Mata fokus ke benda segi empat kecil di tangannya. Sesekali tertawa yang disebabkan sesuatu di benda kecil itu.
"kau kenapa?" suatu suara menyadarkannya.
Senyum mengembang ketika melihat sepupu tersayangnya itu berada dihadapannya sekarang.
"sudah lama aku tidak melihat kau seperti tadi. Apa ada hal yang seru di handphonemu, hm?" tanya Jaeongyeon sembari mencubit gemas pipi Sana.
"Jeong sakit" keluh Sana
Jeongyeon hanya terkekeh. Lalu mengambil tempat di samping Sana duduk. "apa karena Dahyun?" tebak Jeongyeon malah membuat Sana tersenyun malu.
Jeongyeon memang sudah tahu segalanya karena Sana selalu menceritakan apapun masalahnya padanya.
Awalnya dia marah. Sangat marah.
Bahkan Sana sempat menangis karena bentakan kerasnya. Untuk saja saat itu ada Nayeon sebagai penengah.
Nayeon dengan sabar memberi pengertian pada Jeongyeon membuat gadis berambut pendek itu akhirnya membiarkan Sana menyelesaikan masalahnya sendiri. Lagipula Sana bukan lagi anak SMA.
"heol! Ternyata aku benar. Lalu sekarang bagaimana soal hubunganmu dengannya?"
"sudah semakin baik. Segalanya terselesaikan hari ini. Aku sudah benar-benar memaafkannya" jawab Sana
"kau yakin?"
Sana mengangguk
"dia bahkan mengutarakan perasaannya padaku hari ini" ujar Sana semangat"dan kau menerimanya, begitu?"
Sana mengangguk lagi dengan wajah berseri-seri.
"aku sangat bahagia Jeong" ujar Sana lalu memeluk JeongyeonJeongyeon tersenyum sembari mengelus lembut punggung adiknya itu. Dia bersyukur permasalahan Sana berakhir.
"selamat untukmu. Akhirnya aku tidak akan melihat wajah sedihmu lagi" ujar Jeongyeon
Sana melepaskan pelukannya lalu tersenyum.
"sebaiknya kau cepat pertemukan kami berdua agar aku bisa merestui kalian"
Sana terkekeh
"tenang saja. Dia akan segera datang kesini""apa?"
Sana tertawa
"dia sangat kesal karena aku meninggalkannya tadi untuk bertemu denganmu. Dan dia sedari tadi mengirimiku sms dan terus bertanya keberadaanku""apa dia berubah jadi posesif padamu?"
Sana menggidikan bahunya
"mungkin saja. Itu semua karena dia cemburu padamu""cemburu?"
Sana mengangguk
"dia belum tahu hubungan kita berdua""ah! Ini seru juga. Bagaimana kalau kita sedikit menggodanya untuk mengujinya?"
"aku setuju!" ujar Sana membuat mereka tertawa.
"tunggu-tunggu..bukannya dia baru pulang dari rumah sakit? Kau yakin membiarkannya ke sini?"
"aku tidak bisa melarangnya. Kau lupa kelakuan gilanya lalu untuk mendapatkan maafku? Lagipula ada aku sebagai dokternya disini jika terjadi sesuatu!"
Jeongyeon mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti
"Dahyun si keras kepala!"
.
.
Tidak memakan waktu lama sosok yang mereka bicarakan tiba.Langkah Dahyun berlahan mendekati Sana dan juga Jeongyeon.
"ayo pulang" ujar Dahyun seraya mencoba menarik Sana.