Thirty-two

3.7K 465 7
                                    

Kika beneran udah hopeless tingkat dewa karena setelah ancaman yang dia kirim lewat Waterio masih juga gak mempan buat Julian. Dia gak juga nampakin batang hidungnya.

"Nad gue kangen Julian.." Kika hampir nangis waktu ngomong ini sama Nadia siang itu.

Nadia gak jawab apapun, dia cuma meluk Kika dan biarin sahabatnya itu tenang. Rose sama Maira sama hopelessnya kaya Kika. Mereka juga gak pernah ketemu sama Julian karena cowok itu selalu kumpul sama anak black magic pas gak sama pacarnya masing - masing.

"Kalo emang Julian mau end up sama lo gara - gara Denis, harusnya Denis balik lagi dan deketin lo. Tapi gue denger dia malah balik ke UK. Gak ngerti gue." Rose betulan gak paham permainan apa yang lagi Julian mainin. Dia gak bisa baca jalan pikiran cowok yang udah bertahun - tahun jadi patner fwb sahabatnya itu.

Maira ngangguk, dia setuju sama pendapat Rose. "Gue juga sempet mikir kaya gitu. Dan gue inget siapa Denis dan dimana gue pernah lihat dia."

"Dimana?!" Nadia sama Rose otomatis ngegas.

"Di cafe kakak gue. Dia ketemu sama Enji. Gue inget banget. Dan setelah gue sambungin sama masalah Kika - Enji - Julian, ini bukan kebetulan. Mereka bisa aja kerja sama. Sekarang coba lo pikir, kenapa abangnya Julian bisa semudah itu dapet info tentang Enji sama Bian kalo bukan dari orangnya langsung. Mana detail banget lagi buktinya. Semacam kaya udah dipersiapkan gitu loh."

"Kepala gue bentar lagi bakal pecah."

Rose dan Nadia natap Kika dengan tatapan iba. Karena sahabatnya ini beneran ngejalanin sebuah hubungan yang complicated.

"Gue bakal bantu lo sebisa gue. Jangan khawatir. Lo gak akan kehilangan Julian. Lo punya kita." Maira senyum sambil genggam tangan Kika. Begitupula Rose dan Nadia.

Dalam hati Kika bersyukur banget punya mereka bertiga. Dan Maira, meskipun persahabatan mereka terbilang baru, dia sangat amat peduli sama Kika, Rose dan Nadia. Bahkan disaat kondisinya lagi hamil dan gak seharusnya mikirin masalah berat orang lain.

"Perkiraan lo lahiran kapan deh Mai? Gue gak sabar jadi bridesmaid nih." Kika akhirnya milih buat ganti topik pembicaraan mereka. Waterio dan Maira emang sepakat untuk nikah pas babynya lahir dan bakal tunangan secepatnya.

"Masih lama, sekitar empat bulan lagi. Gue gak sabar buat ketemu sama dia.." Maira senyum lebar sambil ngelus perutnya yang mulai membuncit.

"Gue juga gak sabar! Ponakan baru gue pasti lucu banget.." Rose nyengir, dia ngebayangin betapa lucunya anak Maira dan si air nanti.

"Anyway guys.." Nadia senyum canggung waktu perhatian temen - temennya beralih ke dia sepenuhnya.

Dia nganggkat tangannya dan memperlihatkan cincin yang bisa dipastikan merupakan cincin berlian melingkar dijari manisnya.

"Gue udah dilamar sama Kentama." Katanya sambil senyum malu - malu.

Kika, Maira sama Rose bengong sebentar.

"ANJING SO SWEET AMAT SI KELING. GAK PACARAN LANGSUNG GAS PELAMINAN." Rose heboh banget setelah sadar dari keterkejutannya.

Kika, Rose dan Maira meluk Nadia rame - rame. Mereka juga udah kode - kodean lewat mata. Karena habis ini bakal nyiapin bridal shower buat ibu peri meraka itu.

Friends With Benefits ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang