Athaya memandang langit malam di balkonnya dengan secangkir teh manis hangat dan satu selimut yang ia jadikan jaket untuk mengurangi rasa dingin ditubuhnya.
Ia melihat ratusan bintang yang berkedip. Sudut Bibirnya terangkat menandakan ia tersenyum. "Indah banget langitnya." ucapnya bermonolog.
"Iya ya. Indah." Athaya menoleh ke sumber suara. Ia melihat Athalla berada di belakangnya.
Dengan wajah tanpa dosanya, Athalla duduk disamping Athaya. Athaya ingin marah, tetapi jika ia marah. Tenaganya akan terkuras. Jadi, dia hanya diam.
"Ngapa tiba tiba lo disini?" tanya Athaya to the point.
"Ya terserah gue dong." ucap Athalla seenaknya.
"Ini rumah gue." ucap Athaya menatap Athalla dengan tajam.
"Sans bro. Gue lagi nggak mau debat." ucapnya jujur membuat Athaya menghela nafasnya.
"Syukur deh."
Hening.
Hening.
Hening.
Tak lama Athalla membuka obrolan untuk memecah keheningan antara keduanya.
"Coba liat bintangnya cantik'kan?" ucap Athalla memandang langit langit dengan ratusan bintang yang terlihat cantik.
"Iya cantik" jawabnya.
"Kayak lo." potong Athalla cepat.
Entah mengapa Athaya merasa senang jika dipuji oleh Athalla untuk hari ini. Biasanya Athaya jika dipuji oleh Athalla tidak merasa senang seperti ini sebelumnya. Bahkan ia akan marah jika Athalla puji tetapi, sekarang telah berbeda.
"Lo tau Manu rios?" tanya Athaya sembari menoleh pada Athalla.
"Nggak." jujurnya. Membuat Athaya ingin sekali mencabik cabik muka Athalla. Tadinya Athaya ingin memuji balik Athalla, tapi apalah daya Athalla yang kudet.
"Emang ada apa?" tanya Athalla.
"Nanya doang." jawabnya.
Athalla menggosok gosokan kedua telapak tangannya untuk mengurangi rasa dingin.
Melihat Athalla yang kedinginan, Athaya membagi bagi selimutnya. Ia menjaketkan selimutnya pada punggung Athalla.
Jantung gue. batin Athalla.
"Biar nggak kedinginan. Jadi adil'kan gue sama lo sama sama hangat," ucap Athaya sembari tersenyum pada Athalla yang sibuk mengontrol detak jantungnya.
"Tau nggak persamaan lo sama domba?" ucap Athalla pada Athaya yang sedang menikmati dinginnya malam.
"Lah kok gue disamain sama domba sih?" jawabnya cemberut.
"Dengerin dulu. Coba lo tanya 'apa' ke gue." pintanya.
"Apa?"
"Sama sama bau." ucapnya sembari tertawa. Sedangkan Athaya melotot ke arahnya.
"Nggak lucu!"
"Nggak ya?" tanyanya.
"Ya!" jawab Athaya kesal
"Tapi menurut gue lo lucu."
Athaya menahan senyumnya. Ia baper sangat baper oleh ucapan Athalla 'Tapi menurut gue lo lucu'.
"Kayak domba yang mau dikurbanin. Bawaannya ngamuk terus!" lanjutnya.
Athaya mendengus sebal. Dirinya bertanya tanya, untuk apa ngebaperin anak orang ujung ujungnya dijatuhin?
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHA ✔
Teen FictionMenceritakan tentang kehidupan persahabatan Athalla dan Athaya, dimana keduanya seorang remaja SMA yang bertetanggaan. Dari kecil mereka tidak bisa akur, mereka sering bertengkar karena hal sepele. Meskipun sering bertengkar, tetapi Athalla dan Atha...