Seventeen

4.4K 527 31
                                    

"Jangan nangis terus, nanti lo pusing." Waterio sibuk nenangin Kika yang sekarang lagi dia peluk.

Kika udah tau, tau perihal kehamilan Enji. Yang katanya anak Julian. She was broken.

"Kenapa Julian jahat banget sama gue? Rafa andai hati gue bisa diatur, gue lebik baik mencintai lo." Kika semakin mengeratkan pelukkannya pada Waterio.

Ngeliat Kika sehancur ini, membuat dadanya sesak. Biar gimanapun, Kika adalah perempuan pertama yang membuat Waterio jatuh cinta. Dan perasaan itu, meskipun sudah memudar tapi masih tetap ada.

Mereka tengah berada disebuah gedung apartemen di Singapura.

"Bayi itu belum tentu anak Julian. Dan gue yakin memang bukan anaknya Julian."

Kika menggeleng keras. "Kalo bukan anak Julian ya anak siapa? Gue tau Enji bukan tipe cewek yang mau tidur sama sembarangan cowok."

Waterio menghela nafasnya dengan berat. Bayangan Maira berkelibat sekilas dibenaknya. Tapi ia perlu menenangkan Kika.

Then he kiss her lips.

Lembut dan menenangkan, tanpa emosi tanpa nafsu hanya lumatan lumatan kecil yang mampu meredakan tangisan gadis yang tengah ia dekap.

Waterio melepaskan pagutannya. Menyatukan keningnya dengan kening Kika. Menyelami mata gadis yang ia cintai sejak beberapa tahun yang lalu ini.

"You deserve to be happy. Don't cry. I'm here." Katanya pelan.

Dan Kika seolah terhipnotis, tangisnya benar benar reda, ia kembali memeluk Waterio dengan erat. Sahabatnya yang satu ini memang setenang telaga, dan selembut sutera. Ia selalu mendapatkan kenyamanan yang berbeda dari Waterio.

"Jangan tinggalin gue yo." Kika berbisik pelan.

Dan Waterio tentu saja mengangguk sembari mengelus rambut Kika dengan sayang. Ia akan selalu kalah dengan perasaannya. Kika selalu mendapatkan semua bagian dari seorang Waterio.

Hingga tubuhnya merasa kram Waterio tetap tidak beranjak, meskipun Kika sudah tertidur dalam pelukannya.

Ponsel pria itu berdering dan menampilkan nama Julian disana.

"Kenapa?" Tanyanya tanpa basa basi.

"Mana Kika?"

"Ada sama gue, beresin dulu masalah lo. Kika aman."

"Yo bangsat! Berani lo sentuh Kika mati lo ditangan gua!"

"Terserah yan. Pokoknya gue gak mau tau. Lo harus selesain urusan lo sama itu cewek tolol, kalo lo mau lihat Kika lagi."

Waterio matiin telponnya sepihak. Dia tatap Kika yang terlihat setenang bayi tidur dipelukannya. Dia mengecup kening Kika berkali kali.

Menggumamkan kata yang akan sangat menyakiti Maira dan Julian jika mereka mendengarnya.

"Gue gak akan segan segan rebut lo dari Ian andai Maira belum hamil Kika."

Friends With Benefits ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang