chapter 30 ✔

9.5K 541 45
                                    

Langkah kaki beriringan mengitari sungai Han seraya tautan jemari yang saling melekat erat.

Hari ini Dahyun dan Sana memang memutuskan berjalan-jalan di seputaran sungai Han di sore hari.

Tawa canda dari keduanya tidak pernah lepas seiring langkah kaki mereka.

"sayang~" tiba-tiba Sana merengek

Langkah terhenti. Pandangan Dahyun beralih menatap wajah sang istri.

"kenapa? Udah lelah?"

Sana mengangguk sembari mempoutkan bibirnya. Begitu menggemaskan.

Dahyun tersenyum lalu menarik tangan istrinya itu ke sebuah kursi yang tersedia.
Mereka duduk berdampingan.

Sana dengan cepat meletakkan kepalanya di bahu Dahyun, tangannya juga melingkar dengan posesif di lengan sang istri.

"apa kau haus? Mau kubelikkan sesuatu?"
Tanya Dahyun

"tidak. Dan jangan kemana-mana. Tetap disini bersamaku"

Dahyun tersenyum kecil.
Istrinya ini begitu menggemaskan.

Chu~
Ciuman mendarat di puncak kepala Sana.

"aku mencintaimu" ujar Dahyun

"aku juga Kim. Aku sangat mencintaimu" balas Sana

Keduanya tersenyum dalam diam.
Pandangan menatap ke depan. Melihat orang-orang yang juga menikmati sore hari mereka.

"sayang?"

"hm?" Dahyun bergumam

"aku ingin bulan madu secepatnya"

Dahyun terkekeh
"aku juga sayang. Hanya saja, pekerjaan kita berdua tidak bisa ditinggalkan sampai bulan depan"

Sana bergerak, mata menatap Dahyun.
"apa aku resign saja dari rumah sakit dan jadi ibu rumah tangga saja?"

Dahyun terkejut, mata membalas tatapan Sana.
"kau bicara apa sayang? Aku tahu kau mencintai pekerjaanmu. Jangan hanya karena ini kau memilih berhenti. Kita kan masih bisa bertemu sore hari begini. Dan soal bulan madu, kita bisa melakukannya bulan depan"

Sana menghela napasnya.
Punggung disandarkan di sandaran kursi.

"aku tidak tega membiarkanmu selalu tidur sendirian setiap malam karena jadwal shiftku di malam hari"

Dahyun terkekeh.
"aku tidak apa-apa. Jadwal shift malam mu itu tinggal 2 hari lagi bukan? Aku masih bisa menghandlenya"

Sana memeluk Dahyun dari samping. Mendusel-dusel leher sang istri membuat Dahyun tertawa karena merasa geli.

"malam ini aku izin saja. Aku ingin memuaskanmu malam ini" bisik Sana lalu mencium leher Dahyun.

"memuaskanku atau memang karena kau yang ingin dipuaskan olehku malam ini, hm?"

Ciuman di pipi kembali mendarat di pipi Dahyun.
"memuaskanmu sayang, kau ingat janjiku saat di Jepang? Kurasa malam nanti waktu yang tepat" Sana tersenyum menggoda.

Astaga...
Wajah Dahyun merona.

"aku tidak sabar menanti malam nanti kalau begitu" ujar Dahyun

Sana terkekeh.
Istrinya itu benar-benar byun.

Tiba-tiba hujan datang mulai mengguyur Seoul. Titik-titik air jatuh berlahan dan berakhir dengan deras.

Sana dan Dahyun segera berlari kearah mobil mereka.
Di mobil Dahyun segera mengambil handuk kecil yang memang selalu tersedia di mobilnya itu. Dengan telaten dia membersihkan tetesan hujan yang membasahi tubuh istrinya.

Umbrella ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang