Hari ini Dahyun sudah di perbolehkan pulang oleh dokternya. Siapa lagi kalau bukan Sana. Saat ini dia tengah sibuk menatap kakaknya yang sedang mengatur pakaiannya untuk di masukkan ke dalam tas.
"kenapa kau melarang eomma dan appa datang untuk menjemputmu?" tanya Jaebum tanpa menatap Dahyun yang masih bermalasan diatas ranjang rumah sakit.
"aku tidak bisa mengantarmu pulang karena ada jadwal operasi sebentar lagi" sambungnya"aku sengaja"
"apa maksudmu?"
"aku tahu oppa tidak bisa mengantarku. Dan aku melarang eomma dan appa karena aku ingin Sana yang mengantarku!"
Jaebum mengernyit kening bingung. Di tatapnya sang adik. "Sana?"
Dahyun mengangguk. "tolong rayu dia agar mau mengantarku pulang" pinta Dahyun
Jaebum memperbaiki badannya yang semula membungkuk karena tadinya sibuk mengatur barang-barang Dahyun. Mata lekat menatap sang adik. "tidak segampang itu memintanya untuk mengantarmu. Dia mungkin memiliki jadwal lain"
"Oppa~ please..."
Jaebum menghela napas. Dia benar-benar kalah jika adiknya itu sudah memohon dan beragyeo di depannya. "baiklah akan aku coba. Kau tunggu disini"
Dahyun tersenyum. "siap bos"
Jaebum melangkahkan kakinya keluar dari kamar Dahyun. Dan tujuannya sekarang menuju ke ruangan Sana. Kaki melangkah berlahan. Tidak terlalu cepat, tidak juga terlalu lamban hingga akhirnya tiba di tempat tujuan.
Jaebum menarik nafas lalu menghembuskannya berlahan. Baru saja ingin mengetuk pintu, sang pemilik ruangan telah membukanya terlebih dahulu.
"dokter Jaebum? Mencariku?"
Jaebum mengangguk. "aku boleh meminta bantuanmu?"
Sana mengernyit kening bingung. "bantuan?"
"Ne.." Jaebum menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena bingung harus menjelaskan maksudnya pada gadis dihadapannya ini.
"ini soal Dahyun""Dahyun? Dia kenapa?"
Jaebum mengangkat kepalanya. Berusaha menatap Sana. "bisa kau mengantarnya pulang?"
"Ne?"
"begini, aku tidak bisa mengantarnya karena aku punya jadwal operasi sebentar lagi. Dan soal orang tuaku, mereka juga tidak bisa datang. Itu..karena mereka...mm..."
"Hah~ baiklah. Biar aku yang antar dia pulang. Aku juga sudah mau pulang sekarang" ujar Sana membuat Jaebum terkejut.
"kau serius?"
Sana mengangguk. "aku mau ganti baju dulu. Oppa lanjutkan jadwal oppa saja. Biar aku yang mengurusnya"
Jaebum tersenyum. Tangan terangkat mengelus puncak kepala. "terima kasih"
.Kepala menoleh sesaat mendengar pintu terbuka. Senyuman mengembang. "Sana?"
"sedang apa?" Sana melangkahkan kakinya ke arah Dahyun.
"Menunggumu"
Sana mencebik kesal. "kau merencanakan ini kan? Menyuruh Jaebum oppa untuk berbicara padaku, memintaku untuk mengantarmu pulang?"
Dahyun mengangguk. "kau benar. Aku hanya ingin berduaan denganmu. Apa salah?"
"terserahmu. Sekarang ayo pulang" ujak Sana sembari mengambil tas Dahyun. Tapi Dahyun kembali menahannya. "apa lagi?"
"biar aku yang bawa"
"kau baru baikan. Biar aku yang membawa barang-barangmu" ujar Sana. "ehh tunggu dulu.." Sana melepas tas ditangannya dan berjalan kearah Dahyun. Tangan terangkat dan mulai, sibuk memperbaiki baku si gadis Kim. "apa kau sengaja tidak mengkancing bagian atasmu ini? Mau memperlihatkan belahan dadamu pada orang-orang?"