tujuh puluh

25.8K 1.7K 242
                                    

"Tau buih di laut? Nah! Dosa gue sebanyak itu. Yakali cinta. Cinta gue mah gak keitung banyaknya."

#bucinteros

Ruangan itu sepi. Hanya terdengar suara jarum jam berjalan.

Di dalam ruangan tersebut, Audora sedang tertidur pulas di atas ranjangnya. Dengan Azka yang tidur di sofa ruangan itu. Dan juga beberapa teman Audora yang lain sedang tidur di atas lantai dengan beralaskan tikar.

Mereka tidak mau pulang. Padahal sudah di suruh oleh gadis itu.

Pintu ruangan itu di buka perlahan. Lalu masuklah Alarick dengan wajah waspadanya. Setelah memastikan keadaan aman, dia berjalan mendekati ranjang Audora.

Langkahnya pelan nyaris tidak terdengar suara langkah kaki. Sedikit lagi dia mendekati Audora, mata gadis itu terbuka dan menatapnya heran.

"Mau ngapain?" tanya Audora.

Alarick mengisyaratkan agar dia diam. Setelah tiba di dekatnya barulah cowok itu bersuara. "Gue ke sini mau minta bantuan lo," katanya.

Alis Audora terangkat sebelah. "Apa?" tanyanya.

"Besok Afa ultah, jadi gue mau ngasi kejutan buat dia. Dan gue butuh bantuan lo dan temen lo," ujar Alarick. Entahlah. Seperti ada keraguan dari suaranya.

Audora membulatkan matanya kaget. Kenapa dia bisa lupa hari ulang tahun Afa!? Bahkan dia kadang lupa kapan hari ulang tahunnya sendiri.

"Lo mau gak?" tanya Alarick.

"Ya, mau, lah. Udah lama gue pengen rayain ultah dia. Dan kali ini harus kesampaian," ucap Audora menggebu. Alarick bahkan khawatir yang lain akan bangun karena suara gadis itu lumayan besar.

"Trus, gue harus ngapain?" tanya Audora kemudian.

★♣★

Afa melotot kala melihat Alarick babak belur di pukuli teman-teman Audora. Dia membawa kursi rodanya mendekat kearah mereka. Berusaha untuk menghentikan kegilaan itu.

"Alfa! Udah! Jangan di pukulin lagi! Revan!" dia berteriak frustrasi. Karena mereka tidak mau mendengarnya.

Dia membawa kedua kakinya agar bisa turun dari kursi roda itu. Tapi karena memang kakinya masih lemah, ia terjatuh tepat di depan Alarick.

"Afa!" Alarick berteriak panik. Karena itu dia tidak tau jika Dirga memukul kepala bagian belakangnya kuat. Membuatnya jatuh di samping gadis itu.

Afa sudah menangis melihat cowok itu babak belur. Ia meraih tangan kiri Alarick dan menggenggamnya. "Al, kamu jangan pingsan," ucapnya.

Alarick tersenyum simpul mendengarnya. "I-iya."

"Garren, please bantuin Alarick. Demi gue, Ren," pinta Afa.

Garren menggeleng pelan. "Sorry," sahutnya.

Mendengar itu jantung Afa seakan di tusuk. Tidak! Mereka harus membantunya! Sementara air matanya terus mengalir deras.

Alarick meraih sesuatu dari saku jaketnya. "Afa," panggilnya pelan. Gadis itu menoleh dengan mata sembabnya. Saat itulah dia melemparkan potongan kertas warna-warni kecil ke wajah gadis itu. "Happy birthday!" serunya.

Wajah Afa langsung cengo. Tidak paham maksud perkataan Alarick apa. Hingga akhirnya yang lainnya keluar dari tempat persembunyian mereka sambil bersorak dan bernyanyi lagi 'selamat ulang tahun'.

Dengan kesal dia menarik rambut Alarick dan memukul kepalanya kuat. "Lo ngerjain gue bangsat! Gak lucu tai!" geramnya.

Alarick mengusap kepalanya sakit. Pukulan Afa memang tidak bisa di anggap remeh. Padahal gadis itu saja masih lemah. "Sakit yang," rengeknya.

My Childish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang