lima puluh tujuh

19.9K 1.6K 105
                                    

"K-Kak?"

Jantung Audora berdegub kencang saat melihat Azka sudah ada di hadapannya. Ia takut lelaki itu melihat perbuatan yang ia lakukan tadi.

Mampus gue!

Mulut Azka terbuka dan bersiap untuk mengeluarkan omelannya. Itu yang ada di pikiran Audora saat ini.

Tapi apa yang Azka katakan membuatnya harus menarik napas lega. "Lo ngapain disini!? Gue nungguin dari tadi di parkiran!" itulah yang Akza katakan.

Audora mengatur detak jantungnya baru kemudian tersenyum polos. "Gue ketiduran tadi. Maaf ya," katanya.

"Hmm," sahut Azka. "Makanya," dia menoyor kepala adiknya itu pelan, "jangan suka bolos. Tidur lagi!"

Audora mengusap kepalanya sambil cemberut. "Iya iya!" balasnya. "Ya udah, yuk. Ntar telat. Masa Caffe baru buka kita udah telat aja," ucapnya kemudian.

Tuk!

Dia meringis pelan saat Azka menyentil dahinya. Sambil mengusap dahi dia membatin, untung Kakak gue! Kalo enggak, udah gue lempar ke dalam ni gudang!

"Yang lama siapa?" tanya Azka.

Audora mendengus pelan. "Iya. Gue! Puas lo!?" jawabnya.

"Udah. Ayok. Lama bener kek keong!" kata Azka mengomel.

"Iya. Bawel!"

Ketika Audora sudah berjalan menjauh dari gudang, Azka kembali menahannya. "Tas lo mana?" tanya lelaki itu.

"Di-" Audora langsung melotot saat ingat jika tas punggungnya ada di dalam gudang. "Gudang!"

"Biar gue yang ambilin!" kata Azka.

Audora ingin mencegah. Tapi lidahnya tidak bisa di gerakan. Ia baru bisa bergerak setelah Azka sudah berada di depan pintu gudang. "Biar gue aja!" serunya.

"Lo lama!" sahut Azka.

Tanpa menghiraukan Audora, Azka masuk ke dalam gudang. Ia melihat sekitar gudang, lumayan rapi. Tapi ada bagian gudang yang berserak. Seperti habis berkelahi.

Apa mungkin Adiknya ini-Ah tidak! Ia yakin Audora tidak mungkin menghajar seseorang di sini. Karena jika itu terjadi, orang itu tidak akan selamat. Sebab tidak ada yang akan menolong.

Kemudian tatapannya tertuju pada sofa di sudut ruangan. Disana ada tas abu-abu milik Audora. Tapi sebenarnya bukan hanya tas itu saja yang ada di sana. Di balik sofa itu ada anak Serigala yang sedang berbunyi sambil membungkam mulut keempat siswa tadi. Jika Azka ke sana, ada kemungkinan akan ketahuan.

Azka perlahan melangkah menuju sofa itu. Tapi saat sudah dekat, Audora langsung berlari dan meraih tasnya. Lalu gadis itu menarik tangannya pergi. "Udah ayo! Lo lama!" kata Audora.

Azka berdecak kesal. Cowok itu jadi yakin jika Audora menyembunyikan sesuatu. Ia menoleh ke belakang dan melihat ada tangan seseorang dari balik tumpukan kardus. Tapi hanya sebentar. Karena berikutnya tangan itu sudah hilang.

Setelah mereka pergi, barulah yang lainnya keluar dari persembunyian sambil menarik napas lega. Hampir saja mereka ketahuan.

Saat mereka bernapas lega. Keempat siswa tadi malah menahan napas. Audora memang sudah pergi. Tapi masih ada 20 serigala lapar di hadapan mereka.

Tadi, mereka bukannya tidak ingin berteriak meminta tolong. Tapi mulut mereka di bekap oleh empat orang lainnya. Dan jangan lupakan tatapan penuh ancaman dari orang-orang itu.

Sekarang mereka baru tau seberapa penting Azka bagi Audora. Dan jujur saja, mereka menyesal pernah berbicara yang tidak-tidak tentang cowok itu.

Mereka makin gemetar kala semua tatapan mengarah pada mereka.

My Childish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang