Thirty-four

4.6K 487 44
                                    

Kika nyampe di Thailand setelah ngabisin tiga jam perjalanan yang berasa panjang banget, dan dia gak bisa langsung nemuin Julian karena dia lupa bawa passpor. Jangankan Passpor dompet aja dia gak bawa, Kika kan langsung lari dari apartement begitu denger kabar Julian kecelakaan.

"Sekarang gimana? Gue mau ketemu Julian sekarang juga!" Kika teriak histeris karena dia bener bener frustasi, ini Thailand bukan Bandung seharusnya Kika gak ngelakuin hal ceroboh kaya gini karena masuk negara orang.

"Nona tenang dulu, kita bakal urus ini beberapa jam lagi nona bisa keluar dari sini dan ketemu mas Jul." Karina nyoba untuk nenangin anak bosnya dengan sesabar mungkin. Kika udah macem orang kesurupan sejak nginjekin kaki di Thailand.

Kika beneran udah semaput, dia gak tau keadaan Julian gimana dan sekarang passpornya pake segala ketinggalan. Kurang buruk apa harinya? Yang Kika mau sekarang beneran gak banyak, dia mau liat Julian dengan keadaan baik baik aja dan meluk cowok itu dengan erat. Dia gak akan pernah lepasin Julian sampe kapanpun.

Setelah nunggu sekitar tiga jam Kika akhirnya bisa keluar dari kantor imigrasi dan nyari Julian. Karina bilang Julian dirawat disalah satu rumah sakit ternama di Thailand.

"Lo yakin ini tempatnya?" Kika nanya Karina dengan wajah yang bingung dan clueless.

"Iya, ini alamat yang dikirim sekertaris mas Julian."

"Ini kok kayak hotel sih? Mananya rumah sakit sih?"

"Kita masuk dulu aja, kita cek sama- sama."

Akhirnya Kika ngikutin Karina untuk masuk kedalam rumah sakit yang lebih menyerupai hotel itu dengan perasaan was was. Dia mendadak gak siap harus liat Julian dengan keadaan lemah dan gak berdaya dengan alat bantu pernafasan ditubuhnya.

Karina jalan duluan, karena dia yang tau dimana ruangan Julian. Sampe mereka nyampe depan pintu ruangan yang dimaksud. Karina ngasih kode supaya Kika masuk dan nemuin Julian didalem. Dengan segenap keberanian yang dia kumpulin kurang dari lima menit yang lalu, Kika masuk dan mendapati ruangan gelap cenderung remang - remang.

Gue salah masuk apa gimana dah ini? Pikirnya.

"Ian..?" Kika manggil nama Julian dengan suara yang mulai bergetar, dia takut gak bisa ketemu Julian disini. Dia udah gak sanggup lagi nahan rindunya untuk bayi kelinci kesayangannya itu.

"Ian lo dimana.." Kika mulai terisak. Dadanya baliklagi nyesek kaya semula. Tadinya dia udah rileks tapi karena belum bisa lihat wajah laki laki yang dia cari mendadak keberaniannya runtuh dan dia butuh Julian sekarang juga.

"Ian lo--

Ucapannya ga sempet selesai karena seseorang yang meluk dia dari belakang dengan erat, tangan kuat yang belakangan dia kangenin mati matian akhirnya bisa dia rasain lagi.Tanpa Kika berbalikpun dia udah hafal siapa yang meluk dia. Harum khas bayi yang Julian punya gak akan bisa Kika temuin ditubuh siapapun. Dan ini malah bikin Kika nangis kejer.

"I miss you so bad Alea.." Julian bicara memecahkan keheningan diantara mereka. Dia kecup leher Kika dengan lembut dan perlahan dia balikin badan Kika supaya merekahadap hadapan.

"Lo tega banget sama gue.. Lo biarin gue kangen sama lo sampe rasanya gue mau mati!" Kika numpahin emosinya sementara Julian cuma cengengesan.

"Mana katanya lo kecelakaan parah? Emang si air sialan!" Kika terus marah marah sampe dia sadar seisi ruangan mulai terang benderang dengan cahaya lilin yang nyala secara berkala.

Kika auto kicep sedangkan Julian mulai berlutut dihadapan perempuan yang paling diasayang setelah mamanya itu.

"pertama, aku minta maaf karena udah jauhin kamu beberapa waktu ini. Karena ada urusan yang harus aku urus secepatnya dan gak bisa nunggu. Kedua aku kangen kamu. Ketiga aku emang jahat. Ke empat Alea Kirana Katlyn nikah sama aku ya?" Katanya dengan wajah polos yang selalu bikin Kika jatuh hati.

Kika gak bisa bendung kebahagiaannya lebih lama dari ini, jadi tanpa pikir panjang dia ngangguk dan bawa Julian berdiri, setelah Ian masangin cincin dijari manisnya. Kika buru buru peluk Julian, nangis sejadi jadinya sampe baju Julian basah.

"Aku bukan perempuan yang baik, aku juga gak suka ngalah untuk siapapun didunia ini. Sampe aku ketemu kamu dan untuk pertama kalinya aku rela kalah asal selalu ada didalam pelukan kamu." Kika sedikit ngejauhin badannya dari dekapan Julian.

Mereka saling tatap satu sama lain sampe Jullian hapus jarak yang tersisa dan nyatuin bibirnya dengan bibir Kika dengan lembut dan penuh penekanan.

"Forever i'm yours." Julian berkata dengan sungguh sungguh sembari menyatukan keningnya dengan kening Kika.



****
Chapter depan udah end yaaa.. say good bye to Ian and the gank. Wkwkwk

Siapa yang udh nunggu new storynya Kookieee angkat tangan!!!

Team happy ending angkat tangaaaan!

Friends With Benefits ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang