Athalla membaringkan tubuh Athaya di brankar rumah sakit. Dengan cekatan dokter langsung memeriksanya dan memakaikan Rebreathing mask pada sebagian wajah Athaya.
Dokter sudah tahu Athaya kekurangan oksigen. Karena bibir Athaya yang membiru.
Athalla keluar dari ruang rawat Athaya.
Dokter memeriksa keadaan Athaya berkali kali sampai napasnya sudah beraturan. Setelah itu, dokter keluar dari ruang rawat Athaya. Athalla langsung menanyakan kabar Athaya sekarang.
"Bagaimana keadaan musuh saya dok? Ehh maksud saya teman saya." ucapnya.
"Keadaannya sudah membaik. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Baiklah dok."
"Saya pamit, permisi." pamit dokter.
🍭🍭🍭
Athalla perlahan membuka pintu ruang rawat Athaya. Ia melihat wajah Athaya yang pucat pasi. Athalla menghampiri Athaya. Ia menduduki tempat duduk yang tak jauh dari Athaya.
"Lo bikin gue panik tau nggak?"
"Kalo mau kumat ya ngomong sama gue!"
"Kumat kok nggak bilang bilang!"
"Cepet sadar napa! Biar gue cepet balik,"
"Biar lo juga banyak bacot. Nggak diem kayak gini!"
"Gue bolos gara gara lo!"
Athalla memutuskan memejamkan saja matanya untuk tertidur. Lama kelamaan ia terbawa ke alam mimpinya.
🍭🍭🍭
Athaya membuka matanya perlahan. Ia melihat Athalla yang telah tertidur, Athaya membuka Rebreathing masknya dengan perlahan, Athaya mengusap rambut Athalla dengan senyuman yang terukir di wajahnya yang pucat.
"Pura pura nggak mencintai lo itu bukan hal yang gampang kayak yang lo pikirin." gumamnya.
Perlahan Athalla membuka matanya.
Ia melihat Athaya sudah bangun."Heh lo bikin panik gue aja!" ucapnya dengan suara khas bangun tidur.
"Ya maaf,"
"Kalau mau kumat bilang!" omel Athalla.
"Ya kan gue nggak tau gue bakal kumat."
"Yaudah gue telfon om Reno dulu"
"Jangan!" cegah Athaya.
"Kenapa?"
"Gue takut dia marah."
"Lah marah kenapa?"
"En-nggak,"
"Hey lo nyembunyiin apa dari gue hm?" ucap Athalla lembut sambil mengusap rambut milik Athaya.
"Nggak!"
"Tha... Lo gak bisa bohong sama gue."
"Maaf gue nggak bisa cerita sekarang."
"Gue selalu siap dengerin lo cerita." mata Athaya memanas. Ia mencegah air matanya agar keluar.
Melihat mata Athaya berkaca kaca, Athalla mengalihkan pembicaraan.
"Kenapa bisa kumat?""Kecapean."
"Ko bisa?"
"Hehe,"
"Hehe!! hehe!! Yang panik gue bukan lo!"
"Ya maaf,"
"Nggak usah cape capean lagi ok?"
"Hmm."
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHA ✔
Teen FictionMenceritakan tentang kehidupan persahabatan Athalla dan Athaya, dimana keduanya seorang remaja SMA yang bertetanggaan. Dari kecil mereka tidak bisa akur, mereka sering bertengkar karena hal sepele. Meskipun sering bertengkar, tetapi Athalla dan Atha...