Tiga puluh sembilan

22.8K 1.7K 96
                                    

Ke-4 badgirl itu baru bernapas lega saat sudah tiba di lingkungan sekolah. Mereka kembali mengganti seragam dan pergi ke kelas. Seakan tidak terjadi apa-apa.

Luka diwajah Audora hanya dia cuci dengan air saja. Karena dia malas mengobati lukanya.

"Lo yakin Ra gak mau diobatin?" Tanya Dian sekali lagi.

"Enggak papa Dian. Ini cuma luka kecil doang." Sekali lagi itu lah jawaban Audora.

Akhirnya Dian menyerah. Audora itu sangat keras kepala. "Terserah lo deh." Katanya.

Saat sudah berada di koridor, para murid sudah berhamburan keluar kelas. "Eh. Udah istirahat ya? Berarti kita lama banget dong diluar." Annisa berujar.

"Langsung ke Kantin aja. Gue udah laper nih." Kata Audora.

Mereka langsung berbelok kearah kantin. Disana sudah ramai siswa siswi yang ingin makan.

Audora mengedarkan pandangannya. Lalu berhenti pada objek yang sedang makan dengan serius. "Ke sana." Ujarnya, menunjuk meja yang dimaksud.

Saat mereka berjalan, banyak yang berbisik-bisik. Dan itu sama sekali tidak di pedulikan oleh mereka.

Begitu tiba di meja yang dimaksud, Audora duduk di sebelah Alland. Cowok itu belum sadar sampai dia memanggilnya. "Alland."

Alland terkaget dan hampir terjungkal jika saja Audora tidak memeganginya. "Biasa aja kali. Gak usah kayak orang baru liat hantu aja." Kata Audora.

"Alland kan kaget." Ujar cowok itu.

Annisa dan Chika duduk di kursi kosong samping Rania. Dan Dian duduk di samping Audora. Tanpa permisi Chika mencomot batagor milik Rania. Sang empunya hanya bisa menghela napas. Dia tidak berani menegur.

"Chik!" Tegur Dian.

Gadis itu hanya cengengesan sambil terus mengunyah. "Minta ya Nia. Gue laper banget soalnya." Kata dia.

"I-iya."

Audora terus memperhatikan Alland. Dari tadi cowok itu seperti menghindari bertatap muka dengannya. Karena kesal dia menarik wajah Alland agar menghadapnya.

Sekarang dia sudah bisa melihat wajah Alland seluruhnya. Dan juga plaster luka di SEKITAR DAGU dan LEHERNYA!

Begitu pula Alland. Dia bisa melihat luka lebam di pelipis dan pipi Audora. Gadis itu pasti habis berkelahi!

"Ini kenapa?" Nada suara Audora berubah dingin.

Annisa yang tadinya ingin menusuk bakso Alland tidak jadi dan memfokuskan padanya.

"Ini kenapa Alland? Kok bisa luka?" Kali ini suara Audora sedikit melembut.

Alland hanya menundukkan kepala. Takut jika gadis itu marah. Tapi kemudian dia meringis karena Audora menyentuh siku kanannya.

Melihat cowok itu seperti kesakitan, Audora mengecek sikunya dan rahangnya mengeras. Dia menarik napas lalu menghembuskannya perlahan. Mencoba untuk mengatur emosi. Karena dia baru saja menghajar 7 orang sekaligus tanpa ampun.

"Alland sayang. Kenapa bisa luka?" Tanya dia lembut.

Alland masih diam. Dia menimbang apakah harus mengatakannya atau tidak.

"Nanti Ara pasti marah. Trus kalo dia berantem lagi gimana? Aku gak mau dia dikeluarin." Batinnya.

"Alland!" Dia tersentak dan air matanya lolos begitu saja saat Audora membentaknya.

Gadis itu langsung meruntuki mulut bodohnya yang dengan gampang membentak cowok itu. Dia segera memeluk tubuh Alland dan mengelus rambutnya. "Maaf ya. Gue gak maksud bentak lo." Ucapnya.

My Childish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang