E N A M

5.5K 296 1
                                    

Ting Tong
Ting Tong
Ting Tong

Suara bel rumah Athaya berbunyi, Athaya mendengarnya, tetapi dia sangat malas untuk membuka matanya. Athaya menutupi telinganya dengan bantal agar mengurangi kebisingan. Akan tetapi, suara bel makin keras.

Merasa kesal, Athaya membuka matanya. Turun ke lantai bawah, membuka pintu utama rumahnya dengan malas.

"Cari siapa?" ucap Athaya belum mengumpulkan semua nyawa miliknya.

Athalla mengabadikan kejadian ini, lantas ia memfoto Athaya dengan rambut yang berantakan, iler di bawah mulut, dan juga belek di ujung matanya.

"Masnya cari siapa?" ucap Athaya malas.

"Cepet lo mandi, abis ini lo ikut gue!" perintah Athalla membuat Athaya membuka matanya sangat lebar.

"Cepet mandi! Belek sama iler lo, jorok banget sih lo!" sungguh Athaya sangat malu.

Athaya yang mendengar itu langsung pergi ke kamar mandi dan melakukan ritual paginya. Sedangkan, Athalla menggeleng gelengkan kepala.

Setelah semua beres, Athaya menghampiri Athalla yang telah meminum kopi.

"Ehh lo main bawa kopi aja, nggak izin dulu sama yang punya?" ucap Athaya.

Athalla langsung menarik tubuh Athaya keluar. Dan langsung menutup pintu rumah milik Athaya.

"Ishh mau apa sih?" tanya Athaya kesal.

"Lo diem dulu disini!" perintah Athalla.

Athaya hanya memutar bola matanya malas. Tak lama Athalla datang dengan satu buah sepeda, Athaya yang melihat itu hanya bengong.

"Naik!" titah Athalla.

Athaya mengangguk sebagai jawaban.
Athaya naik ke sepeda dan berpegangan ke pundak Athalla. Lalu Athalla mengayuh sepedanya, menikmati udara segar dipagi hari.

"Mau kemana sih?" tanya Athaya kepo.

"Keliling keliling,"

"Seger ya udaranya," ucap Athaya menikmati udara segar.

"Hm,"

Melihat Athaya menikmati udara segar, tiba tiba pikiran jahil Athalla terlintas. Athalla mengayuh sepedanya dengan cepat membuat Athaya memeluk tubuhnya.

Lumayan modus pagi pagi

"Athalla! Gue kaget! Gimana kalo gue jatoh?! Lo bakal tanggung jawab?! " teriak Athaya kesal dengan sikap jahil Athalla yang semakin menjadi jadi.

"Gak."

"Ishh nyebelin ya lo." Athaya mencubit perut Athalla tanpa ampun.

"Ehh jangan dong, jangan! Sakit nih." protes Athalla. Sedangkan, Athaya tertawa.

"Mau jail lagi nggak?!" tanya Athaya.

"Iya! Mau!" tantang Athalla membuat Athaya mencubit perutnya tanpa ampun.

"Ehh udah dong! udah dong! Nanti jatoh!" protes Athalla membuat Athaya tersadar. Athaya berhenti mencubiti perut Athalla.

Setelah lelah bersepeda dan tertawa karena ulah mereka sendiri, mereka memutuskan untuk istirahat sebentar.

"Istirahat dulu ya?" tanya Athalla.

"Iya."

Athalla berhenti di taman. Memarkirkan sepedanya, lalu menggenggam tangan Athaya.

Athaya kaget dengan perlakuan Athalla. Tetapi, Athaya sangat senang dengan perlakuan Athalla saat ini. Membuat moodnya naik.

"Eh boleh kan gue pegang tangan lo?"

Athaya tak menjawab, Thalla menganggap bahwa Thaya mengizinkannya.

Athalla mencari cari tempat duduk yang kosong. Setelah ia mencari cari tempat duduk tak lama ia melihat tempat duduk yang kosong.

"Gue cari minum dulu." ucap Athalla menepuk nepuk bahu Athaya.

"Jangan lama."

"Kenapa? Takut Rindu ya? Ahh jadi baper."

"Bukan gitu! takutnya lo ninggalin gue disini sendiri. Terus kalo gue sendirian disini, gimana pulangnya? Jalan? Ogah."

"Iya iya jerawat."

"Ishh lo tuhh tau ah." kesal Athaya.

Athalla meninggalkan Athaya sendirian untuk memberi ice cream.

Athalla sangat ingat, jika Athaya badmood, ia akan sangat suka dengan ice cream matcha.

Athalla mengahampiri tukang ice cream tersebut. Ia mencari cari ice cream matcha.

"Bang ice cream matchanya abis?" tanya Athalla pada sang penjual ice cream tersebut.

"Bentar saya cari dulu," penjual es tersebut mencari cari ice cream matcha. Setelah ketemu, penjual ice cream tersebut memberikan ice cream matchanya pada Athalla.

Athalla mengeluarkan uang berwarna biru.

"Bang kembaliannya ambil aja." ucap Athalla lalu meninggalkan penjual es tersebut.

🍭🍭🍭

Athaya menunggu Athalla dengan rasa bosan. Sudah 10 menit Athalla meninggalkannya. Apakah Athalla meninggalkannya? Jika iya Athalla benar benar tega.

"Udah jangan manyun, nih." ucap Athalla menyodorkan ice cream tersebut pada Athaya.

"Sabar napa, kayak anak belum dikasih makan aja." gemas Athalla.

"Bodo." Ucap Athaya.
Athaya memakan ice creamnya dengan semangat membuat Athalla tersenyum senang.

"Makannya yang bener." Athalla mencubit sebelah pipi Athaya gemas.

"Ini juga udah bener, masa makan ice cream harus pake prosedur!" omel Athaya membuat Athalla terkekeh.

"Iya dong." ucap Athalla santai.

"Gimana prosedurnya?"

Athalla mengambil ice cream milik Athaya. "Kayak gini," Athalla mengoleskan ice cream pada hidung Athaya.

"Ice cream gue! Ishh mubadzir kan!" rengek Athaya.

"Nih nih," Athalla memberikan ice creamnya kembali pada Athaya.

Tak perlu waktu lama untuk menghabiskan ice cream. Setelah ice creamnya habis Athaya ingin meminta lagi pada Athalla.

"Thalla,"

"Hm,"

"Mau lagii," rengek Athaya membuat Athalla gemas ingin mencium Athaya. Ehh jangan deng.

"Jangan,"

"Gak asik!"

"Beli sendiri!"

"Emang bener lo medit!"

"Iya gue medit kenapa? Masalah?"

"Iya masalah banget!"

"Masalahnya apa?"

"Nanti lo gak disukain banyak orang , kan orang medit gak disukain banyak orang. Giliran lo mau tinggal minta dikasih lagi. Orang lain minta sama lo. Lonya nggak mau,"

"Udah?"

"Apanya?"

"Ceramahnya?"

"Udah."

"Dasar bocah."

"Enak aja lo panggil gue bocah! Gue udah gede ya! Lo kali yang bocah."

Dengan Athalla tiba tiba mendekatkan wajahnya ke arah Athaya secara perlahan, Athaya yang diperlakukan seperti itu langsung ngefrezee dan tak lama Athalla

***

ATHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang