chapter 17

4.3K 478 83
                                    

Malam telah datang, matahari yang tadinya menyinari bumi harus mau di gantikan dengan bulan.

Kedua gadis terlihat tengah berbaring malas di atas ranjang. Keuletan jari-jari tangan menari-nari di atas benda kecil persegi panjang itu seakan berada di dunianya sendiri.

"kenapa tadi datang ke sekolahku tiba-tiba?"

"aku merindukanmu Minatozaki. Apa salah?"

Sana melepas handphonenya. Menatap gadis berambut pendek pirang yang berbaring disampingnya.

"rindu apaan nona Yoo? Setelah 4 tahun lebih kita berpisah kau baru mencariku. Itu yang namanya rindu?"

Yoo Jeongyeon nama gadis berambut pendek pirang itu. Gadis yang dikira berasal dari sekolah lawan, gadis yang banyak di gosipkan karena memiliki kedekatan dengan si gadis populer Sana.

Dia terkekeh akibat ucapan Sana yang menggemaskan menurutnya. "aku kan kuliah. Aku baru saja mendapat kerja. Jadi aku mencarimu untuk memberitahukanmu itu. Ini juga demi masa depan kita berdua sayangku.."

"dasar!" Sana kesal lagi.

Jeongyeon meletakkan handphonenya di atas nakas. Dia berbalik menghadap Sana. Tangan kirinya menopang kepalanya agar dapat dengan jelas melihat wajah cantik gadis cheers itu.

"aku sudah di angkat jadi direktur di perusaahan ayah. Jadi, aku bisa membelikan apapun keinginanmu"

"kau fikir aku gadis matre? Tidak perlu menghamburkan-hamburkan uangmu itu"
Tegur Sana sembari memunggungi Jeongyeon.

Jeongyeon yang gemas malah memeluk gadis itu dari belakang. "kau memang istri idaman. Andai saja kau bukan sepupuku. Aku ak–"

"menikahiku?" potong Sana.

Jeongyeon mengangguk.

"Mimpi saja sana" dengus si gadis cheers.

"gitu banget sih. Kita baru ketemu gini di marahin mulu. Aku balik ke Amerika aja besok"

"ya udah balik aja. Nggak usah ketemu aku lagi"

Jeongyeon semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Sana. Dia benar-benar gemas dengan tingkah sepupunya yang sangat dia rindukan ini. "aku hanya bercanda" ujar Jeongyeon

Sana tidak menanggapi ucapannya. Dia hanya fokus dengan handphonenya kembali dan tetap membiarkan pelukan Jeongyeon di pinggangnya.

"San..."

"hm?"

"aku boleh minta nomor teman kamu nggak? Si Nayeon"

Sana langsung terdiam.
Ah benar juga! Tadi dia mengenalkan Jeongyeon pada sahabat-sahabatnya itu karena membuat gempar satu sekolah dengan kedatangannya yang langsung melakukan kontak fisik.

"suka?"

Sana merasakan Jeongyeon mengangguk di balik punggungnya.

"tapi aku tidak mau memberikannya. Sahabatku bukan permainan"

"memang dia bukan permainan Minatozaki"

"aku tidak mau sahabatku itu terjebak pada playgirl sepertimu"

"aku sudah berubah. Aku beneran tertarik sama dia. Aku bahkan tadi udah sempat mikir kalau dia calon istri masa depanku"

Sana yang kaget langsung berbalik menghadap Jeongyeon. "apa sebelum menemuiku tadi kepalamu terbentur huh? Jangan bermain untuk masalah seperti itu"

"aku tidak bermain. Aku serius. Kau bisa pegang janjiku"

Sana menghela nafasnya. "baiklah Yoo Jeongyeon. Aku akan berikan dan membantumu mendekati Nayeon. Tapi ada syaratnya"

Umbrella ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang