tiga puluh lima

23.1K 1.6K 46
                                    

"Kalo dah jelek jangan sok ganteng. Aku tabok ntar."

#jelek





Azka menyusuri koridor seorang diri. Sebab tadi dia pergi ke kamar mandi saat akan kembali ke kelas.

"Sial!" Umpatnya spontan.

Tapi detik berikutnya dia menepuk mulutnya pelan. Sepertinya karena terlalu sering bermain dengan teman adiknya jadi dia ikut berbicara seperti mereka.

Jalan terus atau putar balik?

Sebab diujung koridor depan ada Alarick yang juga akan berjalan kearahnya.

Dia bukan takut. Hanya saja dia tidak ingin Audora kembali berkelahi seperti kemarin.

Jaraknya semakin dekat. Dan dia memutuskan untuk tetap melangkah. Dia yakin cowok itu tidak akan berani lagi mengganggunya karena kejadian itu.

Dapat dia lihat jika Alarick sedang menyeringai kearahnya.

"Sialan! Tu anak gak jera atau gimana? Gue yang liat aja takut." Gerutunya dalam hati.

Dan saat sudah berpapasan Alarick berlalu di sampingnya. Tapi dia memelankan langkahnya lalu berucap. "Hai PEMBUNUH!" Dia menekan dikata pembunuh.

Alarick tersenyum puas melihat ekspresi terkejut Azka. Sekarang dia sudah tau kelemahan cowok itu.

Sementara Azka masih diam mematung ditempat. Bagaimana Alarick bisa tau? Pikirnya.

Dia menggeleng pelan. "Mungkin gue salah denger." Ucapnya.

★♣★

"Kak, gue ke belakang bentar ya. Ada panggilan alam nih." Ucap Audora cepat.

"Yaudah." Sahut Azka.

Langsung saja gadis itu lari le belakang. Sebab dia sudah tidak tahan untuk mengeluarkan isi perutnya.

Azka tersenyum geli dan kembali membersihkan meja Cafe yang kotor. "Ada-ada aja." Gumamnya.

Suara deru motor menarik perhatiannya. Sebab bukan cuma satu, tapi lebih dari sepuluh motor.

Mungkin itu hal biasa karena ini kan memang tempat nongkrong. Jadi siapapun boleh datang. Tapi yang jadi masalah adalah salah satu dari mereka sangat ia kenal. Dia Alarick!

Mereka masuk dan langsung duduk di meja dikelilingi sofa yang memang muat untuk lima belas orang.

"Kali ini gue yang bayar." Ujar Alarick. Temannya bersorak senang.

Matanya melihat sekitar dan berhenti di tempat Azka berdiri. Awalnya dia terkejut. Tapi kemudian dia menyeringai.

"Hey! Lo! Kesini!" Panggilnya sambil menunjuk Azka.

Dengan ragu Azka menghampirinya. "Mau pesan apa?" Tanya dia sopan.

"Ini pembunuh yang gue ceritain itu. Menurut lo pada gimana?" Alarick bertanya pada temannya.

My Childish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang