«dua»|history lesson

902 64 30
                                    

Sesuai janji hari ini hari pertama reynand mengantar adara sampai didepan kelas sahabatnya itu. Karna dari mereka sd mereka selalu satu kelas hanya kelas dua belas ini lah kelas mereka terpisah dan hal itu membuat reynand takut karna kecerobohan yang sering adara perbuat.

"masuk gih" kini mereka berdua telah sampai didepan kelas XII-IPA2. Tentunya ini kelas adara karna kelas reynand sudah terlewat sebelum reynand kekelas adara.

"hehehe... "adara tertawa merasa lucu karena sikap reynand yang protektif terhadapnya. "nanti jam istirahat lo kesini ya jemput gue?" pinta adara.

"iya" reynand mengangguk dan dibalas senyuman oleh adara. "inget lo harus dengerin materi yang dikasih sama guru walaupun gue gak sekelas sama lo, gue punya mata mata. So, jadi lo harus waspada!" reynand memperingati adara.

"iya bawel... Sana lo balik ke kelas lo" adara mengibaskan tangannya.

"gue duluan. Bye" sebelum pergi reynand menyempatkan mencubit pipi adara dan mengacak ngacak rambutnya. Itu sudah menjadi kebiasaan mereka dari kecil, setelah itu reynand melangkahkan kaki menuju kelasnya XII-IPA1.

Setelah sampai didepan kelasnya reynand melihat dion teman sekelasnya dulu kelas sepuluh. Reynand menghampirnya dion.

Dion yang menyadari seseorang duduk disampingnya langsung menengok kearah samping.
"reynand.. Lo sekelas sama gue" kata dion shock yang melihat reynand kembali.

"welcome dion" reynand tersenyum manis dan dibalas tepukan dipundaknya.

"mana adara?" tiba tiba dion menanyakan hal yang sempat reynand pikirkan hari ini.

"dia gak sekelas sama gue. Dia dikelas sebelah" kata reynand datar dan mengambil buku matematika dari dalam tasnya.

"what! Serius lo. Lo gak becandakan, gue rasa ini perlu deh dimasukin dibuku sejarah kalo kelas lo terpisah sama doi" dion tertawa mendapati temannya yang sedang galau berat.

"lebay lo. Lagian gue juga bakal jemput plus anter dia setiap hari itupun juga sampe depan kelas" kata reynand ditengah keasikan nya membuka lembar demi lembar buku matematikanya.

"lo kenapa gak jadian aja sih? Apa ini yang dinamakan frendzone. Kasian kali adara lo gantungin mulu lo kira dia jemuran apa. Jumuran aja kalo digantung bisa ilang gimana perasaan adara kalo dia sama yang lain baru nyesel lo" dion memperingati reynand.

Reynand pura pura acuh namun untuk apa status kalo mereka sahabat saja sudah saling sayang apa harus lebih? Kalo ahkirnya akan berpisah! Bodoh, reynand tidak akan kehilangan sahabat kecilnya itu.

««««»»»»

Kini acara duduk sebangku dengan vania teman sekelasnya waktu kelas sebelas. Gak terlalu buruk dia dipertemukan kembali dengan teman temannya dikelas sepuluh dan kelas sebelas. Tapi tetap saja aneh kalo gak ada reynand.

"lo kenapa?" vania menyenggol sikut adara.

"ehh.. Gakpapa kok" kata adara gugup.

"lo lupa gue tuh dah hafal sama sikap lo. Pasti reynand sicowok kutup itu kan?" kata vania menebak dan vania yakin tebakannya benar.

"maybe.. "adara menidurkan kepala diatas meja dia menggunakan tangannya untuk bertumpu pada meja.

"gue heran sama kalian kenapa gak jadian aja sih" kalimat itu berhasil membuat adara langsung menegakkan duduknya.

"gak akan dan gak mungkin!" kata adara menghedikkan bahunya.

"why?" tanya vania to the point.

"kepo yaaa" adara tersenyum mengejek vania yang terlihat penasaran dengan hubunganya.

Tiba tiba seorang guru masuk dengan membawa buku cetak sejarah. Mungkin ini hari buruk buat gue! Oke sejerah gue benci itu. Udah tau itu zaman bahula masih aja dibahas sampai zama now. Mau tidak mau adara harus mengikuti pelajaran sampai jam selesai. Dan sialnya kenapa harus gue yang pertama kali dapet pertanyaan tentang zaman megantropus dan sejenisnya.

