Pagi terlihat datang lagi. Dan Dahyun terlihat sibuk bersiap siap untuk ke sekolah. Sedangkan Sana terlihat sibuk memainkan handphonenya diatas ranjang.
"Kamu pulang jam berapa hari ini?" Sana bertanya kala Dahyun sibuk memasukkan buku yang Ia perlu kan ke dalam ranselnya.
"Molla. Aku tidak tau"
"Usahakan cepat pulang. Aku tidak mau disini sendirian"
"Kan ada buttler Jung dan yang bibi yang lain" Balas Dahyun
Sana menghela nafas berat. "Aku kan tidak mungkin bermanja manja pada mereka. Coba kau bayangkan jika aku meminta buttler Jung menemaniku tidur. Dia akan memelukku seperti kau memeluk ku. Jika kau tak masalah akan hal itu, aku akan membiarkanmu pulang terlambat"
"Huh? Kau ini bicara apa?" Dahyun menatap lekat gadis yang berbaring diatas ranjangnya itu. Membayangkan nya ditemani buttler Jung rasanya sungguh aneh. "Jangan biarkan orang lain berbaring di atas ranjangku. Apalagi memelukmu sembarangan. Aku tak suka"
"Ck! Makanya cepat pulang"
"Iya iya. Akan kuusahakan"
Tok tok tok..
Suara ketukan dari luar kamar mengambil atensi. "Nona Sana, anda punya tamu""Siapa paman?" Dahyun menyahut untuk Sana.
"Sepertinya teman dari nona Sana, nona. Namanya nona Jihyo"
Dahyun reflek menatap Sana yang terlihat senang. "Dahyuna, dia temanku yang dari Jepang"
"A~" Dahyun mengangguk mengerti. "Suruh masuk langsung ke kamarku saja paman"
"Baik nona"
"Kalau begitu aku akan ke sekolah dulu. Dan kau jangan kemana mana" Dahyun berujar seraya meraih ranselnya di atas meja.
"Eh? Tunggu dulu" Sana menahan dengan suara kerasnya. Bahkan Ia terlihat terduduk bersandar di sandaran ranjang. "Kau harus memberiku morning kiss dulu. Kalau tidak, nanti aku akan tersiksa"
Dahyun terlihat menghela nafas. "Berhentilah menjadi drama queen seperti itu" Ucapnya. Tapi tetap saja Ia terlihat mendekati dan duduk di sisi ranjang. Rambut Sana yang terlihat sedikit berantakan tak lupa Ia rapikan. "Kau terlihat sangat manja"
"Biar saja. Aku cuma begini padamu. Jadi cepat cium aku"
"Tapi Sana, nanti-"
Tok tok..
"Permisi.. " Cekrek..Sang tamu memotong ucapan dan juga mengambil atensi.
"Jihyo-a?" Sana berseru gembira.
Dahyun bangun dari duduknya. Tersenyum pada gadis bermata bulat besar itu. "Kau Park Jihyo yang waktu itu kan? Maksudku yang dibandara"
"Ah! Ne~"
"Soal dibandara waktu itu, aku sungguh minta maaf"
"tidak apa-apa. Kakakmu sudah menjelaskan situasinya" Balas Jihyo.
"syukurlah" Dahyun terlihat lega. "Kalau begitu aku akan ke sekolah dulu. Tolong jaga Sana ya?"
"Tentu"
"Dan Sana, aku ke sekolah dulu" Dahyun gak lupa pamit pada gadis itu.
"Eh? Yak! Kau belum melakukan permintaan ku tadi"
"Ada temanmu disini" Dahyun memprotes.
"Aku tidak perduli. Jadi cepat lakukan. Kalau tidak, aku akan pulang sekarang bersama Jihyo" Sana mulai terdengar mengancam.