Sana terlihat tidak semangat. Mukanya di tekuk sedari tadi. Dia terlihat sangat sedih.
Berkali-kali Ia mencoba menghalau air matanya untuk tidak keluar. Berusaha membentengi air matanya itu dengan mencoba mengalihkan pandangannya ke luar kaca mobil. Dia tidak ingin Jihyo dan Momo yang duduk di depan melihatnya."Apa kau akan terus menangis begini?" Jihyo sudah menyadari. Gelagat aneh gadis itu terlalu mudah dibaca.
Momo yang lagi menyetir pun ikut melihat gadis yang duduk di belakang itu dari spion dalam mobil.
"Tidak bisakah kalian memperpanjang liburan kalian lagi?" Sana bertanya.
"Aigoo.. Kita kan sudah membicarakannya dari semalam" Ucap Jihyo.
"Tapi tetap saja. Aku tidak suka perpisahan begini" Gadis bermarga Minatozaki itu mulai merengek.
"Kalau begitu, kamu ikut kita ke Jepang. Kamu pindah sekolah ke negeri kelahiran mu bersama kami. Bagaimana?"
"Huh? Tidak mungkin. Aku sudah kelas ujian. Tidak bisa pindah"
"Ya udah. Kalau gitu kamu harus relain kita pulang. Kita bisa berjumpa saat liburan lagi"
"Jihyo benar, Sana chan. Kita bisa bertemu lagi nantinya"
"Hm. Baiklah"
.
Beberapa menit pun berlalu. Pesawat Momo dan Jihyo sudah lepas landas menuju Jepang.
Sana pun sudah berada di mobilnya. Dia harus kembali ke sekolah saat ini. Meskipun kesedihan masih membelenggu dirinya. Dia sudah terbiasa dengan kehadiran dua orang itu di apartementnya selama seminggu ini. Tapi ternyata harus dipisahkan waktu yang begitu cepat berlalu.Disekolah, Jam istirahat masih berlangsung. Sana melangkah kakinya. Semua mata memandang dan senyum diberikan saat beberapa siswa menyapa dirinya.
Cekrek..
Sana membuka salah satu pintu kelas. Seketika kericuhan dari kelas itu berhenti seketika. Semua mata tertuju padanya. Tatapan terpesona dan juga bingung dilemparkan."apa Dahyun ada di sini?" Sana bertanya.
"A-Ani sunbae" Salah satu siswa dikelas itu bertanya.
"Oh eonnie?" Chaeyoung terdengar menyapa kala dirinya terbangun dari tidurnya. Suara Sana yang tak asing berhasil mengambil atensinya. "Kenapa kesini?" Dia berjalan mendekati.
"Aku mencari Dahyun"
"A~ tadi dia bilang akan sedikit latihan. Mungkin sekarang sedang mandi sebelum kembali ke kelas" Jelas gadis Son itu.
"Kalau begitu aku pergi dulu. Terima kasih infonya"
Chaeyoung mengangguk kecil sebelum Sana berlalu pergi.
"Sunbae itu siapa?" Pertanyaan dari arah belakang mengambil atensi seisi kelas. Termasuk Chaeyoung yang sedang menutup pintu.
"Heol! Kau sudah seminggu disini. Kau tak mengenalnya?"
"Ani..maksudku..Aku sudah sering melihatnya. Dia kapten cheers kan? Beberapa siswa juga mengaku ngaku sebagai penggemar beratnya. Aku hanya tak paham saja" Jelas gadis bername tag Sin B itu. Yang juga berstatus sebagai siswa baru.
"Singkat saja Sin B-shi" Chaeyoung berucap seraya kembali ke tempat duduknya. "Dia salah satu siswa populer disini. Dan juga kekasih dari Dahyun"
"Mwo? Apa yang kau bicarakan? Mereka belum berkencan" Salah satu temannya berkomentar.
"Memangnya kenapa? Apa kau penggemar salah satu dari mereka?" Chaeyoung balik bertanya.
"Um..aku suka Sana Sunbae" Jawabnya lalu tertawa canggung dan juga malu.
"Ani. Aku yakin mereka sudah berkencan. Sikap mereka selama ini sudah menunjukkan semua itu" Siswa lainnya menanggapi lagi. Dan mereka semua malah berakhir saling memberi komentar soal hubungan kedua gadis populer itu.
"Intinya, kita tak boleh menjadi orang ketiga diantara mereka" Tekan Chaeyoung.
.Di lain sisi, nampak Sana sudah berada di area anak anak club. Lebih tepatnya didepan ruangan anak-anak basket khusus perempuan.
Pintu dibukanya. Tak lupa menguncinya sebelum masuk lebih dalam.
"Dahyunie? Kau disini?"
"Sana? Itu kau?" Suara milik Dahyun terdengar menjawab.
"Oh. Ini aku"
"Kau tunggu disitu. Jangan mendekat. Aku sedang ganti baju"
Tapi tetap saja, peringatan itu bagai angin berlalu buat sigadis Jepang. Langkah Ia lanjutkan dan menemukan gadis Kim itu didepan sebuah loker. Sedang menggunakan kemeja sekolahnya.
Dahyun menoleh ketika merasakan kehadiran seseorang. "Bukannya tadi aku sudah memperingatimu untuk tidak kesini?"
Sana hanya tersenyum kecil seraya mendekati. Dan tanpa menunggu lama, Ia memeluk tubuh yang dari tadi terus memunggunginya itu. Menyentuh kulit perut yang belum tertutup sempurna oleh kemeja sekolah.
"Sana! Jangan macam macam"
"Dahyun~" Nada lesu dan tak bersemangat Sana keluarkan. Membuat Dahyun yang mencoba melepaskan diri menjadi terdiam.
"Ada apa?" Dahyun memutar tubuh demi menatap jelas wajah kakak kelasnya itu. "Yak! Kau habis menangis?" Dahyun bertanya kaget kalau mendapati mata sembab gadis itu.
Sana mengangguk kecil. "Jihyo dan Momo sudah kembali ke Jepang. Aku sangat sedih" Lapornya lalu kembali memeluk lagi
Dahyun menghela nafas. Tapi kali ini, dia membalas pelukan. "Gwencana. Masih ada aku dan yang lainnya yang bakal nemenin kamu disini. Jangan nangis lagi ya?"
Sana mengangguk kecil. Seraya mengeratkan pelukan. Rasanya memang begitu nyaman.
"Gomawo Dahyuna"
"Iya. Jadi lepaskan aku dulu. Aku harus pakai seragamku lagi setelah mandi tadi"
"Bisa begini saja dulu? Aku sudah terlanjur nyaman"
"Tapi... "
"Dahyun~"
"Hah~ iya iya. Lakukan apapun yang kau inginkan"
_Tbc_