«empatbelas»|Pulang kerumah

424 29 2
                                    

Adara menghembuskan nafasnya yang ketiga kalinya setelah hampir lima belas menit.

Lina sudah duduk disamping adara dan menatap putrinya dengan datar.

"kamu masih marah sama mumi" tanya mumi.

"engak" jawab adara singat namun pelan.

"ini demi kamu sayang, kamu harus sembuh. Jadi kamu engak boleh pulang sekarang" kata mumi memperingati.

"iya, adara tau kok mumi" adara mengangguk dan mencoba pasrah.

Mumi mengeluarkan semua baju adara dari laci tempat mumi menyimpan semua keperluan adara.

"mumi...kenapa baju adara dikeluarin semua?" tanya adara kebingungan. Apa mumi akan memecatnya menjadi seorang anak.

Mumi menatap putrinya dengan kasih sayang perlahan tangan mumi mengelus lembut pipi adara.

"kamu mau kita pulangkan sayang, mumi akan izinkan. Tapi kamu janji kamu harus sembuh"

Adara senang bukan main. Dia langsung memeluk mumi dan berterimakasih karena mumi sangat tau apa yang dia inginkan.

"Thank you, you are the best mom I have ever known, I love you so much you love me" adara semakin mengeratkan pelukannya.

"Mom also loves you babe. keep smiling and happy. mom loves you all my life" mumi mengecup puncak kepala adara.

Seseorang tersenyum melihat keakraban antar ibu dan anak didepannya ini.

"permisi tante" sapa agam ramah.

"ehh, ada tamu. Maaf ya tante gak tau, sini nak" lina mempersilakan agam untuk mendekat.

Agam berjalan mendekat kearah lina yang tersenyum ramah kepadanya, agam mencium punggung tangan lina dan mengucapkan salam.

"siang tante" sapa agam ramah.

"siang agam, pasti mau jengukin adara ya?" tebak mumi.

"tante salah agam bukan mau jengukin adara tapi mau culik adara kalo diizinin sih, hehehe..." adara membelalakan matanya tak percaya agam bisa bertingkah konyol seperti ini.

"ngapain lo kesini" kata adara ketus.

"dara, mumi gak pernah ajarin kamu buat engak sopan sama tamu ya" kata mumi yang sudah menatap adara dengan tatapan tajamnya.

Sedangkan agam kini sedah tersenyum miring. Dasar penjilat! Jadi ini triknya untuk membuat mumi memarahinya. Adara menatap jengkel agam yang carmuk didepan mumi.

Drett.. Drett..

Bunyi ponsel lina membuat tatapan adara pada agam harus terputus kini fokus kembali teralih pada muminya yang sedang membaca pesan. Entah dari siapa itu numun adara yakin pesan itu sangat penting karena setelah menerima pesan mumi terlihat gelisah.

"dara, kayaknya mumi gak bisa antar kamu pulang kerumah karena mumi ada meeting mendadak. Kamu bisa pulang sendirikan?" tanya mumi terlihat sangat bersalah namun adara tau mumi adalah tulang punggung keluarganya jadi adara akan memahami semua itu.

"iya, gakpapa kok mi" adara tersenyum walaupun mumi tau adara sorot kecewa dalam mata adara itu semua sangat terlihat.

"tante kalo boleh agam bisa kok anterin adara pulang." sontak perkataan agam memuat adara mendelikan mata kearahnya.

"kamu yakin, apa engak ngerepotin kamu" tanya lina memastikan.

"engak sama sekali" agam mengeleng dan tersenyum sangat manis sangking manis adara sampai ingin muntah.

Adara|{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang