melepas sepatu hak nya. Lalu ia berlari untuk menghindar dari Athalla.

Ini yang Athalla takutkan, Athaya tak bisa mengendalikan emosinya, Athalla menyesal karena menerima tawaran Gadis. Dirinya sangat menyesal.

Tinn

Bruk

Tubuh Athaya terpental jauh. Athalla shock. Ia melihat Gadisnya terkulai lemah diatas jalanan dengan darah yang mengalir dari hidungnya. Buru buru ia menghampiri gadisnya.

Mata Athaya masih terbuka, ia melihat Athalla dan mendengar suara suara teriakan teriakan disana.

Athalla meletakkan kepala Athaya dipahanya.

"Athaya ini aku Athalla."

"I-iya aku t-au i-tu kamu."

"Kamu kuat yaaa. Jangan tutup mata kamu."

"I-iya a-ku kan s-trong. Tapi aku ngantuk."

"Sayang maafin aku. Aku nggak bermaksud kaya gitu."

Athaya mengambil lengan Athalla, Athaya membuka telapak tangan Athalla, lalu dirinya menempelkan telapak tangannya dengan telapak tangan Athalla.

"Aku sayang kamu, Thal,"

"I love you."

Mata Athaya perlahan menutup. Seperti orang yang malas membuka matanya. Tangannya dingin, Athalla mulai panik dengan Athaya yang mulai menutup matanya. Genggaman ditangannya pun sudah mulai melemah. Athalla panik, ia tak mau kekasihnya kenapa kenapa, apalagi sampai meninggalkannya. Ia tak mau.

Athaya sudah tidak mendengar suara teriakan teriakan apapun, kepalanya yang sakit kini sudah tak terasa apa apa, dan juga ia tidak melihat apapun lagi semuanya gelap.

***

Athalla kini sedang berada di rumah sakit ia ditemani oleh kedua orang tuanya, Friza dan Bambang.

Friza sudah menangis dari tadi tanpa henti ketika diinformasikan jika sahabat satu satunya kecelakaan.

Athalla dia hanya menundukan kepalanya saja yang ditopang oleh kedua telapak tangannya.

Orang tua Athalla terutama ibunya. Sudah menangis.

"Friza udah." Bambang menenangkan Friza.

"Apakah tadi pelukan yang bener bener terakhir Bam?" tanya Friza pada Bambang.

"Apa tadi terakhir gue bercanda sama Athaya?"

"Udah Za. Athaya orangnya kuat."

Tak lama dokterpun keluar.

Athalla buru buru menghampiri dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan Athaya dok?"

"Pembuluh darah di otaknya pecah, kemungkinan besar pasien tidak dapat diselamatkan. Tetapi, pasien sekarang mengalami koma."

Athalla hancur. Ini atas kesalahannya, bagaimana bisa dirinya dengan perempuan lain. Athalla menyesal ia sangat menyesal.

"Baiklah saya permisi terlebih dahulu."

"Mah. Ini semua gara gara Athalla." Athalla menangis. Sulit dipercaya, kini dia menangis pasalnya Athalla tidak pernah menangis bahkan neneknya meninggalpun ia tak menangis sama sekali.

"Sudah Thal. Ini semua takdir." ucap mamanya sambil sesenggukan.

ATHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang