«tigabelas»|Cake

449 32 6
                                    

Adara tersenyum miris menatap pantulan wajahnya pada kamera handphonenya. Wajahnya terlihat sangat pucat namun tidak menjadi penghalang untuk memancarkan pesona cantik yang adara punya.

"vania"

"kenapa dar? Lo butuh apa." tanya vania dengan sigap jika adara membutuhkan bantuan.

"hehehe... Semangat amat mbak-nya. Cuman mau nanya muka gue pucet banget ya? Terus gue masih cantik gak?" tanya adara yang masih sibuk memandangi wajahnya pada kamera handphonenya.

"cantik kok. Ehh.. Engak deh" ralat vania dengan cepat membuat adara mengerutkan dahinya.

"kenapa?"

"soalnya masih cantikan gue, hehehe..." vania mengibaskan rambutnya kebelakang mengikuti iklan shampo yang ada ditelevisi.

"adara! Gue inget sesuatu." kata vania heboh membuat adara menjadi kaget dan melotot kearahnya. vania hanya membalas dengan cengengesan.

"apa?" tanya adara penasaran apa yang akan dikatakan vania.

"kemarin waktu lo gak masuk ada yang nyariin lo. Sumpah ya tuh cowok gantenggg banget gila mirip zayn malik. Gue aja sampai gak kedip liatnya! Gue jarang sih liat dia di star hing school kayaknya sih anak baru. Pas gue baca nemtek nya kalo gak salah Namanya adim ehh bukan adam ehh bkn siapa sih! Oh ya agam! Iya gue inget banget agam namanya." sorak gembira vania.

"ngapain dia nyariin gue" keki adara yang mendengar nama agam disebut oleh vania barusan.

"mana gue tau" vania mengangkat kedua bahunya. "by the way lo kenal cowok ganteng itu"

"gak sengaja ketemu" adara mengangguk sekilas.

"kenalin gue sama dia dong" bujuk vania memohon.

"apa sih lo kok jadi alay gini sih, gue kasih tau sama lo tampang dia sih oke. Tapi-" adara menggantung ucapannya.

"tapi apa?" tanya vania tidak sabar.

"but he's psycho!" adara menusuk buah apel dengan penuh hasrat nafsu membuat vania bergidik ngeri.

Seorang suster masuk membuat vania dan adara menghentikan acara berbincangnya.

"maaf nona adara bagaimana keadaan anda sekarang?" tanya suster itu.

"baik sus" adara tersenyum ramah.

"sekarang waktunya kita ganti cairan infus ya." suster itu melepas jarum yang melekat pada tangan adara dan mengantinya dengan cairan infus yang lain.

"makasih sus" kata adara tersenyum walaupun menahan Rasa nyeri pada tangannya.

Suster itu tersrnyum dan keluar dari ruangan adara. Vania menghampiri adara dan tersenyum. Vania dapat melihat luka yang sangat dalam yang adara rahasiakan pada semua orang, dan dapat dipastikan sekarang adara sedang menahan rasa sakit pada seluruh tubuhnya. Vania memeluk adara dan tanpa izin cairan bening secara cepat keluar dari pelupuk mata vania.

"sebenarnya lo sakit apa dar" vania semakin terisak.

"hehehe.. I'm okay, I'm fine. the proof is that I can still smile." adara mencoba menenangkan vania yang semakin terisak dalam pelukannya namun adara juga tidak mau terlihat lemah didepan teman temannya.

««««»»»»

Agam membuka matanya perlahan Cahaya lampu ruangan yang terang seketika membuatnya kembali menutup mata. Beberapa detik ia mencoba untuk membuka matanya lagi.

Mimpi itu lagi..

Agam seolah kembali diajak untuk mencari tau siapa dia. Kenapa dia selalu hadir dalam mimpinya. Siapakah dia sebenarnya! Siapakah adara. Kenapa dia selalu ada dalam mimpinya.

Adara|{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang