Matahari telah memancarkan sinarnya sedari tadi. Orang-orang mulai berangkat untuk melakukan segala aktivitas mereka. Baik bekerja maupun ke sekolah.
Begitupun yang di lakukan seorang gadis cantik bernama lengkap Kim Dahyun. Dia sudah begitu siap untuk ke sekolahnya. Seragam yang terlihat rapi dan juga tas yang telah terisi buku.
Rambut pirangnya tergerai sempurna dengan polesan make up tipis yang mampu membuat orang jatuh cinta padanya dengan sangat mudah.
Beberapa menit Ia berkendara, hingga akhirnya
Ia tiba disekolahnya yang cukup bergengsi di Ibukota itu. Mobil diparkirnya dengan cepat. Lalu Ia melangkah terburu masuk ke dalam gedung sekolah. Pandangan anak-anak lain juga terlihat menyertai setiap langkahnya."Dahyun?" seseorang memanggilnya lumayan keras hingga berhasil menghentikan langkah.
Sang pemilik nama segera memberi atensinya karena sudah kenal baik dengan suara itu. Gadis cantik bersurai hitam panjang legam terlihat berlari ke arahnya.
"Dahyunie" Sapaan manja dan lengan yang tiba tiba dirangkul posesif membuat Dahyun menghela nafas berat.
"Sana, lepaskan aku!" Tegur gadis Kim itu.
"Huh? Waeyo? Kau tak suka?"
Dahyun mengangguk malas. "Aku tak suka. Jadi lepaskan. Kita jadi bahan perhatian sekarang"
Sana. Gadis keturunan Jepang itu mengedarkan pandangan. Beberapa siswa yang juga baru tiba disekolah memang tengah menatap mereka.
"um.. Ini bukan pertama kali juga kita jadi bahan perhatian. Kenapa kau harus bersikap begini?" Gadis itu bertanya balik. Dia kesal sekarang.
"Hah~ aku harus segera ke kelasku" Dahyun memilih tak menjawab. Dia lebih memilih melepas rangkulan gadis cantik disampingnya itu. Yang notabennya adalah kakak kelasnya juga.
"Ck! Dasar menyebalkan!" Gadis Jepang itu benarlah kesal. Segera Ia melepas tangan Dahyun cukup kasar. Tak lupa menginjak sebelah kakinya lalu berlalu pergi lebih dulu.
"Argh.. " Ringisan terdengar cukup menggema. Beberapa kekehan dari siswa juga ikutan terdengar. "Yak! Sana? Aishh! Gadis itu.. "
Dahyun menahan sakit dan juga malu saat ini. Menjadi bahan perhatian benar membuat tak nyaman. Segera Ia berlalu pergi. Meninggal kan tempat berdirinya itu untuk ke kelasnya.
"Ugh.. " Dia meringis lagi kala terduduk di kursinya. Kakinya masih terasa nyeri. Sana benar menggunakan kekuatannya kali ini.
"Oh? Dahyun? Kau sudah tiba rupanya" Suara lain yang baru saja masuk kelas mengambil atensi. Sosok sang sahabat terlihat mendekati.
"Tentu saja. Aku lupa mengerjakan tugasku karena kau" Balas Dahyun menatap tajam.
Kekehan tak bersalah terdengar. "Mian. Dan aku juga belum mengerjakannya. Aku akan melihat punyamu kalau kau sudah selesai"
"Yak Son Chaeyoung! Kau mau mati?" Dahyun benar geram. Kelakuan sahabatnya ini tak pernah berubah.
"Ayolah.. Jangan jadi orang pelit begitu. Kau harus membantuku juga"
Helaan nafas besar Dahyun keluarkan. Rasanya hari ini banyak sekali cobaan untuknya.
"Oh iya, aku sudah bilang pada anggota yang lain kalau kita ada latihan basket setelah pulang sekolah. Seperti permintaan mu semalam" Chaeyoung bersuara lagi kala sudah mengambil duduknya di depan Dahyun.
Yang diberitahu mengangguk kecil. Karena dia mulai sibuk dengan tugasnya. "Aku tak ingin ada yang terlambat" Ucap Dahyun kemudian.
"Ne kapten. Akan ku beritahu mereka"
.