chapter 14

4.4K 457 18
                                    

Pagi menyambut menandakan hari baru tlah tiba. Semua orang sudah bersiap menjalankan aktivitas mereka.

Sekolah ternama di Seoul itu juga sudah terlihat dipenuhi oleh kedatangan siswa-siswanya.Belajar seperti biasa, mengikuti ekstrakurikuler, belajar lagi, istirahat dan pulang. Begitulah aktivitas yang selalu terjadi pada siswa.

Hari terus berlanjut, hingga keakraban kedua siswa yang semula saling acuh kini bagaikan lem yang tidak dapat di pisahkan.

Rumor beredar hingga sampai di telinga Sana.

Jangan tanyakan rasanya. Sakit tentu saja!
Sana berusaha berpositif thinking. Selagi Dahyun masih memperhatikannya, orang lain bagaikan semut kecil yang berusaha masuk di antara mereka.

Sana juga tidak pernah mempermasalahkan saat Dahyun tidak mengabarinya beberapa hari yang lalu akibat kepergiannya bersama Sin B.

Sana juga tidak pernah bertanya alasan kenapa dia pergi bersama Sin B dan kenapa bisa melupakannya. Sana mencoba membiarkannya, dia tidak ingin bertengkar dengan sang kapten.

Hingga, ketakutan itu bertambah besar saat Dahyun sudah sering kali tidak mengabarinya dan membatalkan janji mereka seenaknya.
Dan paling yang menyakitkan saat Chaeyoung memberitahunya jika Sin B adalah gadis yang di cari Dahyun selama ini.

"Sana? Kau tidak apa-apa?" Nayeon bertanya saat melihat arah pandang Sana pada sosok si kapten dan juga Sin B yang melewati mereka seperti tidak menyadari keberadaan mereka.

"hm" Sana mengangguk. "aku mau pergi ke belakang sekolah dulu"

"aku ikut yaa.." Pinta Nayeon yang melihat Sana sudah berdiri dari duduknya. Dia tahu sahabatnya itu tidak baik-baik saja.

"tidak perlu Nay. Bukannya kau harus mengurusi OSIS? Kau tenang saja. Aku baik-baik saja" Sana mencoba kuat di hadapan Nayeon.

Nayeon menghembuskan napasnya pelan.
"baiklah. Kalau ada apa-apa, langsung hubungi aku"

"iya"

Sana dan Nayeonpun berpisah di ujung koridor. Sana berjalan dengan tatapan kosongnya. Memikirkan Dahyun membuat dia frustasi.

Rumor juga mulai memanas di telinganya dan tidak sanggup lagi untuk ditampungnya sendiri. Rasanya ingin menangis saja. Dan belakang sekolah adalah tempat yang cocok.

Sana berjalan ke arah taman dan terkejut saat menemukan seseorang duduk di tempat favoritnya.

"permisi, aku boleh gabung kan?" Tanya Sana lembut

Yang ditanya menoleh terkejut. "Su-Sunbae?"

Sana tersenyum. "bukankah sudah ku katakan panggil namaku saja Eunha shi?"

"maaf sun- eh maksudku Sana.."

Sana kembali terkekeh kecil dan langsung mendaratkan bokongnya di samping Eunha teman sekelas Dahyun itu.

"apa ini tempat favoritmu? soalnya ini juga tempat favoritku" ujar Sana

"kalau sunbae, eh maksudku Sana mengijinkanku. Mulai hari ini, tempat ini adalah tempat favoritku juga"

"mulai hari ini?"

Eunha mengangguk. "aku baru tau taman indah ini ada di sekolah kita. Aku benar takjub saat melihatnya"

"aku paham. Tempat ini memang bukan tempat umum yang bisa di masuki siswa lainnya dengan gampang. Singkatnya ini tempat persembunyianku dan kawan-kawanku yang lain dan tak seorang pun boleh ke sini tanpa persetujuanku" ujar Sana sembari menatap pekat Eunha.

"ah! Ma..maafkan aku kalau begitu. Aku akan permisi sekarang"

Sana menahan pergelangan gadis itu. Lalu tersenyum. "aku bercanda. Ini boleh di masuki siapa saja. Jadi Kau juga bisa menggunakan tempat ini"

Umbrella ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang