"Ldr itu enak-enak pait lah. Enaknya gak perlu mandi pas malming. Tapi paitnya gak bisa ketemu pas lagi kangen."
#kantai
Audora hanya diam sepanjang jalan. Begitu pula Azka. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.
Sampai akhirnya Azka membuka suara, "ini bukan jalan ke arah Cafe."
"Gue gak mau mukul para pengunjung. Makanya gue izin libur hari ini," ujar Audora. Dan Azka tau maksudnya.
Setelah itu mereka kembali diam. Cukup lama hingga akhirnya Audora menghentikan motornya di depan bangunan tua yang mereka sebut markas itu.
Azka yang tidak mengerti hanya mengikuti kemana adiknya itu membawanya.
Di dalam, sudah banyak anak Serigala yang sedang berkumpul. Mereka menyapa Audora yang baru saja datang. Begitu pula dengannya.
Kemudian Audora duduk di kursinya. Membuat yang lain berpokus pada gadis itu. Karena mereka yakin ada hal penting yang ingin di sampaikan.
Sedangkan Azka hanya berdiri diam melihatnya. Tidak duduk atau pun berbicara.
"Lo mau tau apa? Tanya aja. Kali ini gue bakal jawab dengan jujur," ujar Audora.
Tapi Azka tetap diam. Cowok itu tidak tau dari mana dia akan memulai.
"Lo mau tau, apa yang dikatakan orang luaran sana itu bener?" tanya gadis itu. "Ya. Mereka bener. Gue emang gak punya hati. Mereka juga bener kalo bilang gue sadis," ujarnya pada Azka.
"Gue, Audora si Ratu Serigala, tega liat musuh gue minum air comberan. Gue, si Ratu Serigala yang tanpa hati hajar musuhnya sampai abis. Gue juga, si Ratu Serigala, akan buat mereka menderita karena berani nyakitin orang terdekat gue."
"Jadi," Audora menatapnya. "Kisah mana yang mau lo denger?"
Senyap. Tidak ada yang bersuara. Mereka sadar jika keadaan sedang darurat saat ini. Dan tentunya sedang ada emosi yang coba di redam sekarang.
"Kenapa?" suara Azka terdengar bergetar. "Kenapa lo bisa jadi kayak gini?" tanyanya.
"Hidup itu keras, Kak. Terkadang kita memerlukan hukum rimba agar bisa bertahan hidup," jelas Audora. "Lagi pula, gue bukan cewek psyco yang main pukul anak orang yang gak bersalah. Gue cuma bales apa yang mereka lakukan ke gue, elo, dan temen gue. Selain itu gue gak ganggu."
Lagi-lagi Azka terbungkam. Adiknya itu tidak salah. Dia hanya suka membalas mereka yang lebih dulu menyakitinya.
"Dulu gue sering banget berurusan sama hukum. Tapi karena gue masih di bawah umur, jadi mereka lepasin gue. Itu pun dengan tebusan," Audora kembali bercerita.
"Memang yang bayar Papa. Tapi tetap aja Mama yang bujuk," katanya. "Gue gak takut hukum. Gue bahkan pernah nginap di sana. Sehari doang. Dingin sih. Tapi gak buruk banget lah," lanjutnya.
"Harus gue akui, sih. Gue sayang lo, mereka, dan juga Alland. Gue sayang kalian. Jadi gue gak suka kalo ada orang yang nyakitin kalian. Karena gue bakal bales itu lebih dari yang mereka kasi!"
"Lo tau? Mama pernah bilang, 'Demi melindungi yang di sayang. Tidak masalah meski harus menghancurkan dunia'. Dan gue gak masalah kalo harus lakuin itu," ujarnya.
"Jadi, apa yang mau lo omongin ke gue?" dia kembali bertanya.
Azka menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. "Bisa lo lepasin Senja? Dan juga yang lainnya?" tanya dia sehalus mungkin.
Audora tertawa horor. Dapat di rasakan ada aura tidak menyenangkan di dalam ruangan itu.
"Udah gue tebak sih," katanya. "Tapi gak papa. Gue lepasin mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish [SELESAI]
Novela JuvenilAudora adalah gadis bar bar yang tidak suka ucapannya di bantah. Sifatnya yang urakan membuatnya di hindari banyak murid. Sedangkan Alland merupakan anak mami yang cengeng dan manja. Cowok itu manis dan lembut. Bertolak belakang dengan Audora yang...