S E B E L A S

5.1K 282 3
                                        

Athaya dan Friza kini sedang berbincang bincang dikelasnya, mereka berdua sedang menggosipkan Vania-si cabe disekolahnya. Tiba-tiba Givan memanggilnya. "Thaya!" panggil Givan pada Athaya yang sedang mengetuk ngetukan jari jarinya pada meja.

Athaya mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah Givan."Ehh Pak KM ada apa?" tanyanya sopan.

Givan menggaruk tekuknya yang tak gatal. Dirinya sangat takut jika Athaya menolak atau tidak bisa melaksanakan hal penting ini. "Lo bisa nyanyi'kan?" tanyanya.

"Iya emang kenapa?"

"Si Keyla sakit. Jadi dia nggak bisa ngewakilin kelas kita. Lo mau'kan gantiin?"

"Gimana ya?"

"Ayolah." rayu Givan

"Oke oke."

"Lagunya bebas. Jadi lo tinggal pilih sendiri ok. Makasih banyak."

"Sans kali Van. Gausah makasih segala."

"Besok jam 08.30 di ruang seni budaya." jelasnya.

Athaya melotot tak percaya. Besok? Bahkan latihan menyanyi pun Athaya belum melaksanakannya, Athaya takut jika nanti suaranya jelek karena belum sempat latihan. "Gila! Mepet banget!!"

"Justru itu gue makasih sama lo," kata Givan. "Tapi lo bisa'kan?" lanjutnya

"Gue usahain deh."

⚡⚡⚡⚡

Athaya menghapal untuk ulangan harian fisika. Ia tak pergi ke kantin untuk hari ini. Ia terus belajar hingga tak terasa bel masuk sudah berbunyi.

Tak lama, datanglah wanita paruh baya sambil membawa kertas ulangan dan satu buku memasuki ruang kelas XII-IPA2. Kelas menjadi hening seketika.
"OKE SEKARANG TUTUP BUKU KALIAN DAN MASUKAN SEMUA YANG ADA DI ATAS MEJA KALIAN KECUALI ALAT TULIS." tegas bu Citra.

Semua murid kelas XII-IPA2 menuruti perintah bu Citra. "Givan tolong bagikan soalnya," titahnya. Givan mengambil soal soal ulangan yang diberikan bu Citra lalu ia bagikan ke teman kelasnya.

Suasana kelas hening.

Setelah Athaya menerima soal dari Givan, Athaya langsung mengerjakan ulangannya dengan serius. Ia terus mengingat ngingat rumus yang tadi ia hafalkan.

Tiba-tiba Arga mendorong kursi Athaya dengan pelan agar Athaya melirik ke arahnya. "Sttt sttt Thaya nomor 7 apaan." bisik Laki laki berkulit putih di samping bangkunya alias Arga.

"Dari nomor 1-10 isinya A-E selain itu jawabannya salah." jelas Athaya lalu menenggelamkan wajahnya pada meja.

Athaya telah selesai mengerjakan soalnya. Ia tertidur sebentar untuk menghilangkan rasa pening kepalanya karena banyak menghafal tanpa henti sekaligus untuk menghilangkan rasa bosan.

Tak lama, ada sebuah tangan yang menepuk bahunya. Athaya tahu yang menepuknya pasti Arga. "Apaan sih! Kan tadi gue udah bilang 1-10 isinya A-E." ucapnya masih dengan posisi yang sama.

"ATHAYA!! KERJAKAN!! BUKAN TIDUR." suara teriakan tersebut berhasil membangunkan Athaya dari sifat malasnya, suara bu Citra. Athaya menegapkan badannya lalu tersenyum kikuk ke arah bu Citra. "Ehh ibu, udah ko bu liat nih." Athaya menyodorkan kertas jawaban miliknya.

Bu Citra mengambil kertasnya lalu memeriksa jawaban Athaya. "Sudah kamu keluar. Istirahat." titahnya. Athaya tersenyum.

"BAGI YANG SUDAH BERES MENGERJAKAN, BOLEH ISTIRAHAT." jelas bu Citra.

Athaya pergi dari kelasnya.

Saat Athaya berjalan di koridor kelas, Athaya melihat Athalla dengan Gadis. Membuat hatinya sedikit sakit melihat itu. Akan tetapi, ia berusaha acuh. Toh dirinya bukan siapa siapa dikehidupan Athalla. Dirinya hanya seorang teman Athalla, tidak lebih seperti yang dirinya inginkan.

ATHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang