"Enji bunuh diri!" Nadia memekik pas liat grup fakultasnya rame ngomongin foto Enji yang mulutnya dipenuhi busa.
"Hah?" Terus Rose buru buru deketin Nadia.
Mereka berdua shock liat Enji yang beneran pucet dan penuh sama busa disekitar mulut, leher sama wajahnya.
"Julian pasti makin drop. Gila apa ya ini cewek! Sialan malah bunuh diri. Gue belum sempet ngancurin dia!" Rose malah berapi api menyuarakan amarahnya.
"Kenapa yang?" Gio nongol tiba tiba dan bikin Rose kaget bukan main.
"Lo tuh kalo dateng pake aba aba kan bisa! Kaget gue bangsat." Cewek itu ngusep dadanya yang masih deg dean parah.
Gio cengengesan aja dikasarin sama Rose. Dah biasa :')
"Kenapa sih?" Ken ikut nyamperin Rose dan Nadia. Waterio juga. Tapi dia gak ngomong apa apa.
"Si kembang kantil bunuh diri." Rose ngasih tau pake muka super datar
Gio nganga, Ken istigfar dan Waterio kedip kedip.
"Mati gak?" Untuk pertama kalinya sejak nginjek kaki di Singapur Waterio bersuara.
"Kayaknya sih enggak yo." Nadia yang jawab.
"Bagus. Gue belum ngapa ngapain bajingan kecil itu. Jangan sampe dia mati dulu." Kata dia dengan muka dinginnya. Yang lain langsung merinding.
"Lo kaya pembunuh bayaran tolol." Ken bergidik liat Waterio yang udah kaya pshyco haus darah.
Mereka tenggelam dalam pikirannya masing masing, sampe Julian keluar dengan mata super sembab dan lemes banget.
"Gih siapa yang mau lihat Kika. Gue mau ngobrol sama dokternya dulu." Dia nyoba buat senyum tapi jatuhnya malah menyedihkan banget.
Waterio berdiri dan tanpa bicara apapun dia masuk kedalam ruangan. Make semua perlengkapan yang sempet Julian pake juga.
"Yan, lo gak apa apa kan?" Nadia nyamperin Julian dan ngusap rambut belakang Julian, persis kaya seorang ibu yang lagi nenangin anaknya.
"Enggak nad. Gue gak baik baik aja. Sama sekali."
Mereka semua nahan nangis liat kondisi Julian yang kacau banget.
"Gio.. gue gak kuat liat temen temen gue kayak gini." Rose berkata dengan parau. Gio genggam tangan Rose erat. Berharap bisa sedikit saja berbagi ketenangan dengan kekasihnya itu.
Nadia menarik Julian kedalam pelukannya. Menenangkan Julian dengan kata kata lembut bak seorang ibu yang baik hati.
"Lo gagal Ian."
Semua orang menoleh ke arah sumber suara. Dan Julian melepas pelukannya pada Nadia.
"Abang.." Julian berbisik lirih.
Ken berdiri dan emosinya yang pertama kali tersulut sebelum Rose menyusul dan Gio ikut memanas.
"Ngapain lo disini anjing!" Ken langsung nerjang orang yang Julian panggil abang itu dengan bringas.
Nadia berteriak histeris sedangkan Rose ikut menghampiri orang itu dan mendorong tubuhnya agar menjauh dari ruangan Kika berada.
"Masih berani lo anjing muncul disini hah?" Rose nunjuk muka orang itu dengan emosi yang memuncak.
"KALIAN SEMUA GAGAL JAGAIN ALEA!" Orang itu malah ikut tersulut emosi.
Julian yang sedari tadi bergeming menghampiri orang yang tengah di terjang teman temannya.
"Bang Denis.."
Abang Denis...
Siapanya ian coba iniiiiiiiieh?
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Benefits ✅
Short StoryDimana ada Kika disitu ada Julian. Mereka selalu bareng bareng dalam semua kondisi dan keadaan. Tapi giliran ditanya soal hubungan keduanya, baik Kika maupun Julian akan jawab dengan kompak; "Gue sama dia tuh sahabatan."