Melihat Raka dkk sedang berulah, Athaya memikirkan ide untuk memberhentikan pembullyan tersebut. Tiba tiba ide cemerlang nya terlintas.
"Woyy! Raka! Gue nantangin lo main basket. SEKARANG." teriak Athaya pada Raka yang sedang membully salah satu siswa Pelita dari kejauhan membuat Raka menoleh ke arahnya.
Raka berjalan mendekati Athaya dengan jalan angkuhnya. Athaya hanya tersenyum miring melihat Raka berjalan angkuh.
Setelah sampai didekat Athaya, Raka menyesuaikan tingginya dengan Athaya. "Cewek kayak lo?! Cihh tinggi juga segini. Emang lo bisa main basket?" ledek Raka.
"Heh jangan remehin gue ya! Cowok angkuh yang suka ngebully itu bodoh! Kurang kerjaan amat bully orang seenaknya!" teriak Athaya pada Raka yang sedang menahan emosi.
"Untung lo cewek!" tunjuk Raka pada Athaya.
"Iya gue cewek. Emang kenapa? Masalah?" ucap Athaya menantang.
"Gue gak mau berurusan dengan cewek!"
"Emang kenapa kalo berurusan sama cewek?"
"Gue gak mau disebut banci!"
"Helloww lo itu udah banci, ngebully orang dengan antek antek lo, mainnya keroyokan! Apalagi kalo bukan banci namanya? " ucapan Athaya membuat Raka bungkam.
Kringg Kringg Kringg
Bel masuk berbunyi tandanya masuk kelas, siswa siswi SMA pelita memasuki kelasnya masing masing.
Athaya berjinjit untuk membisikan sesuatu pada Raka. "Kalo mau ngebully orang, jangan keroyokan lagi ya. Nanti disebut banci cuman diem." bisik Athaya tepat pada kuping Raka.
Setelah membisikan hal itu, Athaya meninggalkan Raka dkk. Athaya berbalik ke arah Raka. "Tanding basketnya nanti lagi ya! Sekarang udah masuk!" teriak Athaya.
🍭🍭🍭
Terasa lapar, Athalla keluar kelas seenaknya. Guru tidak memarahi dia, Pak Budi hanya guru yang baru saja mengajar di Sekolah ini. Jadi Pak Budi tidak berani menghukum murid satunya ini karena Athalla adalah anak pemilik sekolah.
Apalah daya. Pemilik sekolah mah bebas!
Athalla berjalan ke kantin, banyak sekali siswi yang berbisik bisik dan teriak, Athalla sebenarnya merasa risih dengan teriakan teriakan para ciwi ciwi yang menyukai dirinya.
"Kak mau ditemenin gak?!"
"Enggak ah lo jelek."
Diam- diam Athalla membalas pertanyaan satu satu dari cewek cewek didalam hati. Seru aja, sebenarnya sih ingin bicara langsung, tapi dia tidak tega, takut omongannya itu terlalu pedas.
"Sendiri aja? Kemana gengnnya?"
"Ada dilampu merah lagi ngamen."
"Kakak! Aku sudah tidak kuat melihatnya!"
"Ngeliat apaan? Junior gue?"
"Nikmat mana lagi yang kau dustakan."
"Alhamdulillah akhirnya lu bersyukur."
"Gila, makin hari makin ganteng aja."
"Iya lah. Gue tiap hari skincarean. Emangnya elu? Pake kapas aja masih dibagi dua."
Athalla merogoh sakunya, ia mengambil earphone lalu menyumpalkannya pada kedua kupingnya.
Akhirnya Athalla tiba dikantin SMA Pelita, Athalla mengedarkan pandangannya pada sudut sudut kantin. Dia melihat gadis pujaannya, ralat gadis mainannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHA ✔
Teen FictionMenceritakan tentang kehidupan persahabatan Athalla dan Athaya, dimana keduanya seorang remaja SMA yang bertetanggaan. Dari kecil mereka tidak bisa akur, mereka sering bertengkar karena hal sepele. Meskipun sering bertengkar, tetapi Athalla dan Atha...