Alarick berjalan santai menuju kelasnya. Padahal dia sudah telat 30 menit. Masa bodo dengan itu! Pikirnya.
Dia berjalan dengan tenang. Tepat di ujung koridor ada yang menarik tangannya kasar, menuju gudang yang tak jauh dari tempatnya sekarang.
Tidak perlu melihat dia sudah tau siapa pelakunya. Tentu saja Audora!
"Maksud lo apa bangsat ngeroyok temen gue!? Lo gak punya nyali lawan gue sendirian!?" Tanya Audora emosi. Wajahnya sudah merah padam sekarang.
Alarick tersenyum miring sambil memandangnya. "Seharusnya yang marah itu gue. Karena lo udah bikin temen gue masuk UGD. Sedangkan temen lo gak papa kan?" Ucapnya enteng.
Audora menarik kerah seragam cowok itu. Dia sedikit berjinjit agar bisa menatap mata Alarick secara langsung. "Lo jangan balikin fakta njing! Sekali lagi anggota lo nyari masalah sama geng gue, gue jamin kejadian dua tahun yang lalu bakal terjadi lagi. Dan cewek lo itu gak bakal dateng kayak dulu!" Desisnya.
Wajah Alarick berubah marah. Dia tidak suka jika ada yang membahas gadisnya! "Jangan bawa-bawa cewek gue sialan!" Geramnya.
Audora menyeringai. Dia suka melihat Alarick yang sudah terpancing seperti ini. "Kenapa? Kemaren lo enak banget ngunciin cowok gue di toilet. Abis itu lo juga bentak dia di kantin. Menurut lo gue bakal diem aja?" Dia makin memanasi cowok itu.
"Gue bakal bales lo. Apa yang lo lakuin ke Afa. Dan lo mungkin bakal kehilangan dua!" Kecam Alarick.
Pikiran Audora tertuju pada Azka dan Alland! Jika Alarick berani bermain dengan mereka, dia berjanji akan membunuhnya!
Alarick tersenyum puas saat melihat ekspresi gadis itu. "Kartu lo ada di gue sekarang!" Ujarnya.
Bukan Audora jika tidak bisa membalikkan keadaan. Dia menampilkan smirk-nya sambil merapikan seragam cowok itu.
"Jangan seneng dulu." Katanya. "Ibarat catur, nyawa ratu lo ada di ujung tanduk. Tinggal mainin kuda, ratu lo mati. Jadi gue saranin lo perhatiin setiap langkah yang lo ambil. Jangan sampai ratu paling beharga lo gue renggut." Ucapnya.
Lagi-lagi Alarick menggeram. Dia tidak bisa berbuat apa-apa jika menyangkut Afa. Afa itu adalah pacarnya. Dan Afa juga merupakan teman Audora dulu.
Audora tertawa dalam hati. Ancaman klasik itu selalu berhasil. "Selama lo gak ganggu ketenangan gue, ratu lo aman. Tapi kalo lo tetap ganggu temen gue, gue pastiin ratu lo lenyap!"
Setelah mengatakan itu dia pergi dari gudang. Meninggalkan Alarick yang sedang mengamuk.
Audora menyusuri koridor dengan senyum mengembang. "Bego! Kagak mungkin lah gue bunuh temen sendiri." Gumamnya. "Kapan sih lo sadar Fa? Gue kangen tau gak?"
"Maaf karena gue lo jadi koma." Lirihnya.
★♣★
Alland mendusel di leher Audora. Dan gadis itu hanya menggeliat kegelian. "Alland. Geli tau gak." Kesalnya.
Bukannya berhenti, Alland malah menenggelamkan kepalanya di ceruk leher cewek itu.
"Astaga! Ni anak! Dibilang geli juga!" Omel gadis itu.
Alland berdecak. "Ck! Alland suka kayak gini. Ara diem aja deh!" Omelnya balik.
"Enak aja! Gue kan geli!"
Lagi-lagi Alland tidak peduli. Dia sekarang memainkan rambut pirang gadis itu. Ditariknya pelan, tapi makin lama makin kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish [SELESAI]
Teen FictionAudora adalah gadis bar bar yang tidak suka ucapannya di bantah. Sifatnya yang urakan membuatnya di hindari banyak murid. Sedangkan Alland merupakan anak mami yang cengeng dan manja. Cowok itu manis dan lembut. Bertolak belakang dengan Audora yang...