sembilan belas

33.9K 1.9K 20
                                    

"Udah pada datang semuanya?" Tanya Audora pada Alfa.

"Dari 500 cuma 453 orang yang hadir. Yang lainnya ada urusan."

"Oke." Audora berjalan kearah mereka, lalu duduk di bangku yang kosong. "Perhatian!" Ucapnya lantang. Semua diam dan memperhatikannya.

"Kalian tau kan soal penyerangan di sekolah gue tadi siang?" Mereka mengangguk. "Menurut kalian gimana?"

"Kita bales balik mereka Ra! Biar mereka tau berurusan sama siapa!" Kata Alfa menggebu.

"Bener! Ini gak bisa di biarin! Walaupun mereka kalah, tetap aja kita harus balas!" Sahut Wira tak kalah menggebu.

Audora hanya mangut-mangut mendengar ucapan mereka yang menyuruh untuk membalas dendam. "Trus gimana sama Andre?" Tanya dia santai.

Mereka yang tadinya berkoar, mendadak diam dan menoleh ke arah Andre. Cowok itu hanya diam seribu bahasa.

"Di situ ada Andre. Keluarga kita. Jadi kita gak bisa langsung menyerang." Kata Audora. "Kalian ingat kan apa tujuan awal geng ini di bentuk?" Dia menatap mereka satu persatu. "Melindungi orang yang kita sayang!" Tegasnya.

Mereka mencerna ucapan Audora. Benar juga! Jika mereka menyerang balik. Sama saja dengan menyerang keluarga sendiri. Meski hanya Andre yang ada di sekolah itu. Tapi tetap saja dia adalah keluarga!

"Jadi gimana? Masih mau balas dendam?" Tanya Audora. Mereka menggeleng. "Berarti masalah ini udah selesai. Dan soal ketuanya. Biar gue yang urus." Ujarnya.

Hening sesaat!

Audora berdehem. "Btw, gimana sama cewek yang lo suka Dre? Gue tau loh kalo lo lagi naksir sama anak sekolah lo." Katanya.

Andre terlihat gelagapan saat semua orang melihat kearahnya. "G-gak ada kok." Bantahnya sambil membuang muka.

"Cie! Andre!" Goda mereka.

"Apaan sih!"

Mereka tertawa melihat Andre yang salah tingkah. Ternyata ini salah satu alasan kenapa Audora tidak ingin menyerang balik. Itu karena ada wanita yang disayangi keluarga mereka. Dan itu harus dilindungi!

★♣★

Setelah selesai dengan urusannya di sekolah, Kurniawan berniat pulang ke rumahnya. Di tengah jalan, dia memarkirkan mobilnya. Lalu dia turun menuju salah satu warung makan. Dia ingin membeli makanan.

Beberapa saat kemudian dia kembali dengan dua kantong keresek berisi nasi goreng.

Dia berjalan santai menuju mobilnya. Saat dia ingin membuka pintu mobilnya, ada yang merempas kunci itu lalu mendorongnya hingga membentur pintu mobil.

"Serahin harta lo!" Perintah orang tersebut.

Kurniawan melihat mereka dengan wajah pucat. Mereka bertiga. Dengan badan yang tegap. Yang lebih sial lagi, jalanan ini sepi. Tidak ada kendaraan yang lewat.

Saat itu, Audora sedang berkumpul dengan gengnya di sisi jalan lain. Dia bisa melihat jika lelaki itu sedang ketakutan.

"Ra, pak kepala tuh. Gak lo tolongin? Kasian." Kata Wira.

Yang lainnya melihat kearah pandangan Wira. Terlihat kepala sekolah mereka sedang di rampok.

Audora bangkit lalu membuang puntung rokoknya. "Bentar ya." Ucapnya, lalu berlari kearah preman itu.

My Childish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang