chapter 7

5.2K 522 8
                                    

Dahyun masuk ke dalam selimut yang sama dengan Sana setelah mengucapkan kata maaf. Tubuhnya Ia di baringkan terlentang. Sekali-kali tak lupa melirik punggung milik si gadis Jepang.

Dengkuran halus jelas terdengar dari Sana. Gadis itu sudah tertidur pulas mungkin karena efek samping obat yang diminumnya. Dahyun bergerak bangun. Ia memotong jarak demi bisa menatap wajah Sana. Wajah polos dan tenang dalama tidur itu membuat lega. Tapi panasnya belum juga turun hingga sangat terasa membakar kulit.

Selimut Dahyun perbaiki. "Tidurlah yang nyenyak. Dan aku minta maaf soal tadi" Bisik Dahyun sebelum Ia kembali ke tempatnya dan mulai ikut memejamkan mata.

Beberapa jam terlewati. Malam juga kian larut, hingga tiba tiba terdengar suara yang menggangu tidur si gadis Kim.

"jangan..."
"lepaskan aku..."

"Huh? Sana?" Dahyun menegur. Sepertinya gadis itu bermimpi buruk. Dan rasanya itu sangat menyiksanya.

"Sana..." Dahyun mencoba membangunkan. Menggoncang tubuhnya berlahan. "Sana? Sana.. "

"tidak..LEPASKAN!" Teriakan terdengar dengan mata yang juga terbuka. Nafas tak beraturan jelas terlihat. Keringat juga ikut membasahi tubuh.

"Waegure, eoh? Kau baik baik saja?" Dahyun benar dibuat khawatir s'tengah mati. "Sana?"

Sang pemilik nama tak bersuara. Malah kini atensinya berpindah pada Dahyun. Lalu tiba tiba memeluk gadis Kim itu erat. "Aku takut.. "

Dahyun jelas membalas pelukan. "Gwencana. Itu hanya mimpi. Aku ada disini untukmu" Dahyun mencoba menenangkan.

"tapi...."

"Tidak usah pikirkan lagi" Potong Dahyun. "Sekarang kita tidur lagi" Ajaknya seraya menarik Sana untuk kembali berbaring. Tapi kali ini, Dahyun terlihat mendekap Sana. Membawa tubuh sexy itu masuk ke dalam dekapan hangatnya. "Jangan pikirkan apa apa lagi. Jadi tutuplah matamu"

Sana terlihat mengangguk kecil lalu di balasnya pelukan hangat Dahyun.

Suara detakan jantung yang lumayan cepat membuat Sana tersenyum. Apa Dahyun tengah gugup saat ini? Tak ingin menegur, Sana hanya semakin mencari kenyamanan. Detakan jantung itu bak music tidur yang membuatnya candu.

"Dahyuna, gomawo"

.

Hari semakin sore, tapi lapangan basket di sekolah ternama itu masih di penuhi oleh Dahyun dan teamnya yang sedang berlatih.

"latihan kali ini sudah cukup. Kalian boleh pulang" ujar sang kapten.

"kami akan bermain sedikit lagi kap" ucap seorang teamnya yang dibalas anggukan semua anak basket lainnya.

"baiklah. Tapi jangan paksakan tubuh kalian"

"Ne" Jawab mereka serempak.

Dahyun pun segera keluar dari lapangan, Ia menuju tempat duduk di pinggir lapangan di mana tasnya berada. Di raihnya sebotol air minum dari tasnya itu lalu meneguknya tanpa tersisa.

"hahhh.." Dia begitu lega

Dahyun terdiam beberapa menit. Ia fokus melihat anggota teamnya yang masih bersemangat latihan hingga deringan telphonenya mengambil alih atensinya.

Halo?
Dahyun mengangkatnya

📞Kau di mana?

Masih di sekolah.

📞Kau belum mau pulang?

Sedikit lagi. Aku baru saja selesai latihan.

Umbrella ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang