dua puluh sembilan

25.5K 1.7K 116
                                    

Harap perhatikan huruf 'R' dan 'D'. Terima kasih!



Audora mengendarai motornya tanpa arah dengan kecepatan diatas rata-rata.

Setelah berbicara dengan Kurniawan tadi dia langsung pergi dari sekolah. Sebelumnya dia sudah menyuruh ketiga temannya itu untuk mengantar Azka pulang.

Ternyata Raihan bukan hanya tidak mau membayar uang sekolahnya. Tapi dia juga memaksa Kepala Sekolah untuk mengeluarkan dia dan Azka dari sekolah!

Untungnya Kurniawan tidak melakukan itu. Tapi dengan syarat dia harus ikut olimpiade kimia mewakili sekolahnya dua minggu lagi.

Bukannya dia tidak mampu. Hanya saja dia malas membaca! Bukunya saja tidak pernah ia bawa ke rumah. Apalagi dibaca!

Tapi ia harus melakukan itu. Agar dia dan Azka tetap bersekolah disana.

Dia kembali mengebut saat mengingat apa yang Kurniawan katakan tadi.

Flashback on!

"Ayahmu tadi datang kesini. Dia memintaku untuk mengeluarkan kalian dari sini." Kata Kurniawan saat dia sudah berada di dalam ruangan itu.

"Dan Bapak setuju?" Tanya dia.

Kurniawan menggeleng. "Tentu saja tidak. Saya tidak tau apa masalah kalian. Yang jelas itu tidak ada sangkut pautnya dengan sekolah ini." Ujarnya.

"Papa pasti gak segampang itu nyerah. Dia pasti maksa Bapak buat lakuin itu." Kata Audora yakin.

"Iya. Dia memaksa saya untuk memecat kalian dengan tidak hormat. Jika saya tidak melakukan itu maka dia akan menyebarkan ke publik kalau sekolah ini tidak becus." Jelas Kurniawan.

Audora menggeram. Raihan sangat kelewatan! "Kalo Bapak mau pecat saya gak papa. Tapi jangan Kak Azka. Dia gak termasuk golongan bad." Dia berdehem. "Oke saya akui saya sedikit nakal." Ujarnya.

Kurniawan melotot saat ia mengatakan itu. "Canda Pak. Elah. Iya deh iya. Saya nakalnya kebangetan." Ucap Audora kemudian.

"Jika kamu di pecat. Azka juga akan di pecat. Karena yang ingin Raihan keluarkan adalah Azka." Ujar Kurniawan.

Brukk!!

Audora menggebrak meja kuat sampai Kurniawan tersentak kaget. "Kamu mau bikin saya kena serangan jantung!?" Kesalnya.

"Sorry Pak. Gak sengaja." Ucap Audora. "Yaudah deh gini aja. Saya tau kenapa Bapak gak ngeluarin saya dari sini. Pasti ada maunya." Tembaknya langsung.

Kurniawan terkekeh kecil. Dia tidak salah tentang gadis itu. "Dua minggu lagi akan ada olimpiade kimia. Dan saya ingin kamu yang mewakili sekolah ini."  Kata dia.

Audora melotot tak percaya. "What! Emang gak ada orang lain selain saya Pak?! Saya itu kan nakal. Mana bisa ikut olimpiade kayak gitu. Bapak mau bikin sekolah ini kalah?" Cerocosnya.

Pria itu mengangkat bahunya acuh. "Berarti saya tidak punya alasan untuk tetap mempertahankan kalian." Ucapnya enteng.

Sudah Audora bilang sejak awal. Pria itu pasti punya rencana untuknya! "Bapak pinter banget deh manfaatin kelemahan saya. Jadi gemes!" Kesalnya.

"Terserah kamu. Mau atau tidak. Jika kamu menolak, sekarang juga saya bisa memecat kalian dari sekolah ini. Apalagi kamu baru saja memukuli salah satu siswa hingga dia masuk RS. Itu alasan yang kuat agar kamu di keluarkan." Pria itu berucap dengan santainya.

My Childish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang