sembilan

39.6K 2.8K 114
                                    

Setibanya di sekolah, Alland terus menunduk. Dia tidak ingin orang melihat wajah memarnya. Terutama dari Audora. Bahkan jika perlu dia akan menghindar saat bertemu. Karena dia bisa saja keceplosan jika sudah didesak.

Karena asyik menunduk, dia menabrak orang di depannya lalu terjatuh. "Eh. Maaf maaf. Aku gak sengaja. Maaf." Ucap Alland.

Orang yang ditabrak tadi menatapnya heran. Kenapa dia yang jatuh dia yang minta maaf terus.

"Woy?" Panggil orang itu sambil menyentuh kaki Alland dengan kakinya. "Bangun. Lo gak papa kan?"

Alland mengangkat kepalanya dan melihat wajah Audora. Buru-buru dia menunduk lagi.

Audora yang sempat melihat wajah Alland tadi segera berjongkok untuk melihat lebih jelas.

Tangan kanannya terulur untuk mengangkat dagu Alland. Saat dia sudah melihat seluruh wajah cowok itu, dia menggeram. "Siapa?!" tanya dia datar.

Alland diam dengan wajah bingungnya.

"Zero lagi?" Alland menggeleng tegas. "Trus siapa?"

Melihat wajah Audora dari jarak sedekat ini membuat jantung Alland berdebar kencang. Dia tidak bohong jika Audora benar-benar cantik. Bahkan saat cewek itu sedang marah sekalipun.

Alland menggeleng. Sepertinya dia sudah gila karena masih sempat memuji cewek itu dalam kondisi ini.

"Alland sayang. Siapa yang mukulin kamu? Bilang sama Ara." Suara Audora terdengar lembut.

Seperti terhipnotis Alland tersenyum padanya lalu berkata. "Daniel."

Detik itu juga wajah Audora berubah marah. Alland langsung merutuki dirinya karena sudah keceplosan.

"Ikut Gue!" Ucap Audora, menarik tangan Alland.

Alland menunduk malu karena orang-orang memperhatikan mereka. Sedangkan Audora dia sama sekali tidak peduli. Dia terus menarik Alland menuju belakang sekolah.

Setelah sampai dia mendorong Alland untuk duduk di sofa bekas.

"Kenapa dia mukul Lo?" Tanya Audora tajam.

Alland menelan ludahnya. Audora sungguh menyeramkan saat marah. "C-cuma salah paham aja." Jawabnya gugup.

Audora memicingkan matanya. Lalu mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang. "Bawa Daniel ke hadapan Gue sekarang." Ucapnya pada orang di seberang sana.

Tubuh Alland menegang. Dia tidak mau Abangnya terluka. Dia yakin kalau Daniel hanya khilaf tadi malam.

"Ra. Jangan Ra." Pintanya. Lalu diraihnya tangan kiri Audora. "Ara sayang Alland kan? Jangan ya Ra. Alland mohon jangan."

Audora mendengus kesal. Lalu dia memutuskan sambungan teleponnya. Kemudian menatap Alland.

"Alland sayang Ara kan?" Alland mengangguk. "Trus kenapa Alland bohong sama Ara?" Tanya Audora lagi.

Alland menunduk. Tidak bisa menjawab. "Alland gak mau Ara marah sama Bang Daniel. Alland sayang Bang Daniel." Ucapnya pelan.

Audora duduk di sebelahnya. Lalu dia bersandar di bahu Alland. "Jadi Alland gak sayang sama Ara?" Kata dia sedih.

"Bukan gitu." Bantah Alland cepat. "Alland sayang kok sama Ara. Sayang banget. Ara kan Princess Bear nya Alland." Ujarnya.

Aurora tersenyum cerah. "My hero." Gumamnya.

"Lain kali Alland jangan bohong lagi ya sama Ara. Ara gak suka." Pinta Audora. Alland mengangguk. "Iya. Maafin Alland ya." Kata dia.

Alland mengelus rambut Audora. Sedangkan Audora dia merebahkan kepalanya di pangkuan Alland.

My Childish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang