Waterio dengan wajahnya yang super pias terpaksa harus nemuin Kika karena kabar yang dia punya gak bisa disampein lewat telepon ataupun chat.
"Lo kenapa sih kaya orang abis dikejer setan!" Gio ngegaplok kepala abang air dengan tidak manusiawi.
Waterio mendelik gak terima, secara kalo digaplok kekencengan terus dia ketularan goblok kaya Ken kan gak lucu gitu ya.
"Kika mana?" Tanyanya gak selow sama sekali.
Gio ngasih isyarat ke kamar. Karena Kika emang lagi ada disana entah ngapain sama Nadia dan Maira. Waterio gak jawab apapun dan beranjak untuk nyamperin Kika kekamarnya.
"Kika!" Dia berseru setengah memekik dan bikin cewek - cewek yang ada disana noleh secara bersamaan.
"Apa sih? Kenapa harus teriak--
Kika langsung membisu gak bisa lanjutin perkataannya karena Waterio lebih dulu meluk dia erat banget gak peduli bahwa disana ada Maira yang notabenenya adalah tunangan Waterio.
"Please.. Lo gak boleh panik, lo harus tenang.." Waterio ngusap punggung Kika perlahan. Dan malah bikin Kika was was. Dia lepasin pelukan Waterio dan natap mata sahabatnya dengan serius.
"Kenapa sih?"
"Ian.. Dia di Thailand.."
"Iya terus kenapa? Ngapain dia ke Thailand?" Kika mulai gak sabaran nanya Waterio dengan gak santai sama sekali.
"Dia kecelakaan. Pas mau cabut ketemu clientnya, dia nabrak pembatas jalan. Gue gak tau kondisi terbaru dia kaya gimana tapi yang jelas dia gak baik - baik aja." Waterio udah lemes selemesnya ngejelasin apa yang menimpa Julian.
Seolah udara disekitarnya di renggut dan fokusnya diambil gitu aja, Kika berdiri dan langsung lari keluar apartementnya. Dia gak bisa denger temen - temennya ikut lari sambil teriak berusaha manggil namanya. Kika ngerasa tubuhnya mati rasa, buru - buru dia masuk kedalam mobil dan langsung berangkat ke bandara. Sepanjang perjalanan Kika gak ada habis - habisnya terisak sambil nyebut nama Julian berkali - kali, seolah dengan ngelakuin itu dia bisa bikin Juliannya baik - baik aja disana.
"Ian.. Lo gak boleh ngelakuin ini sama gue.." Kika mulai terisak dengan suara serak karena sesak yang menyiksa didadanya.
"Julian.. bertahan demi gue. Gue mohon.."
Siapapun yang liat kondisi Kika sekarang pasti bakal ikut nangis atau paling enggak bisa ngerasain juga seberapa sesak perasaannya sekarang. Dia gak mau pusing mikirin pandangan orang - orang yang mandang dia aneh dan lain sebagainya. Dia lari - lari seolah takut ketinggalan pesawat padahal pesawat yang bakal anter dia ke Thailand adalah pesawat pribadi punya dia dan keluarganya.
"Jangan banyak basa basi, cepet terbangin benda sialan ini dan bawa gue ketemu Ian!" Kika histeris saat awak kabin ngasih sambutan, bukan Kika banget. Karena dia gak pernah sekalipun kehilangan kendali dirinya.
Seisi pesawat suasananya bener - bener tegang, bahkan semua awak kabin mendadak bisu serentak, biasanya perjalanan mereka bakal dihiasi canda tawa karena mereka juga udah deket sama Kika dan teman - temannya yang lain. Tapi sekarang udah beda kondisi karena Kika bener - bener kacau. Juga gak ada yang berani nanya kenapa dan apa yang terjadi sama perempuan itu.
Sampe dia nyampe Thailand dia gak henti hentinya nyebut nama Julian. Disana dia udah didampingi Karina, salah satu sekertaris di kantor cabang punya daddynya.
"Nona tenang dulu. Kita akan segera bertemu mas Julian, tenang. Ini minum dulu."
Kika bener - bener udah lemes untuk sekedar membantah mangkannya dia ambil air minum yang dikasih Karina.
"Please.. Temuin gue sama Ian.." Kika meminta entah sama siapa yang ada disana dengan keadaan yang kacau.
------
Haiiiiii semua. Semoga hari kalian menyenangkan. Senang rasanya udah berjalan sejauh ini.
Cerita baru untuk Jungkook udah aku up. Silahkan di cek yaaaa. Jangan lupa vote biar aku semangat hehe. Luv🦄♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Benefits ✅
Historia CortaDimana ada Kika disitu ada Julian. Mereka selalu bareng bareng dalam semua kondisi dan keadaan. Tapi giliran ditanya soal hubungan keduanya, baik Kika maupun Julian akan jawab dengan kompak; "Gue sama dia tuh sahabatan."