kelima

44.3K 3K 85
                                    

Bel pulang berbunyi. Semua sibuk merapikan alat tulis yang ada di meja masing-masing.

"Mau mana lo? Buru-buru amat." Tanya Annisa.

"Mau jemput my childish boy yang paling kece nan imut." Jawab Audora berlebihan.

Chika membalikkan badannya kearah belakang. "Serius? Lo mau jemput dia? Ngapain?"

"Dia kan pacar gue sekarang. Jadi gue harus bersikap selayaknya seorang pacar. Gue harus manis kedia. Perhatian. Pokoknya gitu lah." Jelas Audora.
Jika boleh jujur. Tadi itu adalah kalimat paling menjijikkan yang pernah ia katakan.

"Huek. Jijik gue." Kata Dian seperti ingin muntah.

"Gue juga jijik." Sahut Audora geli. "Udah deh. Gue mau cabut. Bye."

Audora segera pergi menuju kelas Alland. Saat tiba disana kelasnya sudah sunyi. Dia tidak melihat Alland.

"Eh. Liat Alland gak?" Tanya dia pada siswi yang baru keluar dari kelas itu.

"Emm. Tadi Alland di bawa kak Zero pergi." Siswi itu berkata dengan takut.

Audora berdecak. "Sial! Mau ngapain tu bocah sama pacar gue?"

"Makasih ya." Ucapnya pada siswi tadi.

Audora segera berlari menuju belakang sekolah. Dia yakin Zero pasti membawanya ke sana.

Walaupun Alland cuma bahan taruhan gue. Tapi jauh dilubuk hati gue sayang sama dia. Gue gak mau ada yang nyakitin dia. Entah kenapa gue punya felling sama dia.-Audora.

Saat tiba disana, dugaannya benar. Zero dan kedua temannya membawa Alland kesini.

Amarah Audora memuncak saat melihat Alland sudah hampir pingsan. Tangannya sudah terkepal kuat. Dia segera berlari ke arah mereka.

Bugh!

Zero terjatuh dalam sekali pukul. Mereka yang melihat itu terkejut. Kenapa Audora bisa ada disini?

"Lo berani-beraninya mukul cowok gue!! Nyari mati hah!?" Bentak Audora marah.

Zero menatapnya takut. "Ra maafin gue. Gue gak sengaja. Gue..."

Bugh!

Audora kembali memukulnya. Membuat Zero harus merasakan bau rumput liar.

Kedua teman Zero ingin membantu, tapi ucapan Audora membuat nyali mereka menciut. "Maju selangkah mati kalian."

Terpaksa mereka hanya diam menyaksikan.

Zero harus merasakan amukan Audora hanya karena cowok cupu itu. Tadinya dia kira Audora hanya bercanda saat mengatakan Alland adalah pacarnya saat dikantin. Tapi ternyata itu benar.

"Gue ingetin sama lo! Jangan berani nyentuh pacar gue lagi! Atau lo tau akibatnya!!" Kata Audora. Lalu melepaskan kerah baju Zero. Itu membuat cowok itu jatuh kebawah.

Audora menghampiri Alland yang sedang terbaring di rumput. Dia meringis saat melihat luka di wajah cowok itu.

Dia membantu Alland bangun. "Kita ke UKS dulu." Ucapnya. Lalu memapahnya menuju Uks.

Sekolah sudah bubar dari tadi. Jadi hanya beberapa orang saja yang ada disini. "Aduh. Lo jangan pingsan dulu ya. Tunggu sampek Uks aja." Ucapnya cemas.
Alland yang kondisinya benar-benar lemah tidak membalas perkataan Audora. Masih bisa membuka mata saja sudah syukur.

Begitu tiba di Uks, Audora segera membaringkan Alland. "Woy! Mana ni PMR!? Pacar gue lagi sakit ni woy!" Dia berteriak ketika tidak melihat ada orang disini.

Lalu muncul penjaga UKS. "Ada apa Audora? Kenapa kamu teriak?" Tanya Ibu itu kesal.

"Ntar aja buk ngomelnya. Ni bantuin pacar saya. Dia abis di gebukin orang. Kasian." Kata Audora cepat.

