Dahyun tersentak kaget setelah mendengar ucapan Sana. Dia tak setuju akan hal itu. "yakk..Apa maksudmu? Aku perduli padamu" Ucapnya.
Tapi Sana malah terlihat terdiam. Tak berbicara lagi untuk membalas ucapan.
"Apa sekarang kau memiliki hobby baru? Tidak mau menjawab pertanyaanku dan selalu memunggungiku seperti ini?"
"........"
Dahyun menghela napasnya berlahan. Sifat baru Sana membuatnya harus ekstra lebih sabar dari biasanya. "ya sudah. Istirahatlah. Aku keluar dulu"
Sepeninggalnya Dahyun, Sana menghela nafas juga. Ia merutuki kebodohannya. Kenapa juga dia harus bersikap seperti itu pada Dahyun yang sudah terlihat sangat perduli padanya hari ini?
Kring kring..
Deringan handphone tiba tiba berdering mengambil atensi. Membuyarkan lamunan sesaat.Sana berusaha bangun untuk mencari letak handphonenya itu. Seingatnya tadi, dia menyimpannya di kantung rok nya. Tapi sekarang, seragamnya telah berganti dengan pakaian hangat. Dan dia tahu pakaian yang di kenakannya sekarang adalah milik Dahyun.
"aghh..." ringisan tiba tiba keluar dari mulutnya ketika Ia berusaha turun dari ranjang. Kepalanya terasa nyeri dan pandangannya sedikit kabur.
Tapi dasar keras kepala, gadis Jepang itu malah berusaha kembali berjalan ke arah sofa di kamar Dahyun itu karena deringan handphonenya terdengar dari arah situ.
Halo?
Sana mengangkatnya ketika berhasil mendapatkan benda pintarnya itu.📞Yakk..Kau dimana? Apa kau lupa menjemputku dan temanku?
Astaga, maaf aku lupa Jihyo-a. Aku ke bandara sekarang.
Pip!
Sana meraih jeket Dahyun di atas sofa ketika panggilan Ia matikan. Lalu Ia terlihat keluar dari kamar sang kapten sembari memegang kepalanya. Dan juga dengan keringat dingin yang membasahi tubuh.
"yakk..Kau mau ke mana?" terdengar suara bass seorang pria menghentikan langkah. Itu Jaebum. Kakak Dahyun.
"oppa? Aku harus menjemput teman-temanku di bandara saat ini"
"Huh? tidak boleh. Kau itu masih berstatus pasienku Sana. Dan kau belum sembuh total. Balik ke kamar Dahyun sekarang!" perintah pria itu.
"tapi oppa, aku sudah berjanji, mereka sedang menungguku di bandara"
"tapi San.."
"bagaimana kalau oppa pergi bersamaku saja? Aku tidak ingin mereka tidur di bandara karena menungguku. Oppa~" Sana benar-benar melakukan aksinya agar Jaebum menuruti kemauannya.
"tapi nanti Dahyun marah , Sana"
"oppa~" Sana terus merayu. Berharap pria tinggi dan tampan itu menyetujui.
"Hah~ baiklah" Pria itu akhirnya menyetujui. "Kita harus kembali sebelum Dahyun pulang. Atau dia akan mengamuk" Sambungnya seraya merangkul Sana untuk membantu gadis itu berjalan.
Di bandara..
"Jihyo" Sana memanggil nama seorang gadis.
"Sana?" gadis yang dipanggil itupun menjawab dan terlihat berlari kearah Sana lalu memeluknya erat. "aku merindukanmu" ujar gadis bernama Jihyo itu lagi.
"aku juga"
Jihyo melepaskan pelukannya dengan raut wajah bingung. "kenapa badanmu panas begini? Kau sakit?"
Baru saja Sana akan menjawab, Jaebum yang sedari tadi berdiri di belakang Sana menjawab gadis itu. "iya dia sakit. Jadi harus segera pulang. Ayo kuantar kalian ke hotel"