Azka duduk di sofa sambil memperhatikan Adiknya yang serius melihat ponsel. Jujur saja dia jadi penasaran. Makanya dia bertanya. "Lagi liat apa sih dek? Serius amat!" tanyanya.
"Kepo lu!" sahut Audora tanpa mengalihkan perhatian dari layar ponsel.
"Dih!"
Tingkat keinginan tahuan Azka makin besar kala melihat adiknya itu tersenyum lebar. Tapi makin lama tampak seperti seringai.
Dia perlahan mulai mendekati gadis itu. Berusaha untuk melihat isi ponselnya. Tapi belum sempat ia melihat, Audora sudah mematikan layar ponselnya. Membuatnya harus mendengus keras. "Ih! Gue kepo elah!"
"Bocah jangan kepo!" celetuk Audora.
Azka mendengus pelan. Cowok itu tersenyum tipis lalu berusaha untuk merebut ponsel ditangan kanan Audora. Tapi dengan santainya Audora menghindar dan memelintir tangan kiri Azka ke belakang tubuh. Lalu menindihnya di atas sofa. Cowok itu meronta tapi dia kalah kuat dari Adiknya ini.
Audora menyimpan ponselnya di saku celana lalu menyentil telingan kanan kakaknya itu. "Makin kepo aja lo!" katanya. "Ingat. Kepo bisa membunuhmu. Bukan rokok aja!"
"Sejak kapan ada kata kayak gitu?!" tanya Azka sebal.
"Sejak gue ngomong barusan," sahut Audora. Gadis itu masih betah menindih punggung Azka sambil memelintir tangan kiri cowok itu.
Gue kan ringan! Pikirnya.
Azka sendiri kesusahan untuk melepaskan diri dari adiknya ini. Dalam hati dia berucap, sama gue aja kayak gini. Apalagi musuhnya. Langsung di patahin kali ya, ni tangan!
"Turun lo! Lo berat!" celetuknya.
Bukannya turun, Audora malah memberi sedikit tekanan di tangan kirinya. Hanya sedikit. Karena sakitnya tidak seberapa. "Gue ringan kale! Cuma 42KG. Lo yang berat!" kata gadis itu.
"Ringan itu kayak Dania!" ceplos Azka. "Eh!?" cowok itu langsung menutup mulutnya dengan tangan kanan.
Audora turun dari tubuh Azka, langsung saja cowok itu bangun. "Dania?" tanyanya.
Azka berdiri dan bersiap untuk lari. Tapi Audora berhasil menahannya agar tetap duduk. "Mau lari ke mana?" desisnya.
"Mau tidur, dek!" sahut Azka.
"Nanti dulu! Lo harus jawab pertanyaan gue!" tegas Audora. "Dania mana? Dania temen Aurora?" tanyanya.
"I-iya," jawab Azka.
Audora menyipitkan matanya. Curiga pada kakaknya ini. "Ada hubungan apa lo sama dia?"
Azka menggeleng cepat. Hal itu malah membuat Audora curiga. "Gak ada apa-apa kok!"
"Oooh~" Audora menyeringai kecil. Membuat bulu kuduk Azka berdiri. "Gak ada apa-apa ya?" tanyanya lagi. Azka mengangguk kaku.
Audora merogoh ponselnya lalu mengotak atik isinya. Kemudia meletakkannya di telinga, seperti sedang menelpon.
"Cari Dania, anak CHS. Trus bawa ke markas," Audora berucap santai.
Azka membulatkan matanya kaget. Langsung saja cowok itu merampas ponsel Audora dan meletakkannya di telinga. "Jangan! Batalin! Gue bilang ba-!" dia menatap layar ponsel. Mati?
Audora terbahak melihat wajah panik Azka. Gadis itu bahkan sampai memegangi perutnya saking hebatnya tertawa.
"Sialan!" Azka mengumpat kesal.
★♣★
Pagi-pagi SMA HARAPAN JAYA sudah di buat geger oleh foto yang di pajang di mading sekolah. Azka yang baru datang bersama Audora juga ingin melihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish [SELESAI]
Fiksi RemajaAudora adalah gadis bar bar yang tidak suka ucapannya di bantah. Sifatnya yang urakan membuatnya di hindari banyak murid. Sedangkan Alland merupakan anak mami yang cengeng dan manja. Cowok itu manis dan lembut. Bertolak belakang dengan Audora yang...