Buk Aminah segera memeriksa Alland. "Dia gak papa kok. Cuma butuh istirahat aja." Ucapnya setelah selesai memeriksa.

"Beneran gak papa buk?" Audora bertanya dengan antusias.

"Iya." Kata Buk Aminah meyakinkan. Audora menghela napas lega. Jika Alland terluka parah, dia akan memastikan Zero menginap dirumah sakit.

"Ibu mau nanya sama kamu. Kenapa Alland bisa kayak gini? Setau Ibuk dia anak yang baik. Gak pernah nyari masalah sama orang. Kenapa sampek luka kayak gini?" Buk Aminah melemparkan pertanyaan bertubi-tubi.

"Ntah lah buk. Saya juga gak tau. Kasian pacar saya di gebukin orang. Kalo saya tau siapa orang nya. Pasti saya habisin sekarang juga." Kata Audora dramatis.

"Lebay kamu." Ujar buk Aminah.
Audora cengengesan. "Ibu keluar dulu ya. Kamu jangan macam-macam disini." Pesan Buk Aminah sebelum pergi.

★♣★

Sudah satu jam Audora menunggu Alland bangun. Bahkan dia juga ikut tertidur.

Alland terkejut saat membuka matanya ada Audora di sebelahnya. Samar-samar dia ingat kenapa dia bisa ada disini.

Dia tersenyum saat mengingat bagaimana cewek itu mengamuk karena dia. Audora sangat marah saat itu. Zero saja tidak bisa mengatasi kemarahannya.

"Kok gue rasa kayak kenal sama dia ya? Tapi dimana gue gak ingat."_batinnya.

"Eghhmm.." Audora menggeliat sebelum membuka matanya. "Akhirnya lo bangun juga. Gimana? Masih sakit? Apa kita kedokter aja?" Dia bertanya begitu melihat Alland bangun.

"Eh? Gue gak papa kok. Gak perlu kedokter segala." Jawab Alland sambil tersenyum manis.

Audora mengelus rambut Alland. "Yakin gak papa?" tanya dia memastikan.

Entah kenapa Alland jadi baper. "I-iya gak papa." Jawabnya gugup.

"Yaudah yuk kita pulang. Lo harus istirahat di rumah." Ucap Audora.

"Emm. Makasih ya." kata Alland malu.

Audora tersenyum manis. Bahkan sangat manis. "Gak papa. Lo kan pacar gue." Ujarnya. "Panggilnya lo gue aja ya. Biar gak lebay kayak yang lain." Kata dia.

Alland mengangguk. Lalu bangun dia turun dari tempat tidurnya. Audora membantunya.
"Hati-hati." Ucapnya.

"Langsung pulang ya. Mama gue nanti khawatir." Pinta Alland.

"Elo emang harus pulang. Istirahat di rumah. Jangan banyak gerak." Kata Audora.

Alland hanya menurut.

Mereka berjalan bersisihan menuju parkiran.

Alland tadi diantar Abangnya ke sekolah. Biasanya dia akan menunggu atau naik bus untuk pulang.

Sedangkan Audora seperti biasa dia membawa motor. "Lo pulang sama gue aja." Katanya.

"Umm. Yaudah deh." Balas Alland.

Audora mengeluarkan motornya dari parkiran, dan berhenti di sebelah Alland. "Ayo naik." Ucapnya. "Sorry ya. Gue cuma punya satu helm." Kata dia setelah Alland naik.

"Gak papa kok." Sahut Alland. Dia meletakkan tangannya di pundak Audora. Dia tidak berani memeluk pinggang cewek itu.

Audora melirik Alland dari kaca spion. Lalu tersenyum geli. "Kalo lo mau peluk gak papa kok." Ujarnya.

Mendengar itu rasanya jantung Alland seperti habis lari maraton. Berdetak dengar cepat. Audora juga merasakan hal yang sama. Jantung nya seperti sedang berpesta.

"Masa gue yang ngegombal gue yang baper sih." Batin Audora mengeluh.

★♣★

My Childish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang