chapter 29

5.9K 478 31
                                    

Wajah tegang itu di tampilkan Dahyun sedari masuk kereta cepat Tokaido Shinkanzen Nozomi itu.

Hari ini Dahyun dan juga Sana berangkat ke Jepang. Sejam yang lalu mereka tiba di Tokyo. Dan sekarang mereka akan menuju ke Osaka tempat kelahiran Sana.

Dahyun begitu gugup karena hari ini dia akan meminta restu pada kedua orang tua Sana.

"sayang tenanglah" ujar Sana seraya mengelus punggung tangan Dahyun.

"aku takut" jawab Dahyun

"orang tuaku tidak akan memakanmu juga. Buat apa takut? Ini bukan pertama kalinya kalian bertemu. Mereka juga sudah mengenalmu sayang~"

"tetap saja aku takut. Sekarang status kita telah berbeda. Lagipula saat bertemu mereka dulu, itu karena paksaanmu"

"jadi sekarang kamu nyalahin aku?"

"bukan begitu sayang. Aku hanya gugup saja sekarang"

Sana menghela napasnya pelan.
"aku paham kamu gugup, tapi jangan buat kursi kita ikutan bergoyang begini karena kakimu tidak bisa diam"

Mendengar itu sontak membuat Dahyun menghentikan gerakan kakinya yang memang tidak bisa diam sedari tadi.

"lebih baik kamu istirahat dulu. Semalam kamu kurang tidur dan dipesawat tadi kamu nggak mau nutup mata kamu"

"tapi..."

"tidur sekarang Kim Dahyun. Perjalan kita ini memakan waktu 2 jam 30 menit. Jangan membuat tubuhmu lemah dan berakhir pingsan. Tidak lucu kan saat kau berbicara dengan orang tuaku kau malah pingsan?!" ujar Sana seraya membawa kepala Dahyun bersandar di bahunya.

"tutup matamu..."
.
.
.
Dahyun terdiam di teras rumah Sana. Kaki tidak berani melangkah lebih dalam.

"sayang, ayo masuk" Sana menarik paksa tangan sang kekasih.

Jantung berdegup kencang saat melihat orang tua Sana menyambut mereka.

"ayah-ibu, aku bawa seseorang" ujar Sana dalam bahasa Jepang.

Dahyun yang memang bisa berbahasa Jepang sontak membungkuk memberi hormat ketika pandangan orang tua Sana mengarah padanya.

"selamat sore paman-bibi" ujar Dahyun sopan

"aa..anakku Kim Dahyun. Aku merindukanmu. Sudah lama kita tidak bertemu" seru ibu Sana membuat Dahyun terkejut apalagi karena pelukan tiba-tiba yang dirasakannya.

Kepala serasa di belai seseorang. Itu ulah ayah Sana.
"kamu semakin cantik saja. Pantas saja Sana sampai tergila-gila padamu"

"AYAH?!" Seru Sana tidak terima oleh godaan ayahnya.

Dahyun tersenyum kaku.

"sekarang kalian istirahat saja dulu. Atau mau makan dulu sebelum tidur?" tanya sang ibu

Sana menggeleng
"kita sudah makan dalam perjalanan kesini tadi. Jadi aku dan Dahyun akan istirahat dulu. Lagipula Dahyun sangat kelelahan karena kurang tidur saking gugupnya" jawab Sana di akhiri dengan godaan membuat kedua orang tuanya terkekeh.

"Sana..." tegur Dahyun yang hanya di balas dengan juluran lidah.

"udah..sebaiknya kalian istirahat" ujar Ayah Sana.

Sana mengangguk dan langsung menarik Dahyun ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, Sana langsung mendorong sang kekasih ke atas ranjang. Dengan artian menyuruh Dahyun untuk segera tidur.

"Sana aku nggak bisa tidur" Dahyun mencoba bangkit dari ranjang.

Sana segera mendorong bahu Dahyun agar kembali tertidur. Dia juga membawa tubuhnya menghimpit tubuh sang kekasih.

Umbrella ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang