«satu»|Adara fredella ulani

2.3K 88 51
                                    

Akhirnya setelah sekian lama berdiam diri dirumah sudah waktunya untuk kembali lagi kesekolah setelah kenaikan kelas kemarin.
Iyap! Sekarang dia sudah duduk dikelas XII. Akhirnya kini statusnya benar benar menjadi senior.

"gila hormat banget sih gue" adara bergumam sendiri membayangkan pikirannya yang sudah tidak jelas lagi.
Adara segera berjalan kearah walk in closed untuk mengambil seragam putih abuabu yang dipastikan kini sudah menjadi baru.

Dia menatap pantulan dirinya dari arah cermin setelah itu dia terkekeh geli. Mau sampai wirosableng reonian sama gatotkoco juga gak akan ada yang berubah.
Setelah merasa semuanya beres dia turun kelantai bawah untuk menemui muminya.

Wait. Oke gue belum kenalin mumi gue, okeoke pesti kalian bingung kan kenapa gue manggilnya mumi bukan mama, moms, atau apalah sejenisnya. Iya gue memberi sebutan itu karena gue mau. Lucu aja sih, kan cari yang beda gitu.

"morning mumi" adara mencium pipi mumi nya yang sedang mengoleskan selai kacang pada roti tawar kesukaan nya.

Lina menatap putrinya. Tak heran, setiap hari anaknya itu akan terus menggodanya "kamu kira mama ini mumi apa?" setelah mengatakan itu lina memberi roti keatas piring adara.
"hehehe.. "adara terkekeh kecil.
"mumi kayak baru pertama kali aja deh dipanggil gitu" adara memasukan roti kedalam mulutnya.

"terserah deh" lina mengacuhkan pernyataan Putrinya itu dan adara tertawa bangga atas kemenangannya tidak sulit membuat mumi nya menyerah.

Ting Tong..
Suara bel rumah menghentikan acara makan yang sempat tertunda oleh adara.

"tuh pangerannya udah jemput" kini gantian lina yang mengoda anaknya itu.

"apa sih mumi, cuman sa-ha-bat" adara mengerucutkan bibirnya.

"oh sahabat ya.... Tapi kok blushing gitu sih" lina tertawa melihat anaknya gugup seketika.

"ihh... Engak siapa yang blushing. Yaudah kasian reynand, aku mau kedepan dulu" lalu adara meninggalkan meja makan untuk menyambut kedatangan sahabatnya itu.

Adara berjalan kearah pintu dan segera membuka nya. Dia melihat laki laki berbadan tinggi dengan wajah tampan berhati malaikat tersenyum kepadanya. Hingga sebuah suara menyadarkan nya dari lamuan.

"gue tau gue ganteng gak usah diliatin terus kali" raynand menaik turunkan alisnya.

"idihh.. Ganteng? Ganteng begini gimana jeleknya lo" adara memutar bola matanya dengan malas.

"bilang ganteng kek biar gue bahagia" reynand memelaskan mukanya membuat siapapun yang melihat ingin tertawa.

"tiap hari hidup lo udah ngenes kali. Udah takdir mungkin" adara tertawa sampai perutnya terasa sakit.

Raynand menjitak kepala adara dan melototkan matanya "gak usah nebeng lo" ketus raynand.

Seketika tawa kecil dari mulut adara terhenti dan berganti dengar ekspresi panik."ehh.. Jangan ngambek dong. Gitu aja marah sih" adara merayu raynand agar dia diberi tumpangan.

"gak mempan" raynand membuang mukanya dari hadapan adara.

"raynand kok lo gitu sih.. Kalo gue gak sama lo gue sama siapa? Terus lo tega nyuruh gue naik angkutan umum terus gue telat dihari pertama gue duduk dikelas dua bekas... ehh dua belas... Lo mau reputasi sahabat lo yang cantik ini rusak didepan junior barunya. Terus-" adara menghentikan ucapannya karna raynand membalikan badan.

"buruan ambil tas lo" tetap dengan tatapan datar.
Tapi gue yakin raynand gak seratus persen marah buktinya dia gak tega ninggalin gue sendiri.

Adara segera mengambil tasnya yang tertinggal dimeja makan dan segera lari menghampiri raynand.

"ayo berangkat" adara mengandeng lengan raynand. Tapi raynand menahan nya.
Adara menatap raynand bingung.

"lo mau jadi anak durhaka hah, sekolah gak pamitan percuma ilmu yang lo dapet selama sembilan jam kedepan. Lo mau belajar sia sia udah kaya prasasti hidup" omel raynand yang menemukan satu kesalahan adara.

Oke.. Raynand paling anti kalo adara buat kesalahan dia pesti bakal ceramah panjang kali lebar dibagi keliling terus dikurangi kuadrat plus ditambah pake emosi. Udah kayak ibu kost-an yang nagih uang tagihan yang telat bayar.

Adara mengaruk kepalanya yang tidak gatal dan tertawa tidak jelas.
Adara melihat muminya berjalan mendekat. Oh, sungguh muminya seakan tau hidup putrinya diambang kehancuran.

"mumi kita berangkat dulu ya. Assalammualaikum" adara mencium punggung tangan lina. Setelah itu disusul raynand dia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan adara barusan.

"wa'alaikummusalam, kalian hati hati ya. Raynand mumi titip adara ya. Jaga dia baik baik, kalo bandel jewer aja kupingnya atau mau kamu apain seterah yang penting dia gak nakal disekolah nanti" kata lina menasehati raynand.

"siap bigbos, kita berangkat mumi" raynand memang memanggil lina dengan sebutan mumi karna dia sudah mengangap lina sebagai bunda keduanya.

Raynand dan adara naik kedalam mobil sport milik reynand. setelah itu terjadi keheningan didalam mobil. Hingga adara memecahkan keheningan.

"rey mana motor lo? Kok bisa ganti mobil sih" kini adara menghadapkan wajahnya agar dapat melihat wajah reynand.

"ganti" singkat. Oke!

"oh.. Atau lo ganti mobil keren kayak gini biar junior pada kesemsem sama lo ya..? "tanya adara lebih tepatnya menuduh sihh.

"maybe" oke ini orang emang irit banget ngomongnya.

Adara kini menghadapkan wajahnya kearah jendela tapi bukan untuk melihat keadaan sekitar tapi untuk menghindari tatapan reynand.

"gue ganti mobil karna nilai rapor gue bagus dan angep aja ini bonus plus hadiah dari bonyok dan tentunya biar sahabat gue ini gak kepanasan tiap hari" walaupun gak singkat lagi ngomongnya tetep aja masih flat banget.

Adara hanya mengangukkan kepalanya. Kini mereka berdua telah sampai disekolah. Reynand memarkirkan mobilnya dideretan mobil murid lain. Setelah itu adara keluar dari mobil dan disusul oleh reynand.
Kini mereka berjalan kearah mading untuk melihat nama mereka. Setelah menemukan mading adara mencoba mencari namanya. Shit! Gue gak sekelas sama reynand. Reynand langsung dapat menebak apa yang sedang difikirkan adara sekarang.

"udah gakpapa. Tiap hari gue akan antar lo sampe depan kelas terus gue juga bakal nunggu lo pulang didepan kelas lo juga" kata reynand menatap adara.
Muka bete yang adara pasang beberapa menit lalu langsung berubah ceria. Tanpa dia cerita reynand memang langsung peka.

Adara|{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang