Hari minggu, hari dimana saat Athaya bermalas malasan. Tetapi, tidak untuk Athalla. Athalla pagi pagi bangun dan hendak mengelilingi komplek. Tetapi, dia ingat. Ia akan mengajak Athaya untuk lari pagi.
Athalla mencari sepatu olahraganya. Ia mengobrak ngabrik lemari sepatunya. Meski Athalla mempunyai sepatu yang sangat banyak, Athalla hanya ingin memakai sepatu pemberian Athaya saja.
Athalla menuruni anak tangga rumahnya, ia menuju dapur lalu ia memeluk ibunya dari belakang.
"Morning mom."
"Sudah Thal. Kalo Ayah liat ini cemburu dia." perlahan Riana melepaskan tangan anaknya dari pinggangnya.
"Ma, Thalla pamit mau lari dulu." Athalla mencium pipi mamanya lalu berjalan keluar.
"Dasar." Riana hanya terkekeh melihat putra tunggalnya.
***
Athalla mengetuk pintu rumah Athaya sudah beberapa kali. Itu membuatnya kesal. Athalla mencoba membuka pintu rumah Athaya dan tiba tiba
Cklek
Pintu rumah Athaya ternyata tidak dikunci. Athalla menjadi geram sendiri pada pintunya.
"Bilang dong dari tadi, pintu. Kalo kamu nggak dikunci sama pemilik rumah." Athalla mengelus ngelus pintu rumah Athaya lalu ia menonjok pintunya.
"Sakit juga gue nonjok lo." ucap Athalla kepada pintu rumah Athaya lalu berjalan ke atas tepatnya ke kamar Athaya.
Athalla menaiki satu persatu anak tangga dengan gontai, sebenarnya Athalla merasa malas untuk pergi ke kamar Athaya. Kamarnya sangat jauh dari tangga dan menaiki tangganya juga sudah merasa capek duluan.
Tok Tok.
Tidak ada sahutan dari dalam.
"Thay. Thayi." Athalla memanggil Athaya dengan nada dimain mainkan.
"Thayaa." panggil Athalla lagi.
"JERAWAT!!" tak lama sang pemilik namapun membuka pintu dengan wajah yang lesu.
Athaya menyembunyikan wajah kecewanya, Athaya tak mau jika Athalla mengetahui hubungannya dengan Gadis. Karena Athaya tak ingin kehilangan Athalla sama sekali, Athalla adalah first love nya.
"Akhirnya bebep gue keluar." ucap Athalla dengan senyuman yang lebar.
"To the point mau apa?"
"Ngajak lari."
"Aku males Tha."
"Eh pacar, nggak boleh males."
"Aku mau bocan."
"Bocan? Bobo cantik atau bobo macan?"
"Bobo cantik."
"Alahh kamu mah bobo macan, kalo bobo cantik itu nggak ileran."
Athaya langsung melotot. Athalla memergoki dirinya lagi yang sedang ileran. Buru buru Athaya mengusap ujung bibirnya.
"Kamu juga belekan."
Athaya membersihkan belek belek yang ada di ujung ujung matanya.
"Kamu juga bau."
Buru buru Athaya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Ia mengambil handuk yang ia lupakan.
Athalla hanya cengengesan melihat Athaya mudah sekali dibohongi. Padahal semua itu bohong. Tidak ada iler dan juga belek yang ada hanya rambut yang acak acakan saja.
Athalla memutuskan untuk turun ke bawah. Ia bosan jadi Athalla menonton tv saja untuk menghilangkan rasa bosannya.
Tak lama datanglah princessnya Athalla dengan baju hitam dan rambut yang dikepang dua.
Athalla jadi gemas sendiri melihat gadisnya dikepang seperti itu, rasanya ia ingin menarik kedua kepangan tersebut.
Athalla bangun dari posisi duduknya ia menghampiri Athaya yang lemah lesu.
"Ayok." Athalla menarik lengan Athaya.
"Nggak. Pengen bobo."
"Ayo sayang, kita lari ya. Biar badan kita fresh."
Dengan terpaksa Athaya pun mengikuti tarikan tangan Athalla, Athalla hanya seenaknya. Tetapi, menurut Athaya Athalla bersikap seperti ini padanya, ia hanya ingin dirinya menjadi yang lebih baik.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHA ✔
Teen FictionMenceritakan tentang kehidupan persahabatan Athalla dan Athaya, dimana keduanya seorang remaja SMA yang bertetanggaan. Dari kecil mereka tidak bisa akur, mereka sering bertengkar karena hal sepele. Meskipun sering bertengkar, tetapi Athalla dan Atha...