Desahan berat keluar dari bibir adara. "huftt... Saya bu." tanya adara memastikan apakah dia yang mendapat pertanyaan.

"iya kamu, coba jelaskan bagaimana sejerah mulainya zaman megantropus itu ada?" tanya guru itu meminta jawaban apa yang akan disampaikan adara.

"Coba ada lo disini rey pasti lo yang bakal bantuin gue. Please, tolong gue sekarang siapa pun!" Batin adara namun sia sia malaikat penolongnya sudah jauh darinya jadi dia harus berusaha sendiri.

"ehmm.. Saya.. Ehmm.. Saya.. Ehmm-" adara gugup ditambah lagi guru itu menegurnya.

"kamu ngomong apa sih. Ehmm..saya.. Ehmm.. Saya. Bilang aja kamu gak tau!" guru itu mengulangi kata kata adara dan menirukan cara bicaranya pula.

"hehehe.. Iya bu, saya gak tau" adara ketawa dan mengaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"baiklah karena ini hari pertama saya mengajar dikelas ini kamu saya kasih keringanan tapi tidak untuk besok. Silakan kamu duduk kembali" perintah guru itu dan dibalas anggukan oleh adara.
Untung dewi fortuna masih dipihaknya.

Kringg..
Bel istirahat dijam pertama yang ditunggu tunggu akhirnya datang. Adara langsung memasukan semua buku kedalam tas dan menunggu reynand menjemputnya. Bukan lebay atau apa ya, tapi karna reynand sudah janji ya harus ditepati!

"dara, pengeran lo dah dateng tuh" vania menunjuk kearah pintu. Dan benar reynand sudah menyenderkan bahu ketembok dan tersenyum ramah kepada murid lain yang menyapanya.

"hehehe.. Yaudah gue duluan ya" pamit adara dan dibalas anggukan kepala oleh vania.

Adara berjalan menghampiri reynand.
Reynand yang melihat muka suntuk adara langsung mengkerutkan dahinya.
"kenapa muka lo" tanya reynand.

"sumpah ya baru hari pertama tapi gue udah gak mood" adara mengadu kepada reynand udah kayak adik yang mengadu kepada sang kakak.

"kenapa?" tanya reynand ditengah perjalanan mereka menuju kantin kelas XII. Yap mereka memiliki tiga kantin satu kantin untuk kelas X satu kantin untuk kelas XI dan satu kantin untuk kelas XII.

"lo tau gak baru hari pertama gue udah berhadapan sama yang namanya sejarah. Dan paling sial nya gue yang pertama kali dikasih pertanyaan sama tuh guru" kata adara setelah itu duduk dikursi yang cukup strategis menurut mereka.

"yaudah nanti gue ajarain sampe lo bisa. Sekarang lo harus makan, lo mau pesen apa biar gue beliin" reynand mengelus sekilas puncak kepala adara.

"huaww.. Tumben baik" adara menatap menyelidik kearah reynand.

"mau atau engak!" reynand hendak berdiri namun tangannya dicekal oleh adara.

"batagor satu sama jus alpukat" kata adara tersenyum setelah itu melepas cekalan pada tangan reynand

Reynand balik ke meja nya dengan membawa dua mangkuk batagor satu jus alpukat dan satu minuman bersoda miliknya.

"makasih reynand yang ganteng plus baik hati pula" kata adara lalu menyendokkan satu batagor kedalam mulutnya.
Namun tiba tiba sendoknya terjatuh, tangannya terasa berat. Hal itu langsung menjadi pusat perhatian reynand.

"lo kenapa? Ada yang sakit" tanya reynand panik.

"engak kok.. Tangan gue cuman kram aja" lalu adara berusaha mengambil sendok itu lagi namun usahanya gagal lagi lagi sendok itu terjatuh.

Reynand yang melihat itu tidak tinggal diam dia mengambil alih mangkok adara dan menyuapkan satu sendok bator kearah adara.

"buka mulut lo" reynand memasukan sendok kearah mulut adara. Adara tidak keberatan reynand melakukan itu kepadanya dia berterimakasih mendapat sahabat sebaik malaikat penolongnya ini.

Adara|{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang