enam puluh satu

19.2K 1.5K 208
                                    

"Kamu itu milik aku. Paham sayang?"

#:*

Beberapa suster tampak keluar masuk ruangan yang di jaga dua orang bodyguard itu. Wajah mereka panik. Tapi tak lebih panik dari seorang cowok yang duduk di kursi tunggu itu.

Sedari tadi dia terus merapalkan doa agar yang di dalam ruangan itu tidak apa-apa.

Afa pasti gak papa. Iya. Gue yakin pasti gak papa!

Cowok itu Alarick. Sudah hampir seminggu dia bolos sekolah dan menunggui Afa di rumah sakit. Karena itu dia tidak membuat masalah dengan Audora dan yang lainnya.

Dan saat ini kondisi gadis itu sedang drop. Makanya para dokter dan suster sedang berusaha menyelamatkan gadis tersebut. Karena jika tidak, akibatnya akan buruk untuk mereka.

Kedua orang tua Afa datang. Mereka langsung menghampiri Alarick yang tampak terguncang.

"Nak, gimana keadaannya?" tanya Ibu Afa. Aisyah namanya.

Alarick mendongak. Terlihat jelas jejak air mata di pipinya. Jika Audora melihat, gadis itu pasti akan meledeknya.

"Mereka masih belum keluar, Bun," ujarnya.

Rama -ayah Afa- hanya bisa terduduk lesu. Dia tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolong putrinya itu.

Aisyah langsung menangis terisak. Sudah dua tahun dia menunggu putrinya itu untuk sadar. Bahkan rasanya dia saja sudah tidak punya harapan. Hanya Alarick saja yang terus berusaha agar putrinya itu bisa sembuh. Tapi sekarang, membuat harapannya kembali pupus.

"Afa pasti baik-baik aja," ucap Alarick yakin. Cowok itu mendekap Aisyah, memberi kekuatan.

Aisyah mengangguk. "Iya. Anak Bunda pasti gak papa," ucapnya.

★♣★

Revan : Afa kritis. Alarick nangis kejer nih!

Mata Audora langsung melotot membaca pesan itu. Cewek itu langsung berdiri lalu menggebrak meja belajarnya. Membuat semua menoleh ke arahnya.

"Santai kali! Kaget nih gue!" kesal Annisa. Pasalnya dia sedang serius membaca novel, dan dengan tidak santai temannya ini menggebrak meja.

"Ada apa Audora!? Kenapa kamu membuat keributan!?" tegur guru yang mengajar.

Audora tidak mempedulikan ocehan mereka. Dia meraih tas punggung yang berisi satu buku dan celana itu lalu berjalan menuju pintu keluar.

"Mau kemana kamu!?" Guru itu kembali bertanya.

Dengan santainya dia menjawab, "boker, Buk!"

Langsung saja semuanya tertawa.

Ada-ada saja Audora ini. Memangnya jika ingin buang air harus membawa tas ya? Terlebih apa harus menggebrak meja juga!?

Sementara ketiga temannya hanya menatap bingung kepergiannya. Karena tidak mungkin gadis itu ingin buang air. Pasti ada hal yang darurat.

Semoga lo gak papa.

★♣★

Setengah jam kemudian Audora tiba di rumah sakit tempat Afa di rawat. Tanpa membuang waktu dia langsung berlari menuju ruang rawat cewek itu.

Begitu tiba, dia hanya bisa menatap dari jauh. Karena tidak akan baik jika dia dan Alarick sampai bertatap muka.

Dapat ia lihat jika Alarick sedang menangis sekarang. Bukan waktunya untuk tertawa. Bahkan dia tidak punya niatan sama sekali untuk melakukan itu. Semua orang bebas untuk mengungkapkan apa yang dirasa.

My Childish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang